Kamis, 31 Oktober 2019

BIOGRAFI SANG PJ KECE DARI LONDON. "SILVANA : LITERASI ADALAH PASSION BARUKU"

Bukan sekedar basa basi.
Biografi ini aku dedikasikan untuk teman sekolahku di bangku SMP dan SMA yang hingga saat ini kami masih berteman baik. Dari bujuk rayu dia juga, aku mencoba untuk mengikuti kelas menulis One Day One Post. Kukira aku takkan berhasil untuk sampai pada pekan-pekan terakhir. Sebagai syarat kelulusan, kami para peserta ODOP harus memenuhi 2 tantangan akhir, salah satunya adalah menulis biografi peserta ODOP atau  PJ. Sebagai bentuk rasa terimkasihku kepadanya, aku memilih untuk menulis biografi sang PJ dari kelompok London. Tak lain dan tak bukan, dialah Silvana Devinta Sari. Semoga tulisan biografi ini bisa mengantarkanku ke pintu gerbang kelulusan ODOP.

***

“Saya bersemangat dan penuh dedikasi untuk mengembangkan karier di bidang kepenulisan. Dunia literasi adalah passion baru bagi saya dan takkan berhenti belajar untuk meningkatkan kemampuan saya di bidang ini."

-SILVANA DEVINTA SARI-


sumber : instagram @lunamaya

KELAHIRAN SANG BUNGA

Mentari pagi yang hangat di bulan Maret baru saja menampakkan diri di ufuk timur. Kehangatan sinarnya seakan ingin menyambut kehadiran jiwa-jiwa yang baru saja dilahirkan ke dunia. Ya, di hari itu tepatnya tanggal 14 Maret 1983, seorang bayi mungil baru saja hadir di tengah-tengah keluarga yang menantikannya.

Silvana Devinta Sari, adalah nama yang disematkan pada bayi cantik itu oleh kedua orangtuanya. Putri kedua dari pasangan Ibu Anny Hernawang Srihastuti dan Bapak Bagus Hariadi lahir secara normal, sehat, dan tanpa kekurangan suatu apapun di Rumah Sakit Gatoel kota Mojokerto.

Karena nama adalah doa dan pengharapan orangtua, nama yang dia sandang juga memiliki arti yang mendalam. Harapannya kelak bayi kecil ini akan tumbuh menjadi wanita yang anggun , cantik, dan mampu menebarkan aura mewangi laksana bunga.


MASA SEKOLAH PENUH WARNA

Wanita 36 tahun yang akrab disapa Silvana, tumbuh di lingkungan keluarga yang harmonis bersama sang kakak. Kasih sayang orangtuanya tercurah kepada dua bersaudara ini. Masa-masa kecil yang bahagia dan masa-masa remaja yang penuh warna ia habiskan di kota yang terkenal dengan kue onde-onde, Mojokerto.

Jenjang sekolah dasar, Silvana tempuh di SDK Tunas Nusa Harapan. Setelah enam tahun mengenyamnya, dia melanjutkan sekolahnya di salah satu SMP favorit yaitu SMPN 1 Kota Mojokerto. Berlanjut ke jenjang sekolah menengah atas, lagi-lagi SMA favorit berhasil dia masuki yaitu di SMAN 1 Sooko Kabupaten Mojokerto.

Semua jenjang pendidikan dari SD sampai dengan SMA Silvana lakoni dengan mulus. Tidak ada nilai-nilai rapor yang mengecewakan di tiap catur wulannya.

Semasa penjurusan di SMA, dia lebih memilih mengambil jurusan IPS dibandingkan IPA. Bukan tanpa sebab, dia ingin mengejar impiannya untuk berkuliah di jurusan Hubungan Internasional yang sudah ia pupuk semenjak di bangku kelas 2 SMA.


MERANTAU UNTUK MENGEJAR IMPIAN

Selepas SMA, Silvana yang telah melalui masa sweet seventeen tetap ingin melanjutkan impiannya untuk berkuliah di jurusan HI. Dia berhasil melalui tes UMPTN (SBMPTN kalau jaman now) yang ketat di tahun 2001. Tak sia-sia usahanya untuk belajar dan berdoa dengan tekun agar diterima di sana, dengan menyisihkan hampir ribuan peserta UMPTN.

Silvana akhirnya melenggang sebagai mahasiswi jurusan Hubungan Internasional di salah satu universitas terbaik di Indonesia, Universitas Airlangga Surabaya. Lima tahun waktu yang dia tempuh untuk menyelesaikan studinya. Tepatnya  di tahun 2006 Silvana berhasil menyandang gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP).

Tak butuh waktu lama bagi Silvana yang baru saja lulus S1 untuk mendapatkan pekerjaan. Dia diterima bekerja sebagai tutor Bahasa Inggris di Atma English Course Surabaya. Tak tanggung-tanggung, dia tidak hanya menjadi pengajar, dia juga bertindak sebagai pengembang materi pembelajaran, penyusun buku penunjang pengajaran, pelatih reguler bagi para tutor, event fasilitator, dan editor tabloid kursus Atma English Course.

Namun mendung tiba-tiba menyelubungi kebahagiaan keluarga Silvana. Di tahun 2008 sang ibunda tercinta berpulang ke Rahmatullah karena sakit. Dia kehilangan seorang sosok yang di setiap untaian doa yang dipanjatkan kepada Sang Khalik selalu mustajab. But life must go on. Dia tidak mau terpuruk terlalu dalam karena ketiadaan sang bunda. 

Di tahun 2010, Silvana berkesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2. Dia mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Widya Mandala Surabaya. Tiga tahun waktu yang dia butuhkan untuk menyelesaikannya, yaitu di tahun 2013 Silvana sukses memperoleh gelar Magister Pendidikan Bahasa Inggris (M.Pd).


LITERASI SEBAGAI TERAPI

Sebenarnya Silvana sudah mencintai dunia literasi sedari dulu.  Hobi di kala senggang tak jauh-jauh dari buku. Entah dia habiskan dengan membaca, menulis, atau berkorespondensi. 

Silvana adalah penggemar karya-karya Pramoedya Ananta Toer. Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Cerita Dari Digul merupakan buku-buku karya Pramoedya Ananta Toer yang jadi favoritnya. Buku lain yang dia sukai adalah Orang-Orang Biasa karya Andrea Hirata, dan Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan.

Ketertarikannya pada bahasa juga sudah dia tunjukkan semenjak kecil. Tak heran jika Silvana muda sudah menguasai bahasa Inggris dengan baik. Ia melakukan banyak korespondensi dengan teman-temannya dengan berbahasa Inggris serta berinteraksi dengan para bule di chat room via internet. 

Wanita yang telah dianugerahi seorang bayi lucu berusia 6 bulan ini ternyata menemukan sebuah kesenangan melalui menulis. Suatu kali dia pernah membuat sebuah blog untuk menyalurkan hobi menulisnya, tapi hanya iseng belaka. Karena tidak serius, blognya jadi mandeg.

Akhirnya dia memulai kembali menulis di blog. Kali ini Silvana benar-benar menemukan kebahagiaan melalui kegiatan ini. Bagi Silvana, saat menulis dia seperti sedang melakukan terapi yang menyenangkan. Dia bisa menuangkan isi hati dan pikirannya melalui tulisan. Seakan menjadi candu, dia jadi keterusan.

Kecintaannya pada dunia literasi akhirnya membuahkan hasil. Silvana telah menelurkan tulisan-tulisannya dalam bentuk buku antologi. Perempuan Hebat (2018), Ruang Tengah Cerita Cinta (2018), Sederet Cerita Para Pecinta Buku (2018), serta Klasik (2019) adalah buku antologi karyanya.


Salah satu buku antologi karya Silvana

Namun dia tidak akan berhenti sampai di sini saja. Seperti apa yang dia sampaikan di lembar curiculum vitae menulisnya, “Saya bersemangat dan penuh dedikasi untuk mengembangkan karier di bidang kepenulisan. Dunia literasi adalah passion baru bagi saya dan takkan berhenti belajar untuk meningkatkan kemampuan saya di bidang ini."

Hingga saat ini Silvana masih aktif di komunitas One Day One Book dan One Day One Post. Ya, Silvana Devinta Sari, salah satu PJ dari kota London di kelas menulis ODOP batch 7 ini memang kece. Semoga karier menulis teman baikku ini semakin mengangkasa. Dan tak sabar rasanya menunggu buku solo karya dia. Doa terbaik kucurahkan untuk kariermu di dunia tulis menulis. Saranghae chingu.

Mojokerto, 30 Oktober 2019.

#tantangan_pekan8_odop
#tantangan_menulis_biografi
#biografi_singkat
#kelas_menulis

Rabu, 30 Oktober 2019

DAWU (EPISODE 2 : PEJANTAN TANGGUH)

Lalu di mana peran ayahku? Ah, jangan ditanya di mana dia. Aku tak pernah mengenal sosoknya. Diantara tiga lelaki yang selalu berada di sekeliling ibuku, aku tak tau pasti yang mana ayahku. Ibuku tak pernah bercerita, pun aku tak mau tau.

Aku dan keluargaku berjuang keras untuk bertahan hidup. Tak ada ayah yang melindungi kami. Tak ada tempat berteduh permanen untuk kami. Tak jarang aku dan saudara-saudaraku harus rela kepanasan, kedinginan, dan bahkan kehujanan. 

Diusir dan digusur sudah menjadi makanan sehari-hari bagi kami. Seperti sore itu ketika tak sengaja aku lewat di depan rumah bergaya minimalis bercat putih gading itu. Kupandangi rumah itu dengan penuh harap semoga sang empunya rumah berbaik hati memberiku sedikit makanan, walaupun hanya makanan sisa. Namun usiran yang ku terima.

“Ih, sana, sana, pergi kamu dari sini. Dekil sekali kamu. Jangan berani-berani kamu masuk rumah ini lagi.Oke!” Kata perempuan muda berkepang dua, berumur belasan tahun yang menghuni rumah itu.
Dengan langkah gontai kutinggalkan rumah itu. Sehina itukah aku dihadapan mereka, Ya Rabb? Tak ada sedikit pun niat burukku kepada mereka. 

Hidupku mungkin terlihat mengenaskan di mata kebanyakan orang, tetapi kuterima takdir Sang Maha Pencipta dengan lapang dada. Bersyukur masih bisa bermain dan bersenda gurau dengan ketiga saudaraku. Sebagai lelaki tertua di antara ketiga saudaraku , aku harus bisa melindungi mereka.

Ya, aku bertekad untuk menjadi pejantan tangguh bagi keluargaku. Takkan kubiarkan diriku menjadi pribadi yang lemah dan cengeng. Aku akan bertahan dalam kondisi sesulit apapun.

Selasa, 29 Oktober 2019

DAWU (EPISODE 1 : INTRO)


Kuhanya bisa menatap sirik saat melihat pemandangan di depan mataku. Adegan demi adegan dalam cerita panggung kehidupan nyata itu terlalu indah untuk bisa kumiliki. Kumelihat banyak kebahagiaan di dalam rumah bercat hijau prusi itu. Anak-anak seusiaku sedang bermain penuh canda tawa, ceria, riang gembira. Ah, andai saja aku menjadi salah satu pelakon dalam keluarga itu. 

Tak kulihat setitikpun kepiluan di sana. Awak anak-anak itu bersih terawat, hidup mereka pun seolah  teratur rapi. Terlebih waktu makannya, tak pernah luput walau semenit dari jadwal. Kehidupan mereka seakan berbanding terbalik dengan kehidupanku.

Apalah aku yang hanya semacam makhluk proletar. Dilahirkan ke dunia dan dibesarkan oleh ibunda di jalanan. Ya, hidupku banyak kuhabiskan di jalanan, berteman siang dan malam. Aku, ibu, dan ketiga saudaraku bisa makan enak tatkala ada uluran tangan dari orang yang mau berbaik hati memberi kami makanan. Jika tak ada, kumakan saja makanan seadanya, asal perutku kenyang.

Masih terkenang dalam memori ketika aku masih kecil. Di saat seharusnya kami mendapatkan asupan gizi asi dari ibuku, dia akan beringsut pergi bahkan sebelum aku atau saudaraku merebahkan badan di dekatnya. Bukan karena tak mau, tapi rupanya ibuku juga merasakan perih di lambung karena lapar yang teramat sangat. Kadangkala ketika ibuku mau menyusui, hanya setetes dua tetes asi yang keluar. Dan itu tak cukup untuk menutupi rasa lapar dan dahagaku.

Terkadang, ibuku mau berbagi makanan dengan kami. Itupun jika makanan yang dia bawa pulang cukup banyak, kalau tidak, ya akan dia makan sendiri. Cukup menyedihkan memang, tetapi itulah realita hidupku. Lalu di mana ayah yang seharusnya mencarikan rezeki buat kami? Entahlah.


#tantangan_odop_pekan8
#tantangan_odop_pekan8_episode1
#menulis_cerbung
#kelasmenulis
#komunitasODOP

Senin, 28 Oktober 2019

FAMILY ROAD TRIP KE JAKARTA (PART 3 : BEKASI)


Akhirnya sampailah kami di pintu tol Cikampek. Matahari sudah meredup. Bayangan kemacetan yang mengular di pintu tol ini ternyata tak terjadi. Alhamdulillah lancar. Namun, kelancaran jalan tol tak bertahan lama, karena beberapa kilometer setelahnya barulah kemacetan itu terasa. Tampaknya kami terlalu berbaik sangka dengan si macet. Kalau Jakarta tidak macet, tidak afdol rasanya. Hahaha.

Kami putuskan untuk kembali mlipir di salah satu rest area tol Cikampek, sambil meregangkan pinggang hingga kaki yang sudah mulai terasa capek. Tak lupa kami juga melaksanakan salat ashar di sini. Untunglah anak-anak tidak terlalu rewel. 

Jajaran mobil-mobil, truk ukuran kecil hingga besar semakin menjejali ruas jalan tol. Mungkin takkan ada habisnya jika menunggu sepinya mobil-mobil. Kamipun kembali berkendara dan mulai berjibaku dengan deretan mobil-mobil lainnya. 

Biang kemacetan ternyata karena adanya pembangunan jalan tol layang Jakarta-Cikampek atau Jakarta-Cikampek elevated ditambah lagi karena jam pulang kerja. Mau tak mau harus bersabar menghadapi kemacetan ini.  

Tujuan kami adalah Bekasi. Ya, kami selama di Jakarta, kami akan menginap di rumah kakak yang berada di daerah Bekasi. Instruksi dari kakak adalah agar kami keluar pintu tol Jatiwarna. Kepanikan sedikit dirasakan oleh suami karena tak jua bertemu dengan pintu keluar tol Jatiwarna. Dengan sedikit nekat, pak suami membelokkan mobil keluar tol di pintu keluar Pondok Gede. Syukurlah benar. Entah apa yang terjadi jika kami salah mengambil pintu keluar tol. 

Singkat cerita, setelah berputar-putar dan bertanya ke sana ke mari perihal  alamat rumah kakak selama satu jam lebih akhirnya sampai juga di tempat tujuan. Alhamdulillah. Segera kami turunkan segala perlengkapan perang. Lega rasanya kami bisa melepas penat, menyelonjorkan badan, dan meredakan stress selama di perjalanan. Dua salihku juga sudah mulai kehabisan baterai energinya. Kami pejamkan mata dan berharap badan kami kembali fit ketika mata kami kembali terbuka di pagi hari.

Namun perjalanan kami belum jua usai, karena rentetan acara pernikahan saudara kami di Jakarta baru akan dimulai esok harinya. Jadi, tunggu cerita road trip keluargaku selanjutnya ya.

Minggu, 27 Oktober 2019

FAMILY ROAD TRIP KE JAKARTA (PART 2 : CIREBON)


Jam sudah menunjukkan pukul 8.00 ketika kami meninggalkan rest area tol Brebes. Dengan perut kenyang, hati riang kami lanjutkan road trip kami ke Jakarta. Kiranya kami sudah menempuh separuh perjalanan. Masih penjang memang, tapi kami menikmatinya. (Asal si bayi tidak rewel saja, perjalanan tetap menyenangkan, hihihi).

Setelah berkendara selama 3 jam, rambu petunjuk jurusan tol menerangkan bahwa kami akan memasuki wilayah Cirebon. Tiba-tiba suami nyeletuk kalau ingin mampir ke sana. Aku iyakan keinginan suami, karena mumpung dilewati, kapan lagi kami punya kesempatan dolan ke Cirebon.

Kota yang terkenal dengan sebutan Kota Udang ini adalah salah satu kota yang berada di wilayah provinsi Jawa Barat. Selayaknya kota yang berada di pesisir pantai, tepatnya di pesisir utara pulau Jawa, cuaca Cirebon di siang hari juga panas terik. Matahari bersinar cerah kala kami memasuki kotanya.

Aku baru tau kalau Cirebon dulunya adalah sebuah kerajaan. Terbukti dengan adanya jejak sejarah berupa Keraton Kasepuhan Cirebon. Kami berhenti untuk menengok bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon. Hitung-hitung juga berwisata, memperkenalkan sejarah kepada anak sulungku. Untuk memasuki areanya, kita hanya perlu membayar Rp 10.000,00/kepala.

Di dalam area keraton terdapat museum yang menjelaskan tentang sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon. Untuk masuk ke sana, per orang akan dikenakan biaya Rp 25.000,00. Di dalamnya terdapat kaca display yang memamerkan barang-barang peninggalan kerajaan, seperti senjata perang, alat musik gamelan, guci-guci, kereta kencana, dan baju zirah. Museumnya tidak terlalu besar, tapi cukup untuk menyuguhkan dan menjelaskan tentang asal-usul keraton Cirebon.


Museum pusaka keraton kasepuhan Cirebon

Kereta kencana yang menjadi salah satu koleksi museum

Setelah puas berada di dalam museum, kami melangkahkan kaki ke dalam area keraton. Gerbang khas keraton berjarak  tak jauh dari bangunan museum. Kami berkeliling untuk melihat-lihat suasana bangunan keratonnya. Seperti halnya bangunan keraton di Jogjakarta, keraton Cirebon juga memiliki beberapa bagian bangunan. Ada area siti inggil, area langgar (musholla), bangunan utama keraton yang juga trebagi menjadi beberapa bagian.

Bagian depan keraton kasepuhan Cirebon

Berada di salah satu bagian bangunan di dalam keraton Cirebon

Areanya cukup luas, tetapi karena panas matahari mulai menyengat, kami putuskan untuk mengakhiri penjelajahan kami di Keraton Kasepuhan Cirebon. Kamipun beranjak dari wisata edukasi sejarah dan beringsut ke wisata kuliner. Horeee, ini yang sudah aku tunggu-tunggu.

Setelah browsing di google, tersebutlah makanan empal gentong sebagai kuliner khas Cirebon. Penasaran bagaimana rasanya, kamipun tak sabar untuk mencobanya. Pilihan kami tertuju pada empal gentong Haji Apud.

Seporsi empal gentong, seporsi empal asem, seporsi tahu gejrot, dan 3 porsi nasi menjadi pilihan menu makan siang kami. Semangkuk empal gentong berisi irisan daging yang diberi kuah santan berwarna kuning pekat, pertanda bumbunya yang medok. Rasanya hampir mirip dengan soto betawi. Gurih nikmat yang pasti.



Empal gentong dan Empal asem khas Cirebon ala Haji Apud

Berbeda rasa kuahnya dengan empal gentong,  kuah empal asem cenderung bening dengan cita rasa asam segar dan gurih. Semangkok empal asem sama-sama berisi irisan daging dan tomat.

Puas dengan kuliner khas Cirebon, kamipun bergegas untuk melanjutkan perjalanan kami yang kira-kira tinggal sepertiga lagi. Matahari sudah mulai condong ke barat ketika kami akan meninggalkan kota wali, Cirebon. Semoga kami sekeluarga bisa mengunjungi kota ini kembali di lain hari. Dan perjalanan kami menuju Jakarta pun masih berlanjut.

FAMILY ROAD TRIP KE JAKARTA (PART 1 : BREBES)


Tring. Terdengar bunyi notifikasi,  pertanda sebuah pesan whatsapp di smart phone baru saja kuterima. Setelah kubuka, ternyata terlampir sebuah foto undangan dari saudaraku yang berada di Jakarta. Wah, asyik juga nih kalau bisa menghadiri resepsi pernikahannya. Kutunjukkan undangan itu ke suamiku dan dengan agak ragu kuutarakan niatku untuk menghadirinya. Bak gayung bersambut, ternyata suamiku mengiyakan keinginanku. Yeay! Kami sekeluarga akan melakukan perjalanan ke Jakarta dengan menggunakan mobil. Family road trip pertama kami berempat.

Segala persiapan kami lakukan jauh-jauh hari sebelum melakukan road trip ini. Karena aku tau, perjalanan darat Mojokerto - Jakarta dengan mengendarai mobil bukanlah hal yang mudah. 750an kilometer adalah jarak yang akan kami tempuh. Sudah terbayang di otakku betapa ribetnya membawa seorang bocah dan seorang bayi dalam road trip ke Jakarta. Namun dengan niat baik untuk bersilaturahim, aku tepis semua kegalauanku. Ya, ini momen yang sangat tepat, kapan lagi kami bisa sowan ke keluarga jauh sekaligus berpetualang bersama.

Hari keberangkatanpun tiba. Setelah memastikan segala perlengkapan perang bepergian, dari mulai baju, makanan, minuman, obat-obatan, dompet, smart phone, charger, kartu tol, bantal, selimut, sudah tertata manis di dalam mobil, barulah kami berangkat. Tak lupa membaca basmalah dan memanjatkan doa naik kendaraan agar selalu diberi kelancaran dan keselamatan oleh Allah dalam menempuh perjalanan panjang kami.

Pukul 22.00 WIB kami memulai perjalanan. Sengaja memilih berangkat di malam hari adalah agar anak-anak dapat beristirahat dan meminimalisir kerewelan bayiku. Benarlah, belum satu jam perjalanan, duo salihku telah terlelap. Karena membawa mobil pribadi dan dikemudikan sendiri oleh suamiku, alhasil kami bisa leluasa untuk berhenti sejenak untuk sekadar meregangkan otot-otot yang lelah.

Telah masuk waktu subuh ketika kami berada di Pekalongan. Suamiku berbelok ke rest area sekitar tol Pekalongan untuk menjalankan salat subuh. Udara subuh yang sejuk menyambut kedatangan kami di sana. Setelah bergantian salat dengan suamiku, kami lanjutkan lagi perjalanan ini. Jarak yang kami tempuh masih sangat panjang. Alhamdulillah anak-anak kami tidak rewel.

Sampailah kami di tol Brebes, cacing-cacing di perut rupanya sudah tak sabar untuk diberi makan. Hahaha. Lagi-lagi mobil membelok di rest area tol kota penghasil telur asin. Alangkah senangnya kami tatkala melihat rest area yang unik dan kekinian. 

Bangunan bekas pabrik gula yang disulap menjadi rest area ini terletak di KM 260B Banjaratma, Brebes. Bangunannya besar dan luas layaknya  pabrik, dengan atapnya yang tinggi. Ada taman yang asri di sebelah samping dalam bangunan dan di  bagian dalamnya masih menyisakan sedikit ornamen pabrik gula, selebihnya telah diubah menjadi kios-kios makanan dan minuman, atm, serta toilet. Cukup menarik. Beberapa tempat bisa digunakan sebagai spot berfoto.






Oh iya, masjid di rest area ini juga sangat unik. Masjidnya dikelilingi oleh bata ekspos yang tidak menempel pada masjid. Bisa dikatakan dindingnya lebih berfungsi sebagai pagar. Masjidnya mengambil konsep terbuka dengan finishing  lantai yang  hanya diplester saja. Tidak perlu kipas angin atau AC untuk mendapatkan kesejukan di dalam masjid  karena angin yang berhembus, cukup membuat kita jauh dari kata kegerahan. Kolam ikan yang mengelilingi pinggir masjid juga menambah keasrian masjid.

Dan tak lupa kami mengisi perut dengan bekal yang telah dipersiapkan dari rumah. Setelah kenyang kami kembali ke mobil dan siap melanjutkan perjalanan panjang kami yang masih kurang separuhnya. Ke mana lagi kami akan membelokkan mobil untuk beristirahat? Akan aku tulis cerita family road trip kami di bagian selanjutnya.

Jumat, 25 Oktober 2019

HANCUR LEMBUR

"Flashdisk masih nancep di laptopku woi."

"Persetan Juuul, cepetaaannn. Lariii."

Entah apa yang merasukimu. Hingga kau tega menghianatiku. Entah apa yang merasukimu. Hingga kau tega menghianatiku. Entah apa yang merasukimu. Hingga kau tega menghianatiku. 

"Nomor siapa lagi ini?"

"Aaarrrggghhh. Siaaalll."


*******

Kantor kontraktor bernuansa ivory itu jauh dari kata menyeramkan. Bangunannya bergaya modern minimalis malahan, dengan papan nama besar merah menyala terpasang gagah di tembok bagian luar. Ruangan lobi kantor didominasi oleh kaca tembus pandang, dengan tirai roller blinds yang menutupinya. PT. Jagat Infrastruktur Nusantara namanya, disingkat PT. JIN. Entah nama itu sengaja dipilih atau tidak oleh sang pemilik, sehingga singkatannya membuat agak bergidik bagi siapa saja yang membacanya.

Namun banyak kisah yang berhembus kalau kantor itu angker, seram, banyak hantunya, blablabla. Tak jarang karyawan PT. JIN sendiri yang diganggu oleh makhluk-makluk astral tak kasat mata. Suatu saat, ada karyawannya yang nyeletuk, "Ya jelas banyak makhluk halusnya, lah wong kantornya aja namanya PT. JIN, di dalamnya ya banyak jinnya."

Celetukan yang dianggap candaan tersebut rupanya langsung ditanggapi oleh penghuni tak kasat mata kantor itu. Ketika hendak berwudu, si karyawan ditepuk pundaknya cukup keras, tetapi ketika dia menoleh, tak ada siapapun di belakangnya. Lari terbirit-biritlah dia. Bagaimana tidak, karena kondisi kantor yang kosong kala itu.

Ada juga karyawati kantor itu yang diganggu dengan suara-suara aneh. Dari mulai suara tangisan tanpa ada sosok yang menangis, hingga suara deru mesin alat berat yang jelas-jelas berada di depan halaman kantor dan sedang tidak beroperasi. Atau ada juga yang diganggu dengan bayangan putih berseliweran di dalam kantor. Hmmm.

Sebenarnya kantor itu terletak di suatu perumahan elit yang sayangnya masih banyak tanah kosong di sekitarnya.  Tetangga di deretan kantor PT. JINpun hanya ada 7 rumah. Sialnya diantara 7 rumah tersebut, 5 rumah dipasang plang "DIJUAL". Konon kabarnya, perumahan di sana kurang diminati pembeli, karena lokasinya yang berada di bawah tower saluran udara tegangan ekstra tinggi alias SUTET.

Kala siang, suasana angker tidak akan terasa meskipun banyak semak belukar dan pohon-pohon besar yang bercokol di area tanah kosong. Namun, jangan ditanya kondisi perumahan di malam hari, sepi, sunyi, bahkan tidak ada penerangan lampu di sepanjang jalan perumahan. Aneh memang, perumahan elit rasa desa tertinggal. Huft. Yah jangan salahkan SUTET saja kalau perumahan ini tak laku, prasarananya saja jauh dari kata elit.

Hingga kejadian mistis dan traumatis itu datang menghantui 3 orang karyawan PT. JIN. Adalah Pucung, Ijul, dan Agus yang sengaja begadang karena lembur. Nahasnya, malam itu bertepatan dengan malam Jumat Kliwon yang kata orang-orang adalah malam terangker diantara malam-malam yang lain. Dari awal, sudah ada rasa was-was yang menyerang diri mereka. Namun bayangan sekelebat di benak mereka tentang kemarahan bos jika gagal upload tender lebih angker daripada penampakan genderuwo sekalipun. Pikir mereka kala itu, sebelum suatu kejadian itu menimpa mereka.

"Krik, krik, krik..."
"Tik, tok, tik, tok..."

Malam kian terasa larut. Jam dinding telah menunjukkan pukul 01.30 dini hari. Hanya duet suara detik jam dan nyanyian jangkrik yang mengiringi kerja lembur mereka. Pucung, Ijul, dan Agus terbawa pada fokus pekerjaan masing-masing. Sepuluh jam dari batas waktu upload. Mereka berpacu dengan waktu agar tender bisa diunggah tepat waktu. Jenuh mulai melanda otak 3 sekawan ini.

Ruangan lobi mereka pilih untuk lembur berjamaah malam itu. Pucung masih asyik bekerja dengan headset di telinga. Pun dengan Agus dan Ijul. Sesekali mereka bercanda atau bermain gitar dan bernyanyi bersama untuk melepas ketegangan otot dan otak. Tirai kaca lobi sengaja dibuka setengah, hanya agar pandangan terasa lega. Meskipun pemandangan malam pekat yang terlihat diantara deretan rumah dan tanah kosong sekitar kantor.Sejauh ini aman, tidak ada gangguan.

Hingga...

Pucung sendiri di ruangan itu. Ijul sedang keluar untuk merokok di pos satpam yang letaknya tak jauh dari kantor. Agus sedang ke kamar mandi untuk melepas hajat.

Sayup-sayup Pucung mendengar lantunan tembang jawa di headsetnya. Dia mengecek kanal YouTube yang dia putar, meyakinkan dia sedang mendengarkan lagu Ari Lasso.Benarlah, dia tidak sedang memutar tembang jawa. Aneh pikirnya. Bulu kuduknya mulai berdiri, dia merasa ada sosok yang melihatnya dari kejauhan, tapi tidak ada siapa-siapa di luar sana. Dia melihat ke arah pohon besar di seberang kantor. Seperti ada sesuatu di sana. Entah apa. Pucung melepas headsetnya, dan lagu jawa itu masih sayup-sayup terdengar di rungunya

Lalu tiba-tiba Agus lari gedubrakan dari arah dalam kantor.

"*****k, Cung. Siapa itu Cung?" Tanyanya pada Pucung sembari mengelluarkan sumpah serapah.

"Siapa, Gus? Ga ada siapa-siapa lagi di sini, cuma ada aku sama kamu, Ijul di pos." Jawab Pucung kebingungan.

"*****k. Ada cewe rambut panjang ***, pake baju putih di ruangan keuangan, Cung. Sumpah ga bohong aku, wajahnya nunduk, ketutup rambut." Jelas Agus sambil ngos-ngosan. Sepertinya Jantung Agus sudah anjlok ke perut.

Tak lama, mereka mendengar suara jeritan pilu seorang wanita. Jeritan itu tak berhenti hingga sekian detik. Mereka berdua saling berpandangan, seakan bertanya dalam diam, "Suara jeritan siapa itu?". Pucung gentar, degup jantungnya ikut berpacu. Kata-kata serapah kembali dikeluarkan Agus.

"Lariii..." Serta merta kedua orang itu lari sipat kuping meninggalkan kantor dan masih menyisakan pekerjaannya.

Pucung tak sengaja melihat ke arah atas pohon, di dahannya tengah terlihat sesosok makhluk seperti yang digambarkan Agus tengah duduk manis. Pucung beristighfar. Lantunan tembang jawa itu terdengar lagi.

Bapak Pucung dudu watu dudu gunung
Sangkane ing sebrang
Ingon-ingone sang Bupati

Bapak Pucung yen m'laku lembehan grana
Hihihihihi

Pucung akhirnya tau tembang apa yang sedang makhluk itu nyanyikan. Tembang pucung, ya seperti namanya. Langkah mereka terhenti tatkala bertemu Ijul di pos satpam. Ijul keheranan dengan temannya yang ngos-ngosan.

"Jul ayo pulang, sudah kita lanjut nanti aja." Ajak Pucung pada Ijul

"Kenapa, rek? Flashdiskku masih nancep di laptop woi."

"Persetan Juuul, cepetaaannn. Lariii" Ijul bingung, dia secara otomatis ikut berlari meninggalkan pak satpam, mengekor di belakang Agus dan Pucung.

"Cuuunggg, dia masih ada di belakang kita" Agus menjerit.

Entah apa yang merasukimu. Hingga kau tega menghianatiku. Entah apa yang merasukimu. Hingga kau tega menghianatiku. Entah apa yang merasukimu. Hingga kau tega menghianatiku. 

"Nomor siapa lagi ini?" Tanya Pucung lebih pada dirinya sendiri ketika ponselnya berbunyi. Private number, tak ada nomer telepon yang tertera di layarnya. Pikirannya berkecamuk.

"Aaarrrggghhh. Siaaalll." Tanpa ragu Pucung membuang ponselnya ke semak-semak.

Andai Pucung tau, bahwa yang meneleponnya adalah Big Boss untuk bertanya progres pekerjaan mereka. Hancur sudah lembur mereka. Tugas masih banyak yang mesti diselesaikan. Dan entah alasan apa yang akan mereka utarakan pada Big Boss nanti perihal tak terselesaikannya tugas ini. Bagaimanapun Pucung berpikir, ternyata omelan bos lebih enak didengar daripada nyanyian tembang jawa makhluk tak kasat mata itu.


Kamis, 24 Oktober 2019

BEJAT


Blur. Indra penglihatannya hanya mampu menangkap samar sosok pria misterius yang berdiri memunggunginya di depan pintu kamar hotel. Ruangan hotel kelas melati yang jauh dari kata lega itu serasa menghimpit daksanya. Gadis 20 tahun yang  terbaring di sana tengah merasakan perih yang teramat sangat, perih lahir dan batin. Darah segar keperawanan mengalir dari organ terintim tubuhnya.

Meinar, baru saja dirudapaksa oleh lelaki yang bahkan dia sendiri tidak tau pasti parasnya. Dia dalam keadaan setengah sadar saat tindakan bejat itu terjadi. Namun satu hal yang dia ingat, pelaku adalah seorang pria bertato naga di dadanya. Kejadian yang Meinar alami akan membekas dalam memori terkelamnya, hingga ajal yang akan menghapusnya. Kini sang pemerkosapun pergi meninggalkan Meinar, sendiri.

******

Meinar tidak ingat pasti bagaimana bisa dia dirudapaksa oleh pria misterius itu. Hal terakhir yang diingatnya adalah dia diminta untuk datang ke suatu rumah makan oleh seseorang dengan alasan Bima ingin menemuinya untuk membahas rencana pernikahannya. Yang terjadi selanjutnya, Meinar tak sadarkan diri setelah meminum segelas minuman yang disuguhkan padanya di rumah makan itu. Dan kegadisan Meinar berakhir di atas ranjang hotel. Kepolosan Meinar membawanya pada nasib sial.

Dia tumpahkan kemalangan yang menimpanya kepada sang ibunda. Tiada hari yang dia lewati tanpa meratapi nasib. Dadanya sesak, tubuhnya semakin hari beringsut turun. Ingin rasanya berteriak pada Sang Maha Pemilik raga, mengapa kejadian buruk ini menimpanya. Tak ada jejak yang ditinggalkan pria misterius itu. Meinar tak tau lagi kemana dan kepada siapa dia harus mengadu.

“Sabar, Nduk. Ini ujian dari Gusti Allah. Kuatkan imanmu, Nduk. Dekatkan dirimu kepada Allah. Mari kita lewati ini semua bersama-sama. Allah akan bersama hambanya yang sabar dan tawakal.” Kata-kata itu yang selalu diucakan sang ibu kepada putri semata wayangnya.

Bukan hanya Meinar yang terpuruk, hati ibunya pun ikut luluh lantak. Mereka menangis bersama mencoba berdamai dengan suratan takdir dari Yang Maha Kuasa.

Suatu hari Meinar memberanikan diri untuk mengungkap aibnya kepada Bima. Berharap Bima masih mau menikahinya meskipun kondisinya kini tak suci lagi.  Malang tak dapat ditentang, Bima malah menghilang. Meinar tak lagi menjumpai Bima yang hampir setiap pagi menyempatkan waktu sejenak sekadar untuk pamit bekerja.

Keadaan ini membuat Meinar semakin putus asa. Keinginannya untuk mengakhiri hidup semakin tak terbendung. Meskipun ada ibunda tercinta yang selalu menguatkan diri Meinar.

 “Mei ga kuat, Bu. Mei mau mati saja. Mas Bima sudah ga mau ketemu Mei setelah kuceritakan kejadian ini padanya. Dia malah menuduhku berselingkuh dengan pria lain Bu.” Tangis Meinar pecah di pelukan ibundanya.

“Istighfar, Nduk. Kematian tidak akan menyelesaikan masalahmu, Nduk. Ingat siksa Allah amat keji kepada umatnya yang bunuh diri.” Ibunya tak pernah berhenti mengingatkan Meinar.

“Ujian ini terlalu berat, Bu. Hidupku binasa, rencana pernikahanku dengan mas Bima pupus sudah. Untuk apa Mei hidup?” ratapnya pada sang ibunda yang wajahnya ikut menua karena masalah ini.

Keinginan Meinar untuk mengakhiri hidupnya ternyata bukan isapan jempol belaka. Sudah dua kali Meinar melakukan usaha bunuh diri, entah dengan cara menenggak racun atau menggantung dirinya. Namun usahanya selalu gagal karena keburu diketahui ibunya.

Hingga di suatu pagi yang cerah, ibunda Meinar menemukan anaknya bersimbah darah di kamar. Darah segar mengalir dari nadi pergelangan tangan Meinar.

“Astaghfirullahal'adzim. Apa yang kamu lakukan, Nduk." Jerit sang ibu pilu.

“Duh Gusti jangan ambil nyawa anakku.” Pinta ibunda Meinar kepada Sang Rahman Rahim.

“Maafkan Mei, Bu.” Kata Meinar dalam kondisi yang sangat lemah. Senyum samar dia persembahkan pada sang ibu. Berpikir bahwa itu adalah senyum terakhir, sebelum malaikat pencabut nyawa mengambil ruhnya.

“Tolong, tolong.” serta merta sang ibunda lari keluar rumah mencari pertolongan kepada tetangga sekitar.

Tak dinyana, sang ibunda bertemu Pak Trenggono, ayah Bima. Tanpa babibu, dia langsung meminta pertolongan Pak Trenggono agar mau membantunya membawa Meinar ke rumah sakit.

Rupanya hari itu Pak Trenggono sengaja melewati rumah Meinar. Kabar usaha bunuh diri mantan calon menantunya itu telah merebak ke seluruh kampung hingga sampai di rungu Pak Trenggono. Dia berlari mengikuti ibunda Meinar. Dilihatnya sosok itu terbujur tak berdaya di lantai. Hampir sekarat.

Pak Trenggono mendekati tubuh Meinar. Kini hanya mereka berdua di kamar itu. Pak Trenggono menyuruh ibunya memanggil sopir yang ada di depan jalan masuk kampung.

Tanpa diduga, Pak Trenggono tertawa jahat melihat kondisi Meinar yang sedang meregang nyawa.

"Hahaha."

Dia mendekati gadis itu. Dengan berjongkok dia menatap wajah Meinar yang nafasnya mulai terdengar satu satu.

“Akhirnya aku berhasil menghancurkanmu sehancur-hancurnya, Cah Ayu. Sampai kapanpun, aku tidak akan merestui hubunganmu dengan anakku, Bima.” Bisiknya pada Meinar.

Meinar sedikit tersentak mendengar suara Pak Trenggono. Dengan berat dia mencoba membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah tato bergambar naga dari balik kemeja  Pak Trenggono. Memorinya tentang malam laknat itu berputar kembali. Ternyata laki-laki yang tega menodainya adalah calon ayah mertuanya sendiri.

“Ka...ka...kamu.” katanya lirih. Tak ada lagi daya yang dia punya. Dalam kondisinya berjuang melawan maut, dia menemukan pelakunya.

“Hahahaha, kaget? Asal kamu tau, aku lebih bahagia melihatmu mati daripada melihatmu bersanding dengan orang lain. Apalagi jika orang itu adalah Bima, anakku sendiri. Ya, aku mencintaimu Mei.” Katanya pada Meinar dengan seringai penuh kepuasan.

“Aku telah berhasil menjauhkan Bima darimu, dan menggagalkan pernikahanmu.” Lanjutnya.

Tangan Pak Trenggono mulai mengelus kepala Meinar yang menatapnya dengan penuh kebencian. Andai Meinar masih kuat, akan dia kirimkan ludah ke muka lelaki bejat itu.

Mengapa baru kini dia dipertemukan dengan pelaku sebenarnya? Di saat usaha bunuh diri Meinar akan membuahkan hasil. Dan disepertiga ujung nyawanya, Meinar merapal doa kepada Tuhan Yang Maha Adil, meminta agar doanya dikabulkan, doa sebagai orang yang terzalimi. Meski dia menempuh cara yang salah untuk kematiannya.

“Semoga Allah melaknatmu dan melimpahkan seburuk-buruknya azab  kepadamu, Trenggono. Akan kutunggu dirimu kelak di Hari Pembalasan, untuk mendengar pertanggungjawabanmu dihadapan Allah.”

Tepat sebelum Meinar terpejam, Ibundanya masuk ke kamar Meinar. Dengan sigap, Pak Trenggono mengangkat tubuh lunglai Meinar. Dia hanya bisa pasrah. Sekali lagi dia berada dalam dekapan lelaki yang pura-pura membantu dia dan ibunya. Lelaki yang dikira pahlawan oleh ibunya, tak lain adalah orang yang telah menghancurkan masa depannya.


#tantanganpekan7
#komunitasODOP
#kelasmenulis
#tantangan_membuat_opening_cerpen

Rabu, 23 Oktober 2019

MENTERI BARU, HARAPAN BARU


Akhirnya, acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024 terlaksana sudah pada hari Minggu, 20 Oktober 2019 yang lalu. Semoga Bapak Joko Widodo dan Bpak Ma’ruf Amin diberi kesehatan, kemudahan, dan kelancaran untuk memimpin bangsa Indonesia selama lima tahun kedepan. Amin.

Dan baru beberapa jam lalu, Bapak Presiden Jokowi mengumumkan susunan kabinetnya yang diberi nama Kabinet Indonesia Maju. Ada beberapa nama yang tidak asing saat membaca susunan menteri yang akan membantu tugas negara Pak Jokowi kali ini. Wishnutama, Nadiem Makarim, serta Erick Thohir adalah nama-nama yang sudah dikenal oleh sebagian besar penduduk +62. Terkenal karena kesuksesan dan kekayaannya pastinya. Hihihi.

Wishnutama, siapa yang tidak mengenal beliau ini. Pak Wishnu, panggilan akrabnya didapuk sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Beliau merupakan mantan Direktur Utama Trans Corp  dan dikenal juga sebagai salah satu pendiri stasiun televisi NET. Banyak acara-acara televisi yang segar dan menghibur yang dihasilkan dari ide-ide kreatif Wishnutama dan tim,  tatkala beliau masih berkutat di dunia media. Semoga melalui kekreatifan Pak Wishnutama, nama Indonesia akan lebih kesohor lagi di mata dunia.

Nadiem Makarim, namanya pasti akan disangkut pautkan dengan Gojek. Tentu saja, karena Nadiem  adalah pendiri dan CEO salah ojek online terbesar di Indonesia, Gojek. Menariknya, dia menjadi menteri termuda di susunan Kabinet Indonesia Maju kali ini. Muda, kaya, pintar, berprestasi. Sangat  cocok menurutku untuk menjabat posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Berharap para netizen, ups salah, generasi muda Indonesia mencontoh kesuksesan yang dia raih dia usianya yang masih terbilang muda. (Lebih muda dari aku. Hiks).

Erick Thohir, para pecinta si kulit bundar sedikit banyak tau akan sosok yang satu ini. Ya, beliau adalah pengusaha sukses Indonesia yang pernah menjabat sebagai Presiden klub bola terkenal Italia Internazionale Milan atau terkenal sebagai Inter Milann pada tahun 2013. Keren sekali bapak satu ini. Bersama Wishnutama, Erick Thohir menjadi sosok penting dalam keberhasilan gelaran acara olah raga terbesar di Asia, Asian Games tahun lalu yang digelar di Indonesia. Di susunan kabinet Pak Jokowi-Ma’ruf, beliau akan berperan sebagai Menteri BUMN. Semoga kesuksesannya sebagai pengusaha, akan membawa pengaruh positif pada kinerja BUMN Indonesia.

Ada juga nama-nama dari kabinet sebelumnya yang masih dipercaya untuk menjabat sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju seperti Ibu Sri Mulyani, Ibu Retno Marsudi, Pak Budi Karya Sumadi yang. Mari kita memberikan doa terbaik untuk kemajuan negeri kita tercinta ini, agar Indonesia makin berjaya di darat, laut, dan udara.

Nah, kalau teman-teman diberi kesempatan untuk menduduki jabatan menteri, mau memilih menjadi menteri apa? Kalau aku, MENKO, MENKO disik, sing sabar, ben anakku wae sing dadi menteri besok-besok. Hahaha.

Hari Yang Melelahkan

Bingung mau menulis apa hari ini 😥. Dua hari ini badan lemah lunglai. Baru pulang kantor pukul setengah delapan malam. Fyuhh, maklum, kantor sedang mengikuti lelang pekerjaan alias tender. Tenagaku sudah terkuras ketika telah menjejakkan kaki di rumah. 

Sebenarnya hari biasa tanpa tender bisa kulalui dengan tenang. Namun jika kantorku mengikuti kegiatan lelang suatu pekerjaan, beugh, jangan ditanya. Semua orang pada sibuk. Saking sibuknya, semua orang bertensi tinggi, senggol bacok deh kasarnya. 😂. 

Hal ini dikarenakan masing masing personel kantor memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap tugasnya. Salah satu elemen administrasi belum selesai dikerjakan, kegagalan tender dapat dipastikan. 

Kok ya kebetulan dua hari ini bungsu salihku rewel. Rewel karena efek tidak enak badan. Level pegal pegal badan jadi berlipat ganda, karena si bungsu takmau lepas dari gendonganku. Gongnya tadi malam, dia rewel, nangis hampir tanpa jeda, dan tidurnya pun ikut tidak nyenyak. Benar benar hari yang istimewa. 😂

Alhamdulillah, aku masih mensyukuri kondisi ini. Artinya anakku sayang banget sama bundanya, buktinya dengan dia hanya mau berada di pelukanku. (Dan pelukan suami juga sih). Semoga rasa capai yang aku rasakan hari ini, akan berbuah manis kelak kemudian hari. Tidak ada lelah yang sia sia asalkan semua diniatkan karena Lillah.

Dan, karena kecapaian ini, luput juga setoran tulisanku untuk ODOP. Hahaha. Yayaya, akhirnya aku merasakan bagaimana berhutang suatu tulisan. Tidak apa apa, toh sekarang aku bayar. 😁

Senin, 21 Oktober 2019

Ayam Laos


Ayam ungkep dengan parutan laos muda sebagai serundeng
Tidak ada yang bisa menolak masakan olahan berbahan dasar ayam. Kedua anakku menjadikan lauk ayam sebagai favoritnya, karena dagingnya yang gurih dan empuk membuat sebagian besar orang menyukainya.Mau dimasak ayam goreng, ayam kecap, ayam lemon madu, selalu habis tak bersisa.

Aroma sedapdari dapur seketika menyeruak ke seluruh penjuru ruangan rumah berukuran 8 x 10 meter. Ya, aku baru saja memasak ayam dengan bumbu ungkep. Ayam ungkep kali ini spesial. Selain pemakaian bumbu khas yang kaya rempah, kali ini ditambah dengan penggunaan parutan laos atau lengkuas muda yang melimpah. Jadilah ayam ungkep ini bernama ayam lengkuas.

Bumbu-bumbu yang harus dipersiapkan agak banyak memang, tapi kesemuanya adalah bumbu dasar yang sebagian besar ada di dapur para ibu pecinta masak memasak. Dan sebaiknya menggunakan ayam kampung sebagai bahan utamanya, agar lebih nikmat disantapnya. Bahan-bahan untuk membuat ayam laos adalah :
Bahan utama:
1 ekor ayam kampung
2-3 batang lengkuas pilih yang muda

Bumbu yang dihaluskan:
8 siung bawang merah
4 siung bawang putih
2 ruas kunyit
2 ruas jahe
3 buah kemiri
1 sendok teh ketumbar bubuk
1 sendok teh merica
gula
garam

Rempah penambah aroma:
1 batang kayu manis
2 lembar daun jeruk
1 lembar daun salam
1 batang serai

air secukupnya asal ayam bisa terendam

Nah, kalau semua bahan telah siap, selanjutnya adalah cara mengolahnya. Cuci bersih ayam, lalu haluskan bumbu halus dengan menggunakan blender atau dengan menguleknya. Jangan lupa untuk memarut lengkuas muda yang telah disiapkan, lebih banyak lebih enak loh. Masak air hingga mendidih, kemudian masukkan ayam kampung. Tunggu sebentar hingga ayam setengah matang, selanjutnya masukkan bumbu halus, rempah-rempah dan lengkuas muda. Tutup panci agar proses pengungkepan lebih maksimal dan ayam lebih cepat empuk. Koreksi rasanya, tambahkan gula atau garam sesuai dengan selera. Jika air sudah mulai menyusut dan daging ayam sudah terasa empuk, matikan api kompor. Keluarkan ayam kampung hasil ungkepan, saring bumbu dengan parutan laos yang melimpah tadi.

Olahan ayam belum berhenti di sini ya ibu-ibu. Ayam ini harus digoreng dahulu sebelum disajikan. Sesuai dengan namanya, ayam lengkuas, bumbu yang telah disaring tadi jangan dibuang karena bumbu tersebut akan digoreng juga dan dijadikan sebagai taburan si ayam.

Goreng ayam hingga coklat keemasan lalu angkat. Selanjutnya goreng juga bumbu ungkep yang telah disaring sampai matang, jangan sampai gosong ya. Pakailah minyak agak banyak agar matangnya merata. Begitu keduanya telah matang, taburi ayam goreng dengan bumbu parutas laos. Dan, this is it, ayam goreng lengkuas. (Sudah macam Farah Quinn kan).

Hidangkan dengan nasi hangat dan lebih mantap lagi jika ditemani dengan lalapan plus sambal terasi atau sambal tomat sebagai cocolannya. Bagaimana, apakah air liur sudah mulai terbit di ujung bibir? Jika iya, silahkan mencobanya esok hari.

Minggu, 20 Oktober 2019

MEMBUAT SEBUAH OPENING DALAM KARYA CERITA FIKSI (MATERI KELAS ODOP PEKAN 6)


Tidak terasa kelas menulis One Day One Post batch 7 telah memasuki pekan keenam. Waktu kelulusan bagi peserta kelas menulis ini tinggal beberapa pekan lagi. Eits, tapi aku belum mau bersedih-sedih dulu, karena aku mau membagikan kebahagiaan. Oh salah, aku mau membagikan rangkuman materi yang telah disampaikan di grup besar pada jumat malam yang lalu  tentang  bagaimana cara membuat sebuah opening atau pembukaan pada suatu karya fiksi.

Materi kali ini disampaikan oleh Kak Achmad Ikhtiar, atau lebih akrab dipanggil sebagai Uncle Ik. Beliau, kalau tidak salah ya, sudah menjadi dedengkot ODOP, dan beberapa karyanya sudah ditelurkan dalam bentuk buku. Keren sekali bukan pematerinya?

Oke, kembali ke topik. Jadi, dalam membuat sebuah karya cerita fiksi, sebelum pembaca memasuki ke inti cerita, kita akan disuguhkan dahulu dengan rangkaian-rangkaian kalimat sebagai pembuka. Rangkaian kalimat yang berada di awal cerita inilah yang sedikit banyak akan menentukan apakah pembaca akan tergoda untuk lanjut membaca atau malah mandeg di situ saja. Maka dari itu rangkailah kata-kata opening yang unik, menarik, dan mampu mengajak pembaca agar tenggelam lebih dalam ke sebuah karya cerita fiksi.

Menurut Uncle Ik, porsi opening untuk menjamin pembaca kita bertahan sampai paragraf terakhir kurang lebih sampai 70%. Yang artinya, jika sudah gagal dalam opening berarti jaminan gagal untuk sebuah karya. Ada beberapa tips yang dibagikan Uncle Ik agar sebuah opening karya fiksi, dalam hal ini lebih berfokus pada karya cerita pendek, dapat menarik minat pembaca.

1. Ajak pembaca untuk bergabung dalam cerita kita, setidaknya di dua paragraf awal. Setelah itu pembaca bisa ditinggal untuk masuk ke inti cerita yang akan disajikan. Tujuannya adalah  agar pembaca merasa memiliki keterkaitan dengan ceritanya. Akan sangat menarik jika pembaca ikut diajak atau dilibatkan dalam karya kita, bukan? Uncle Ik pun tak ragu untuk memberikan contoh.
"Jika kalian menyeberangi celah antara Sisilia dan Tunis, mampirlah sejenak ke tepi pesisir yang di sepanjang tepiannya banyak ditumbuhi pohon willow, dari sisi tebing bagian utara akan terlihat hamparan laut yang seolah tanpa ujung. Jika kalian bertemu dengan seorang gadis yang duduk di antara pohon willow, titipkan salamku untuknya."

2. Gunakan opening dengan kata yang biasa atau umum, namun di sini yang menarik, gantilah kata yang biasa tersebut dengan diksi yang luar biasa. Kata Uncle Ik, banyak cerita dengan opening yang biasa tapi jadi terasa mewah karena pemilihan kata yang kuat. Kata katanya bisa kasar, nakal atau malah cenderung vulgar. Sah sah saja asal tau batasnya. Opening dengan model seperti ini agak menantang memang, karena penulis dituntut untuk banyak menguasai diksi. Adapaun contoh yang diberikan oleh beliau.
"Seharian ini langit mengencingi Jakarta. Ciliwung muntah, membawa borok, cerita dan kenangan dari hulu."
Menurutku contoh yang diberikan sangat wow untuk menggedor hati pembaca untyl lanjut ke alinea berikutnya. Daebak!

3. Mulailah dengan mendeskripsikan suatu ruangan. Opening jenis ini yang paling umum, tetapi rentan kesalahan. Dijelaskan oleh Uncle Ik, deskripsi ruang tidak boleh terlalu panjang, kecuali novel. Penggambarannya harus efisien, sesuai dengan ruangan yang dipakai dalam cerita tersebut saja.
Contontohnya, "Perempuan tua itu selalu duduk di sana. Di deret kedua dari belakang, kursi ke empat dari arah pintu masuk. Dengan rambut keperakan yang di sanggul dan cardigan abu-abu membuat ia terasa menyatu dengan warna dinding ruang tunggu yang juga kelabu."

4. Tips terakhir dari Uncle Ik, beri pembukaan yang menegangkan. Atau bisa juga gunakan langsung konflik ceritanya. Kebanyakan pembaca suka opening yang seperti ini. Jantung sebuah cerita adalah konflik, kalau konflik langsung ditunjukkan di awal cerita biasanya akan berhasil menarik minat pembaca. Lagi lagi Uncle Ik tidak pelit memberikan contoh kepada kami peserta ODOP.
"Dua belas lantai, pipiku kebas dihembus angin dingin dari bawah. Mata pedih, segala sesuatu yang awalnya terlihat kecil sekarang semakin membesar, lantai demi lantai terlewati dengan cepat tapi rekaman kenangan di kepala berputar dengan adegan slow motion, berlompatan menunjukan dirinya, seolah-olah ini memang detik terakhir sebelum semuanya hilang."

Selain memberikan tips membuat opening yang keren, Uncle Ik juga memberikan tips apa saja hal-hal yang harus dihindari dalam membuat pembuka cerita. Apa sajakah itu?

1. Usahakan opening tidak membeberkan keseluruhan isi cerita secara lengkap, karena ujung ujungnya pasti mudah ditebak. Pembaca jadi malas untuk lanjut membacanya. Untuk itu hindari opening yang memberikan sebuah nasehat, karena d ending nasehat tersebut biasanya akan terulang lagi. (Males kan ya dinasehatin terus 😂).
Contohnya, "Sehebat apapun manusia berusaha, tetap saja ujung-ujungnya harus pasrah pada takdir yang dari jauh hari sudah di persiapkan untuk nya."

2. Hindari opening yang klise, biasanya umum digunakan oleh anak SD  yang diberi tugas oleh guru Bahasa Indonesianya untuk membuat karangan cerita tentang liburan sekolah. Contoh umumnya, awalan dibuka dengan kalimat "Pada suatu hari...", "Pada suatu ketika...", atau yang sejenisnya.
(Wakwakwak, waktu tantangan menggubah cerita rakyat, secara tidak sadar aku memakai opening seperti ini 😂😂. Ya dimaklumi saja, karena masih belum dapat ilmu).

3. Dan hindari opening dengan suasana yang terlalu luas, karena akan sulit membangun emosi yang intens dengan pembaca. Contoh dari Uncle Ik yang seperti ini, "Garis- garis hujan terlihat samar dari balik kaca jendela yang buram."

Nah, jadi itulah tips yang dibagikan Uncle Ik kepada kita. Semoga bisa bermanfaat bagi para peserta ODOP batch 7 kali ini. Selamat mencoba membuat opening ya kawan-kawan.






Sabtu, 19 Oktober 2019

SAKINAH BERSAMAMU

1 Maret 2013, menjadi salah satu hari yang berkesan dalam hidupku. Di hari itu status singleku berubah menjadi menikah. Yeay! Akhirnya pria pujaan hatiku yang telah kukenal selama kurang lebih 365 hari akhirnya sah menjadi suamiku. Percaya tidak percaya rasanya kami bisa melalui segala macam halang rintang sebelum acara akad nikah dilaksanakan.

Suamiku, tak lain adalah teman seangkatanku semasa SMP dan SMA. Namun anehnya, kami tidak pernah saling sapa, pun kenal saja tidak. Hihihi. Ya itulah yang namanya jodoh. Mau dicari sampai ke ujung dunia, ujung-ujungnya berjodoh dengan teman semasa sekolah.

Facebook, media sosial yang menjadi saksi bisu awal pertemuanku dan suami. Kala itu tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba ada seorang pria menyapaku melalui chatroom Facebook. Kekepoanku seketika muncul, siapa gerangan lelaki yang menyapaku ini. Setelah aku telusuri, baru kusadari kalau dia adalah teman satu sekolah. Mencoba mengingat-ingat roman muka lelaki yang saat itu tak terbayangkan  jika dia kelak menjadi imamku ini, tetapi tak terlintas ingatan sedikitpun tentang wajahnya. Iseng kubertanya pada teman baikku yang juga satu SMA dengan kami, tak kunyana dia malah ingat dengan sosok dia.

Suamiku rupanya lelaki yang cukup populer di sekolah pada zamanku. Hobinya cukup ekstrim, seperti  berantem, balap motor, dan bolos sekolah. Ups, maaf ya Pak Suami, tidak bermaksud untuk membuka aib masa lalu kok. Hihihi. Namun itu sudah menjadi masa lalu suamiku. Sekarang  dia menjadi sosok imam keluarga yang paling bijaksana dan bertanggung jawab di mataku. Sisa-sisa kebandelan dia di masa lalu terkadang kami jadikan bahan guyonan. Katanya, untung dia pernah bandel, sehingga dia akan tau bagaimana mengarahkan dua anak kami, yang notabene laki-laki semua, agar tidak salah pergaulan seperti yang pernah dia alami.

Hari-hari yang kami lewati sebagai sepasang suami-istri bukan tanpa halangan. Banyak konflik-konflik kecil yang harus kami hadapi. Keegoisan masih sering muncul di awal pernikahan kami. Dan Alhamdulillah kami bisa menghadapi itu semua. Kuncinya adalah komunikasi, sebesar apapun rasa mangkel terhadap sifat atau perilaku pasangan kita, ungkapkan saja. Karena itu bisa menjadi bahan introspeksi diri kita masing-masing. Tidak ada manusia yang sempurna, aku dan suami banyak kekurangannya. Namun kami saling melengkapi kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Usia penikahan kami terbilang masih sangat muda. Baru menginjak TK kalau di usia manusia. Aku yakin akan ada banyak tantangan yang siap menguji kami. Namun kami juga yakin akan bisa melampauinya. Kami berdua sedang dan masih berproses untuk menjadi orang tua yang ideal, orang tua yang  bisa menjadi suri tauladan bagi dua jagoan kami. Tak pernah lepas dari doaku kepada Allah yang telah mempersatukan kami, agar kami selalu dimudahkan dan dilancarkan untuk dapat menaklukkan kerikil-kerikil tajam kehidupan rumah tangga kami. Inginku mengarungi bahtera rumah tangga yang sakinah, mawadah dan rahmah hanya bersamamu, wahai Suamiku. Allahumma amin.

Jumat, 18 Oktober 2019

MENENGOK LOMBOK YANG ELOK




Tatkala rasa penat mulai melanda, badan terasa pegal, otot-otot jadi tegang, serta pikiran mudah ambyar, itu adalah pertanda bahwa tubuh butuh piknik. Pikiran dan jiwa kita sesekali perlu direfresh agar terhindar dari gejala stress. Maka tidak ada salahnya jika merencanakan sebuah sweet escape ke suatu tempat yang nyaman dan menenangkan. Dan wisata alam dapat dijadikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

Tidak terbantahkan bahwa Indonesia memiliki pesona alam yang begitu memukau. Bukan hanya mampu memikat wisatawan domestik saja, tetapi wisatawan mancanegara juga terpikat oleh keelokan alam negeri ini. Salah satunya adalah Pulau Lombok, pulau yang daya tarik alamnya tak kalah istimewa dengan pulau-pulau lain di Indonesia.

Salah satu sudut pantai di Pulau Lombok

Pulau Lombok yang termasuk dalam gugusan kepulauan Sunda Kecil merupakan salah satu pulau yang berada di wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat. Ada beberapa akses untuk menuju pulau ini. Bagi para wisatawan yang ingin melancong via jalur udara, Pulau Lombok memiliki Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid yang terletak di Tanak Awu, Kabupaten Lombok Tengah. Dan bagi pelancong yang datang melalui jalur laut, Lombok juga memiliki beberapa pelabuhan untuk bersandarnya kapal-kapal.

Pantai Kuta, Pantai Senggigi, Pantai Tanjung Aan, Pantai Selong Belanak, dan Pura Batu Bolong adalah beberapa nama  pantai yang mengelilingi Pulau Lombok, yang membujur dari arah Timur hingga Barat. Lambaian pohon-pohon nyiur  disepanjang bibir pantai akan menyambut kedatangan para turis asing maupun lokal yang ke sana. Angin laut yang bertiup menguarkan aroma khas, yang sesaat mampu meredakan kegalauan hati para wisatawan. Pun juga suara deburan ombak yang seperti nyanyian alam, seolah ingin menghipnosis wisatawan agar melupakan sejenak kesibukan mereka.


Keindahan panorama alam pantai-pantai di Pulau Lombok

Jika ingin travelling ala backpacker, maka mobil angkot dan atau ojek bisa menjadi alternatif kendaraan untuk mencapai obyek wisata di Lombok. Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk membayar jasa mereka. Cukup dengan uang Rp 50.000,00 – Rp 100.000,00/orang, wisatawan dapat menyewa ojek atau mobil angkot untuk mengantarkan mereka ke obyek  wisata alam yang diinginkan. Di sepanjang perjalanan, mata kita akan dimanjakan dengan pemandangan laut lepas yang terhampar indah. Sungguh Maha Besar Allah dengan segala ciptaanNya.


Pemandangan laut lepas yang disajikan di sepanjang perjalanan
menuju obyek wisata di Pulau Lombok

Pulau Lombok memiliki tiga kepulauan kecil yang kepopulerannya telah sampai ke telinga mancanegara juga.  Tiga kepulauan kecil tersebut adalah Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Gili sendiri berarti pulau dalam bahasa Suku Sasak, suku asli Pulau Lombok. Keeksotisan tiga gili ini tak kalah seronok dengan pantai-pantai yang telah tersebut di atas. Di Gili Trawangan, sebagai pulau terbesar di antara tiga gili, pengunjung dapat menjajal olahraga air seperti snorkeling, free diving ataupun scuba diving  untuk melihat keindahan taman bawah lautnya. Karena luas pulau yang terbilang kecil, tidak butuh waktu seharian untuk mengelilingi Gili Trawangan. Kendaraan tanpa bbm semisal sepeda atau andong dapat disewa untuk sekadar ingin menjelajahi pulaunya. Atau bisa juga ditempuh dengan berjalan kaki, hitung-hitung sambil berolah raga untuk melunturkan lemak-lemak tubuh. 

Kegiatan snorkeling di Gili Trawangan


Turis yang berasal dari segala penjuru dunia selalu memadati Gili Trawangan. Maka tak heran jika pulau ini seakan tidak tidur. Berbagai macam fasilitas penginapan dan restoran dari harga yang terjangkau hingga yang mewah, lengkap disediakan di sini. Tinggal menyesuaikan budget yang dimiliki oleh para wisatawan.

Pemandangan alam yang jangan sampai terlewatkan di Gili Trawangan adalah momen ketika sang surya akan kembali ke peraduannya. Rasa takjub bergetar di dada tatkala kehangatan sinarnya memancar di ufuk barat, menciptakan ketenangan batin bagi jiwa-jiwa yang membutuhkannya.

Kala sang surya kembali ke peraduan di ufuk barat Gili Trawangan

Pulau lombok juga menghadirkan wisata budaya yang diwakilkan oleh Suku Sasak di Perkampungan Sade. Perkampungan Sade sendiri berada di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah.  Suku Sasak yang menghuni perkampungan ini masih menjujung tinggi adat dan budaya mereka. Para wanita suku Sasak Sade pintar menenun. Kain tenun bermotif indah hasil karya mereka dapat dinikmati di depan rumah bale, rumah adat Suku Sasak.

Gadis dari Suku Sasak yang sudah pandai menenun kain

Perkampunga Sade

Takkan lengkap rasanya jika berwisata alam tanpa mencicipi sajian makanan istimewa dari Pulau Lombok. Makanan khas pulau Lombok adalah ayam betutu yang disajikan lengkap dengan plecing kangkung dan sambal. Ada lagi sate Rembiga, sate yang memiliki cita rasa manis pedas dijamin berhasil menggoyang lidah orang yang menikmatinya. Dan satu lagi, nasi campur ala pulau Lombok atau yang lebih dikenal dengan sebutan nasi balap puyung.

Sate sapi Rembiga 

Nasi balap puyung

Seporsi nasi balap puyung berisi ayam mesere atau ayam suwir pedas, irisan kacang panjang, kacang kedelai, telur, dan keripik kentang. Jangan ditanya lagi soal rasanya, mantap jiwa. Wisatawan yang mencoba nasi ini bakal dibuat ketagihan. Semua kuliner di pulau Lombok tidak ada yang mengecewakan, rasanya yang didominasi rasa pedas akan menggugah selera para tamu yang berkunjung ke sana. 

Meskipun dipertengahan tahun 2018 lalu Pulau Lombok terguncang  gempa magnitudo, itu tidak serta merta menyurutkan pesonanya. Untuk beberapa saat Pulau Lombok seolah mati suri, namun kini Pulau Lombok mulai bangkit kembali dan berbenah. Pembangunan rekonstruksi dan rehabilitasi pasca gempa juga terus dilakukan oleh pemerintah.

So guys, jangan ragu lagi untuk menjejakkan kaki di Pulau Lombok yang eksotis ini. Segera pesan tiket hotel dan pesawat untuk trip ke sana sekarang juga. Keindahan alam dan keunikan budaya yang disuguhkan, dijamin akan membuat badan dan pikiran kita menjadi segar kembali. Selamat menengok Pulau Lombok yang elok. :)



#tantanganODOP7
#tantangan_menulis_feature_tempat_wisata
#tantangan_feature
#tantangan_pekan6
#menulisfeature

Catatan :
Maaf fotonya kurang bagus, karena external hardisk error, jadinya foto penunjang adalah hasil foto yang difoto.