Assalamualaikum, wah
sudah lama sepertinya aku tidak menulis tulisan tentang kajian agama ya. Sebenarnya
ada beberapa materi kajian yang siap untuk kubagikan, tapi ke(sok)sibukanku di
dunia nyata lagi-lagi menyita waktu menulisku.
Oke, karena ini hari
Jumat, maka akan membagikan materi kajian yang bertema ‘Mengolok-Olok Dan Bersenda Gurau Terhadap
Agama Allah’. materi kajian agama kali ini dipandu oleh Ustaz Subhan yang
menukil dari kitab Nawakidhul Islam, yaitu kitab yang menjelaskan hal-hal apa
saja yang menjadi pembatal-pembatal keislaman seseorang.
Dijelaskan oleh Ustaz
Subhan, bahwa salah satu pembatal keislaman seseorang aalah karena menjadikan
agama Allah sebagai bahan olok-olok. Akhir-akhir
ini memang banyak sekali dijumpai orang-orang yang menjadikan agama Allah yang
suci ini sebagai bahan guyonan atau permainan. Secara sadar atau tidak,
kadangkala kita menemukan olok-olokan tentang agama Islam baik di dunia maya
(sosial media) maupun di dunia nyata.
Lalu bagaimana hukumnya
jika sesorang tersebut mengolok-olok atau bersenda gurau terhadap agama Allah?
jawabannya sudah pasti berdosa, dan lebih parahnya, syahadat yang telah
diucapkan seorang hamba tersebut akan batal (menjadi kafir). Astaghfirullah,
nauzubillahiminzalik ya teman-teman.
Dikisahkan di zaman Rasulullah, ada seorang lelaki yang berada di
dalam sebuah majelis bersama para sahabat Rasul, dan Rasul kebetulan tidak
berada di sana. Kemudian lelaki tersebut berkata di hadapan para sahabat yaitu,
“ Tidaklah aku melihat semilsal mereka yang membaca Al Quran, namun perut
mereka buncit , lisan mereka selalu berdusta, dan mereka pengecut ketika berada
di medan perang.”
Lalu Abdullah bin Ummar
menjawab perkataan orang tersebut dengan, “Omonganmu itu dusta dan kamu adalah
seorang munafik. Sungguh ucapanmu akan kusampaikan kepada Rasulullah.”
Dan karena itulah Allah
menurunkan firman-Nya dalam Al Quran surat At-Taubah ayat 65-66.
“Dan jika kamu tanyakan
kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan
manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main
saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya
kamu selalu berolok-olok?" (At-Taubah: 65)
“Tidak usah kamu minta
maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu
(lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain)
disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (At-Taubah: 66)
Bahkan pernah suatu
kali Rasulullah mendoakan kejelekan pada orang yang telah menaruh kotoran di
punggung beliau tatkala beliau salat. Beliau meminta kepada Allah agar orang
tersebut meninggal karena diterkam hewan buas. Dan dikabulkanlah doa beliau
oleh Allah azza wa jalla. Jadi berhati-hatilah jika akan menggunakan agama
Allah sebagai bahan senda gurau.
Adapun intisari yang
dapat kita ambil dari Al Quran surat At-Taubah ayat 65-66 adalah:
1. Bahwa
Allah adalah Al Alim, yaitu Zat yang Maha Mengetahui apapun yang terjadi di
atas bumi. Seperti yang tertulis di dalam Al Quran Surat Hud ayat 123.
“Dan
kepunyaan Allah-lah apa yang gaib di langit dan di bumi dan kepada-Nyalah
dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah
kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (Hud:
123)
2. Bahwa
hukum Rasulullah adalah hukum Allah. Sebagai umat yang beriman kepada Allah dan
RasulNya, sudah sepatutnya kita mentaatinya. Kita tidak boleh memilah atau
memilih salah satu dari hukum ketetapan tersebut karena itu adalah satu
kesatuan. Jika kita taat kepada Allah secara otomatis kita harus taat kepada
Rasulullah, dan jika tidak mentaati salah satunya maka tidak akan sempurna
agama kita.
3. Pentingnya
menjaga lisan seseorang. Jika seseorang tidak mampu mengucapkan hal-hal yang
baik, alangkah indahnya jika seseorang tersebut diam.
Ada beberapa penyebab
seseorang menjadikan agama Allah sebagai bahan olok-olokan. Diantaranya adalah
:
1. Karena
hasad atau iri yang timbul dalam dirinya.
2. Karena
bodoh. Yaitu orang yang mengaku Islam, namun dia tidak mengetahui hukum-hukum
syariat agama.
3. Karena
kebencian terhadap agama Allah dan dia tampakkan kebenciannya dalam bentuk
perilaku.
4. Karena
seseorang itu menyerupai orang kafir. Maka dari itu kita sebagai muslim
dilarang untuk meneladani orang-orang kafir.
5. Karena
sebab dunia dan perhiasannya. Maka dari itu, janganlah hanya mengejar dunia
saja, ingatlah juga kehidupan akhirat. Karena sejatinya, kehidupan yang
sesungguhnya adalah kelak di akhirat.
Jadi, janganlah pernah sesekali
mengolok-olok atau menjadikan agama Allah sebagai candaan, karena akan menjadikan
orang tersebut kafir. Ingatlah bahwa Allah selalu mengawasi segala perbutan
kita di dunia. Akan ada malaikat-malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.
Berbuatlah baik semampu kita, jauhi maksiat, dan selalu mengingat Allah
dimanapun dan kapanpun. Wallahualam.
Kakean ngomong agama.. akeh2 e ga dilakoni... Ujung2 mek iso ngajari gak dilakoni.. alis jarkoni 🙈🙈
BalasHapusSuwe2 grai kafir.. kakean fikiran 🙈🙈
Sugeng dalu kakak 🙇 sungkem wolak walik