Jumat, 07 Februari 2020

MENGOLOK-OLOK DAN BERSENDA GURAU TERHADAP AGAMA ALLAH, APA JADINYA?


Assalamualaikum, wah sudah lama sepertinya aku tidak menulis tulisan tentang kajian agama ya. Sebenarnya ada beberapa materi kajian yang siap untuk kubagikan, tapi ke(sok)sibukanku di dunia nyata lagi-lagi menyita waktu menulisku.

Oke, karena ini hari Jumat, maka akan membagikan materi kajian yang bertema  ‘Mengolok-Olok Dan Bersenda Gurau Terhadap Agama Allah’. materi kajian agama kali ini dipandu oleh Ustaz Subhan yang menukil dari kitab Nawakidhul Islam, yaitu kitab yang menjelaskan hal-hal apa saja yang menjadi pembatal-pembatal keislaman seseorang.

Dijelaskan oleh Ustaz Subhan, bahwa salah satu pembatal keislaman seseorang aalah karena menjadikan agama Allah sebagai bahan olok-olok.  Akhir-akhir ini memang banyak sekali dijumpai orang-orang yang menjadikan agama Allah yang suci ini sebagai bahan guyonan atau permainan. Secara sadar atau tidak, kadangkala kita menemukan olok-olokan tentang agama Islam baik di dunia maya (sosial media) maupun di dunia nyata.

Lalu bagaimana hukumnya jika sesorang tersebut mengolok-olok atau bersenda gurau terhadap agama Allah? jawabannya sudah pasti berdosa, dan lebih parahnya, syahadat yang telah diucapkan seorang hamba tersebut akan batal (menjadi kafir). Astaghfirullah, nauzubillahiminzalik ya teman-teman. 

Dikisahkan di zaman  Rasulullah, ada seorang lelaki yang berada di dalam sebuah majelis bersama para sahabat Rasul, dan Rasul kebetulan tidak berada di sana. Kemudian lelaki tersebut berkata di hadapan para sahabat yaitu, “ Tidaklah aku melihat semilsal mereka yang membaca Al Quran, namun perut mereka buncit , lisan mereka selalu berdusta, dan mereka pengecut ketika berada di medan perang.”

Lalu Abdullah bin Ummar menjawab perkataan orang tersebut dengan, “Omonganmu itu dusta dan kamu adalah seorang munafik. Sungguh ucapanmu akan kusampaikan kepada Rasulullah.”

Dan karena itulah Allah menurunkan firman-Nya dalam Al Quran surat At-Taubah ayat 65-66.

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" (At-Taubah: 65)

“Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (At-Taubah: 66)

Bahkan pernah suatu kali Rasulullah mendoakan kejelekan pada orang yang telah menaruh kotoran di punggung beliau tatkala beliau salat. Beliau meminta kepada Allah agar orang tersebut meninggal karena diterkam hewan buas. Dan dikabulkanlah doa beliau oleh Allah azza wa jalla. Jadi berhati-hatilah jika akan menggunakan agama Allah sebagai bahan senda gurau.

Adapun intisari yang dapat kita ambil dari Al Quran surat At-Taubah ayat 65-66 adalah:
1.    Bahwa Allah adalah Al Alim, yaitu Zat yang Maha Mengetahui apapun yang terjadi di atas bumi. Seperti yang tertulis di dalam Al Quran Surat Hud ayat 123.
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang gaib di langit dan di bumi dan kepada-Nyalah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (Hud: 123)
2.    Bahwa hukum Rasulullah adalah hukum Allah. Sebagai umat yang beriman kepada Allah dan RasulNya, sudah sepatutnya kita mentaatinya. Kita tidak boleh memilah atau memilih salah satu dari hukum ketetapan tersebut karena itu adalah satu kesatuan. Jika kita taat kepada Allah secara otomatis kita harus taat kepada Rasulullah, dan jika tidak mentaati salah satunya maka tidak akan sempurna agama kita.
3.    Pentingnya menjaga lisan seseorang. Jika seseorang tidak mampu mengucapkan hal-hal yang baik, alangkah indahnya jika seseorang tersebut diam.

Ada beberapa penyebab seseorang menjadikan agama Allah sebagai bahan olok-olokan. Diantaranya adalah :
1.    Karena hasad atau iri yang timbul dalam dirinya.
2.    Karena bodoh. Yaitu orang yang mengaku Islam, namun dia tidak mengetahui hukum-hukum syariat agama.
3.    Karena kebencian terhadap agama Allah dan dia tampakkan kebenciannya dalam bentuk perilaku.
4.    Karena seseorang itu menyerupai orang kafir. Maka dari itu kita sebagai muslim dilarang untuk meneladani orang-orang kafir.
5.    Karena sebab dunia dan perhiasannya. Maka dari itu, janganlah hanya mengejar dunia saja, ingatlah juga kehidupan akhirat. Karena sejatinya, kehidupan yang sesungguhnya adalah kelak di akhirat.

Jadi, janganlah pernah sesekali mengolok-olok atau menjadikan agama Allah sebagai candaan, karena akan menjadikan orang tersebut kafir. Ingatlah bahwa Allah selalu mengawasi segala perbutan kita di dunia. Akan ada malaikat-malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia. Berbuatlah baik semampu kita, jauhi maksiat, dan selalu mengingat Allah dimanapun dan kapanpun. Wallahualam.

1 komentar:

  1. Kakean ngomong agama.. akeh2 e ga dilakoni... Ujung2 mek iso ngajari gak dilakoni.. alis jarkoni 🙈🙈

    Suwe2 grai kafir.. kakean fikiran 🙈🙈

    Sugeng dalu kakak 🙇 sungkem wolak walik

    BalasHapus