Senin, 23 Desember 2019

RADEN PATAH SANG SULTAN DEMAK (BAGIAN 1)


Mendung menggelayut di wajah Baginda Raja Brawijaya V, Bhre Kertabhumi sang penguasa bumi Majapahit. Dirinya sedang dilanda kegalauan yang amat sangat. Permaisuri tercintanya, Ratu Dwarawati, mengajukan permintaan yang terasa sulit untuk dia luluskan. Bagaimana tidak, sang ratu Majapahit memohon kepadanya untuk mengirim selirnya, Putri Siu Ban Ci, yang tengah mengandung jabang bayinya kembali ke tanah kelahirannya, negeri Campa.

Raja Majapahait menatap penuh cinta kepada sang selir yang sedang tertidur pulas di sampingnya malam itu. Pikirannya melalanglang buana entah kemana. Di satu sisi dia sangat mencintai Putri Siu Ban Ci, namun di sisi lain dia juga sangat menyayangi permaisuri yang telah setia mendampingi hidupnya, meskipun tanpa kehadiran seorang anak dari rahimnya. Dan kini kehadiran buah hati diidam-idamkan sang raja akan terlahir ke dunia, tetapi kehadirannya malah memunculkan kecemburuan sang ratu.

“Yang Mulia Baginda Raja, maafkan kalancangan hamba jika harus membuat Baginda memilih,” kata sang Ratu Majapahit kala itu di hadapan Bhre Kertabhumi yang sedang berada di singgasananya.
“Apakah tidak ada pilihan lainnya Adindaku tercinta? Permintaan itu terlalu sulit untuk kuiyakan. Usia kandungan Putri Siu Ban Ci telah memasuki usia 6 bulan. Alangkah baiknya jika sang putri melahirkan putranya terlebih dahulu, bukankah demikian Adinda?” jawab sang raja mencoba menawar keinginan sang ratu.

Namun keinginan ratu telah bulat, tanpa tedeng aling-aling dia ingin si selir itu pergi dari tanah Majapahit. Rasa cemburunya terlalu besar untuk dibendung. Dia bahkan tak memedulikan nasib sang jabang bayi di kandungan ibunya.

“Maaf, Baginda Raja hanya memiliki dua pilihan saja. Memilih hamba yang kembali ke rumah orang tua hamba atau Baginda Raja mengembalikan Putri Siu Ban Ci ke negeri Campa,” jawab Ratu Dwarawati lembut namun penuh ketegasan.

Berhari-hari, di atas singgasananya sang raja berpikir keras. Pun hingga malam ini. Meskipun sang raja telah membuat keputusan, tetapi hatinya tak tega untuk mengutarakan niatnya kepada putri cantik jelita itu. Sambil menghela napas berat, dia elus rambut hitam legam sang putri kerajaan Campa itu, mungkin untuk terakhir kalinya.

Keputusan sang Raja sudah bulat, sebesar apapun rasa cintanya kepada Siu Ban Ci, dia harus rela melepaskannya, dan memilih Ratu Dwarawati. Tanpa sepengetahuan sang selir, Raja Brawijaya V telah memanggil Arya Damar, putranya yang berada di negeri Palembang, untuk datang ke Majapahit dan menitipkan putri kerajaan Campa itu kepadanya.

Semoga Tuhan Yang Maha Agung melindungimu dan anak kita, kekasih hatiku,” bisiknya kepada sang selir.

“Semoga kelak kemudian hari, semesta berbaik hati mau mempertemukanku dengan anak kita. Entah dalam kondisi seperti apa. Dan semoga Tuhan Maha Pengampun mau memaafkan keputusanku ini,” lanjutnya sembari tetap berbisik. Kali ini dibarengi dengan kecupan hangat  yang mendarat manis di pipi putih bersih Putri Siu Ban Ci.

Sang putri masih terlelap dalam tidurnya yang sedang bermimpi indah  tentang raja yang bersenda gurau bersama si bayi dalam gendongannya, tanpa mengetahui bahwa keberadaannya di tanah Majapahit akan segera berakhir dalam beberapa hari kedepan.

#RCO_level4
#odop_batch7
#OneDayOnePost

Kamis, 19 Desember 2019

THE GIRL WHO SAVED THE KING OF SWEDEN




RCO level 3 telah memasuki tahap akhir. Dan tugas tantangan di level 3  ini adalah  membuat tulisan yang berisi perbedaan dan persamaan tradisi/kebiasaan antara Indonesia dengan negara asal buku tersebut.

Buku ‘The Girl Who Saved The King Of Sweden’ karya Jonas Jonasson ini cukup menarik ceritanya. Buku fiksi setebal 560 halaman berkisah tentang petualangan dan perjalanan hidup seorang wanita bernama Nombeko Mayeki, gadis yang berasal dari Soweto, Afrika Selatan. Nombeko lahir di wilayah dari negara Afrika Selatan yang hidup di bawah garis kemiskinan, dan sebagian besar penduduknya buta huruf. Di usia lima tahun yang normalnya adalah masa-masa bahagia bagi anak-anak kecil untuk bermain, Nombeko habiskan untuk bekerja sebagai pemikul tong tinja di perusahaan pengurasan jamban.

Dia tidak ingin mengikuti arus lingkungannya yang selain sebagai penguras jamban, orang-orang di sekitarnya juga menghabiskan waktu mereka  untuk mabuk tiner, menonsumsi obat-obat terlarang, menenggak alkohol, hal-hal yang tidak berguna pada intinya. Tak terkecuali ibunya juga. Sungguh menyedihkan memang. Di saat Nombeko seharusnya menghabiskan waktunya untuk bermain, bergembira, dan bersekolah, ternyata dia harus bekerja keras untuk kelangsungan hidupnya, dan ibunya.

Namun Nombeko bukan gadis Soweto pada umumnya, dia termasuk anak yang gigih, pekerja keras, dan mau belajar. Karena tak ingin mati muda seperti para tetangganya, maka Nombeko ingin pindah dari Soweto. Dengan barang yang berhasil dia ambil dari jasad Thabo, tetangganya yang mengajari dia membaca, Nombeko pergi meninggalkan Soweto. Tujuannya adalah Perpustakaan Nasional di Pretoria.

Namun nasib kurang beruntung menimpanya. Dan karena kesialannya dia harus berurusan dengan seorang insinyur gadungan pemabuk yang hidupnya beruntung bernama Engelbrecht van der Westhuizen. Alih-alih membaca buku di perpustakaan nasional di pretoria, Nombeko harus menjadi seorang pekerja di sebuah laboratorium senjata nuklir di Pelindaba. Dan dari sinilah petualangan hidup NOmbeko dimulai.

Pada dasarnya Nombeko adalah orang dengan rasa keingintahuan tinggi, dia menghabiskan waktunya di laboratorium asuhan insinyur Westhuisen sebagai petugas kebersihan dan membaca buku-buku yang terdapat di perpustakaan Pelindaba. Nombeko anak yang cerdas, dia dapat berhitung secara cepat dengan caranya yang unik dan cepat menguasai bahasa asing, yaitu bahasa Cina dialek Wu.

Kehidupan Nombeko semakin penuh dengan kejutan tatkala dia harus bertanggung jawab atas bom nuklir berkekuatan 3 megaton yang tidak seharusnya dia bawa ke Swedia. Nombeko yang seharusnya dapat hidup tenang atas kebebasannya, malah dibuat pusing dengan keberadaan bom nuklir.
Kehidupan para tokoh di novel ini sepertinya kurang sesuai dengan adat ketimuran yang dijunjung oleh negeri kita. Si insinyur yang pemabuk bahkan di jam kerja, tetangga Nombeko yang hidup dengan drugs. Dan juga kehidupan Nombeko bersama kekasihnya yang masih menganut konsep kebebasan khas bangsa barat yang masih tabu untuk dilakukan di bangsa kita ini (meskipun sekarang banyak yang melakukannya sih).

Namun pada akhirnya  novel ini cukup menarik dengan guyonan-guyonan satirenya. Meskipun agak membosankan bagiku. Entah mungkin karena ekspektasiku yang mengharapkan ini adalah sebuah novel penuh aksi. Hihihi.


Minggu, 15 Desember 2019

BELAJAR DAN BERKEMBANG BERSAMA KOMUNITAS ODOP




Entah saat ini aku harus merasa senag atau sedih. Empat pekan yang kulalui bersama kelas non-fiksi ODOP batch 7 sebagai lanjutan kelas menulis komunitas One Day One Post akan segera berakhir. Aku, dan mungkin juga sebagian besar para peserta ODOP batch 7 yang saat ini sudah menjadi bagian dari keluarga besar komunitas ODOP, merasa sangat beruntung. Beruntung karena di sini aku dan teman-teman mendapatkan ilmu yang sangat berharga. Ilmu tentang dunia tulis menulis yang dibagikan secara cuma-cuma oleh para master di bidangnya. Aku yang dari tidak tau menjadi banyak tau.

Tak berhenti membagikan ilmu dunia menulis, di kelas non-fiksi kembali kami menerima ilmu tentang perblogingan, dan lagi-lagi secara gratis. Gratis! Tak main-main, pematerinya pun orang-orang yang mumpuni di bidang perblogingan. Namun sayangnya, aku masih belum paham betul. Hiks (apa karena aku yang elmot ya, wakwakwak). Sedikit banyak aku jadi tau kalau kita bisa menghasilkan uang dari blog yang kita miliki saat ini, dari iklan, dari adsense, dari banyaknya viewer yang melihat artikel kita, dari mana saja sepertinya. Hihihi. Bagaimana cara menaikkan DA/PA, cara membuat judul artikel dengan bantuan SEO, dan istilah-istilah perblogingan yang jujur masih awam bagiku.

Mungkin ada baiknya jika materi perblogingan yang disampaikan oleh para mastah, diikuti dengan praktik secara langsung. Tidak mudah memang jika harus online dalam waktu berbarengan untuk melakukan praktik secara langsung dari ilmu yang disampaikan oleh pemateri. Tak jauh-jauh, aku saja mengikuti materi sambil meninabobokan si bayik, bagaimana bisa buka laptop dan mempraktekkan ilmunya. Hihihi. Atau mungkin diadakan kelas khusus untuk mengutak-atik blog kita ya. Hanya sekedar saran saja semua itu, demi memaksimalkan blog yang telah dipunyai saat ini.

Aku juga banyak belajar dari tulisan teman-teman loh. Setiap melakukan blog walking, aku ikut menyerap ilmu yang dibagikan oleh mereka. Rata-rata tulisan teman-teman ODOP batch 7 ciamik soro, alias bagus-bagus sekali. Sering kali aku menemukan kosakata-kosakata baru dari blog teman-teman. Tak jarang juga aku belajar, bagaimana mengangkat suatu cerita yang biasa-biasa saja, namun tampak luar biasa karena diramu dengan kata-kata yang apik dan mengena. Mantab buat kalian semua! Ahh, aku bersyukur bisa bertemu dengan komunitas yang satu ini. Kemampuan menulisku meningkat 100% setelah menjadi peserta dan mengikuti kelas menulis ODOP.

Tak hanya ilmu menulis, aku juga bertemu dengan orang-orang keren yang konsisten dalam menulis, para pegiat literasi tanah air, yang datang dari berbagai macam latar belakang dan disiplin ilmu. Jangan melihat asalnya, pendidikannya, pekerjaannya, atau keluarganya, bacalah tulisan-tulisan mereka. Banyak pelajaran hidup yang kupetik dari cerita-cerita yang dibagikan oleh mereka. Pokoknya teman-teman komunitas ODOP ini luar biasa.

Aku salut kepada teman-teman yang rajin posting setiap hari tanpa berhutang satu kalipun disela-sela kesibukannya di dunia nyata. Andai aku bisa seperti mereka. Bisa sebenarnya, semuanya tergantung niat. Hihihi. Maka dari itu salah satu harapanku adalah bisa tetap bisa mengasah kemampuan menulis selepas mengikuti segala macam kegiatan komunitas ODOP dan tetap bisa menjalin silaturahim dengan teman-teman ODOP. Semoga kelak jika ada waktu dan kesempatan kita dapat berkumpul, syukur-syukur dapat menelorkan suatu karya bersama. Amin.

Pesanku untuk teman-teman, jangan berhenti menulis, menulislah untuk menebarkan kebaikan. Siapa tau dari tulisan yang kita bagikan, kelak akan menjadi amal jariyah bagi diri kita. Terimakasih banyak teruntuk semua mba-mba pije, mas-mas pije, pemateri yang keren abis yang telah rela berbagi ilmu, waktu, dan membersamai perjalanan kami para peserta ODOP batch 7. Biarlah Allah yang membalas segala peluh dan lelah kalian. Peluk online satu-satu (bagi para ukhtinya yaaa).

Tetap semangat menulis ya teman-teman ODOP. Kutunggu karya-karya moncer kalian lahir dari para penerbit. Salam literasi! 

Sabtu, 14 Desember 2019

BERKREASI BERSAMA PIZZA MAKER JUNIOR


Hal yang dapat membuat orang tua menjadi bangga dan bahagia salah satunya adalah menlihat buah hati mereka tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas dan kreatif. Itulah sebabnya di masa-masa golden age, orang tua dianjurkan untuk menstimulasi daya kreativitas anak-anaknya dengan mengajak mereka bermain sepuasnya. Dengan membebaskan mereka bermain sesuka hati diharapkan anak-anak dapat mengasah syaraf-syaraf sensorik, motorik, serta kreativitas mereka.

Kembali ke saat si sulungku berada di kelas TK A, kami para orang tua iseng-iseng merencanakan kegiatan untuk anak-anak kami. Salah satu ibu dari teman si sulung mengutarakan idenya untuk mengajak anak-anak bermain sambil belajar membuat pizza. Loh, memang ada kegiatan semacam itu ya?, pikirku yang belum paham. Ternyata ada, yaitu di restoran pizza paling laris di Indonesia yang gerainya sudah menjamur dimana-mana. Apalagi jika bukan restoran Pizza Hut.

Ya, Pizza Hut ternyata memiliki agenda kegiatan bernama Pizza Maker Junior yang diperuntukkan bagi anak-anak berusia 5-12 tahun yang ingin tau bagaimana cara membuat pizza sendiri sebelum pizza disajikan di atas meja. Tentu saja mereka takkan melakukannya sendiri, karena akan ada kakak-kakak yang mendampingi anak-anak selama berada di dapur restoran. Harga yang ditawarkan untuk mengikuti kegiatan Pizza Maker Junior ini cukup murah. Per anak akan ditarik biaya Rp 42.000,00.

Hari yag ditetapkan pun tiba. Kami, para ibu melakukan janji temu di lokasi yaitu di restoran Pizza Hut sore hari sekitar pukul 14.00. Suara riuh rendah anak-anak langsung disambut ramah oleh kakak-kakak pramusaji. Seperti pada umumnya anak-anak ketika bertemu dengan teman-temannya, mereka langsung berbaur, bermain, dan bersenda gurau. Tak butuh waktu lama bagi anak-anak untuk menunggu, karena selang beberapa saat mereka dipanggil dan disuruh berbaris rapi sebelum memasuki area dapur restoran.

Namun sayang, kami para ibu tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut. Hanya 1 orang ibu saja yang dapat mendampingi untuk mengabadikan momen anak-anak berkreasi. Sembari menunggu anak-anak berkegiatan, para ibu dapat bersantai sejenak di dalam restoran sambil ngobrol ngalor-ngidul, dan tentu saja berselfie ria. Cukup lama juga menunggu mereka selesai membuat pizzanya.  

Dari foto-foto yang dibagikan oleh salah satu ibu wali murid, kegiatan membuat pizza diawali dengan mecuci tangan, dilanjutkan dengan memasang sarung tangan plastik secara mandiri. Setalah tangan mereka higienis, mereka diberi dough pizza yang siap untuk diberi topping, tetapi  mula-mula mereka diajari terlebih dahulu oleh kakak juru masak. Mereka diperkenalkan aneka macam topping yang dapat diisikan ke atas pizza. Setelah itu barulah mereka mulai menata topping dan dilanjutkan dengan memberi aneka saos. Satu per satu anak-anak menyelesaikannya. Dan pizza pun siap dipanggang.


Kurang lebih 45 menit kemudian, anak-anak telah selesai melakukan kegiatan membuat pizza. Senyum bahagia dari keduabelas anak peserta kegiatan ini otomatis muncul di wajah mereka. Kembali mereka bersenda gurau sambil menunggu pizza hasil kreativitas mereka matang. Dan, akhirnya pizza hasil karya anak-anakpun telah matang. Dengan penuh kegembiraan, mereka menerima pizza hasil kreasinya. Sayang, pizza kreasi sulungku tak sempat kuabadikan, karena sudah dia nikmati di  perjalanan pulang.

Soal rasa, tetap sama seperti rasa Pizza Hut, yang membedakan hanyalah kerapian dalam menyusun topping pizza. Namanya juga anak-anak, menatanya masih asal. Namun bukan itu yang dinilai, tetapi lebih kepada keberanian mereka untuk mencoba dan belajar hal-hal baru. Belajar untuk berkreasi dalam memberikan topping, belajar untuk mandiri, dan belajar untuk mencintai kebersihan.

Dari kegiatan Pizza Maker Junior, anak-anak mendapatkan sertifikat yang menunjukkan bahwa mereka telah mengikuti acara ini, sekotak pizza ukuran personal, serta merchandise Pizza Hut. Acarapun berakhir, anak senang ibu pun bahagia. Melihat mereka bertumbuh menjadi anak-anak yang kreatif dan rasa ingin tau yang tinggi, rasanya tak sabar untuk melihat kesuksesan mereka di masa depan. Allahumma amin. 



Jumat, 13 Desember 2019

BAITI JANNATI



Tiap-tiap pasangan yang telah halal dalam ikatan tali pernikahan pasti mendambakan keluarga yang sakinah, mawadah, dan rahmah. Keluarga yang dipenuhi dengan kedamaian, rasa kasih sayang, serta karunia akan menciptakan suasana rumah tangga yang bahagia, hingga serasa berada di dalam surga. ‘Baiti jannati’, rumahku adalah surgaku. Siapa yang tak menginginkan kondisi rumah yang seperti demikian.

Untuk  menciptakan suasana rumah di dunia laksana di surga bukan perkara yang gampang. Akan ada saja masalah dan musibah yang datang  silih berganti untuk menguji kita. Entah itu dari si suami, istri, anak, mertua, atau bahkan dari tetangga sebelah rumah. Maka dari itu tak sedikit yang tidak dapat mewujudkan impian rumahku adalah surgaku.

Namun, ada juga pasangan suami istri yang dapat mewujudkannya. Suatu keluarga dikatakan dapat mewujudkan kondisi baiti jannati salah satu contohnya adalah ketika sang suami akan selalu merasa rindu akan rumahnya, rindu akan sambutan hangat dari anak-anaknya, rindu akan senyuman yang merekah dari bibir istrinya.

Ya, kajian khusus muslimah yang rutin diadakan setiap hari jumat, pagi ini membahas kiat-kiat untuk membangun  rumahku adalah surgaku. Materi kajian bertema baiti jannati kali ini disampaikan oleh Ustaz Armedi Raharja, Lc.

Salah satu syarat untuk membentuk rumah yang bak surga adalah pasangan suami dan istri yang bertakwa kepada Allah. Rumah yang penuh cinta kasih tentunya akan terwujud jika sang nahkoda yang tak lain adalah suaminya merupakan sosok yang salih. Dan perlu adanya sosok salihah sebagai pendukung dan pendamping yang tak lain adalah sang istri.

Bayangkan apa jadinya jika sosok suami sebagai pemimpin keluarga memiliki perangai yang tidak  baik, jauh dari Allah, dan bukan sosok yang salih, dapat dipastikan rumah tangganya akan seperti neraka. Akan banyak percekcokan, kemarahan yang berujung KDRT, bahkan mungkin berakhir perceraian di pengadilan agama.

Meskipun tak mudah, Islam telah memberikan kiat-kiat untuk membangun rumah yang bak di surga. Apa sajakah kiat-kiat tersebut?

Pertama, luruskan niat. Bagi para singlelilah yang in syaa allah dalam waktu dekat akan bertemu jodohnya masing-masing, mari niatkan menikah karena Allah, niatkan menikah karena ingin mendapatkan generasi-generasi penerus yang salih, menikah karena untuk mengantarkan diri kepada surga Allah.
Memanglah benar jika segala sesuatu itu bergantung pada niatnya. Jika niat awalnya saja sudah salah, maka akan jauh dari berkah Allah. Adapaun contoh niat yang salah misalnya adalah menikah karena harta atau menikah karena kepepet usia. Dan bagaimana bagi yang sudah terlanjur menikah? Jika niatnya belum untuk beribadah kepada Allah, segeralah ubah niat tersebut.

Kedua, pilihlah pasangan yang salih dan salihah. Seperti sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “Nikahilah wanita karena empat perkara, karena hartanya, nasabnya (keturunan), kecantikannya, dan agamanya, dan pilihlah wanita yang taat agamanya maka kamu akan beruntung.”
Tidak ada salahnya memang menikahi wanita yang cantik atau kaya. Namun alangkah baiknya jika seorang lelaki menikahi wanita yang salihah. Karena kecantikan akhlak, adab, dan ilmu agama seorang wanita akan mengalahkan kecantikan dzahirnya.

Ketiga, pilihlah pasangan yang berilmu. Tentu saja ilmu yang dimaksud adalah ilmu syariat. Lelaki dan wanita yang akan menikah sebaiknya telah mengetahui tentang hak-hak dan kewajiban-kewajibannya ketika kelak menjadi seorang suami dan istri. Begitu pula seorang wanita, hendaknya memilih lelaki yang baik agamanya. Ketakwaan seseorang berbanding lurus dengan keharmonisan terhadap keluarganya.

Sebagai salah satu contohnya adalah kewajiban suami untuk menafkahi istrinya, serta kewajiban istri untuk mengurus suami, anak-anak, dan rumah tangganya. Ada pula hak-hak seorang suami yang wajib dilaksanakan oleh istrinya, salah satunya adalah seorang istri harus taat kepada suaminya. Dan istri juga berhak untuk memperoleh hak-haknya, dapat dibaca di sini 'Hak-Hak Wanita Dalam Islam'.

Keempat, berlapang dada dan mudah mengalah. Salah satu resep keharmonisan rumah tangga yang lain adalah istri yang selalu mengalah, meskipun sang suami yang bersalah. Baca pula 'Amalan-Amalan Wanita Ahli Surga' sebagai pengingat kepada para istri salihah, bahwa wanita yang sabar dan selalu mengalah merupakan sifat wanita yang kelak akan menghuni surga. Ingat ya ibu-ibu untuk selalu mengalah kepada para suami! Ada pesan dari Ustaz Armedi yang ditujukan kepada ibu-ibu peserta kajian pagi ini.

“Terkadang mengalah bukan berarti salah. Terkadang mengalah bukan berarti kalah. Namun terkadang mengalah adalah memberikan kesempatan kepada orang yang kita sayang untuk berubah.”

Kelima, memprioritaskan negeri akhirat. Rumah tangga yang bahagia, harmonis, dan penuh cinta takkan terwujud jika tanpa diiringi dengan beribadah kepada Allah. Menyamakan visi dan misi kedua belah pihak sebelum mengikat janji dalam ikatan pernikahan bahwa tujuan akhirnya adalah kehidupan di akhirat. Yaitu dengan memperbanyak membaca Al Quran, melaksanakan salat, melaksanakan puasa, menyedakahkan hartanya. Niscaya Allah akan mengucurkan berkah-Nya yang sedemikian rupa kepada bahtera rumah tangga yang demikian ini.

Demikianlah kiat-kiat yang disampaikan oleh pemateri untuk menciptakan sebuah baiti jannati. Mungkin mudah bagi seorang suami untuk membelikan sang istri sebuah rumah. Namun apakah rumah yang dia belikan telah berhasil menciptakan sebuah surga kecil bagi rumah tangga yang sedang diarunginya? Mari jadikan ini semua sebagai kontemplasi. Riak-riak kecil akan selalu datang menghampiri, dan tetap yakinkan diri bahwa Allah akan selalu memberikan petunjuk bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh berada di jalan-Nya. Wallahualam.

Kamis, 12 Desember 2019

RESOLUSI MENULIS DI TAHUN 2020


Wah, tak terasa kelas menulis non-fiksi komunitas ODOP batch 7 sudah memasuki pekan terakhir. Di pekan ini pula para peserta kelas menulis non-fiksi diberikan tantangan terakhirnya, dengan tema “Resolusi Menulis Di Tahun 2020”.

Flashback di  hari di mana tak terlintas di pikiranku untuk mengikuti open recruitment batch 7 komunitas one day one post. Di tulisan-tulisanku sebelumnya, aku selalu berterimakasih kepada Silvana, teman kala sekolah tempo dulu yang masih aktif berkirim pesan, karena dari dialah aku bisa mengetahui komunitas ODOP ini. Jujur pada awalnya aku pesimis, karena aku bukan penulis, aku lebih sebagai pembaca. Namun aku teryakinkan, bukan bagus jelaknya tulisan kita yang akan dinilai, namun lebih kepada seberapa besar niat kita untuk tetap menulis secara kontinu selama 60 hari.

Memang berat pada awalnya. Tak sedikit juga peserta yang berguguran di tiap minggunya. Membagi waktu menulis di sela-sela kegiatan di dunia nyata yang cukup padat membuatku keteteran. Tak jarang aku menulis sebelum jam pulang kantor, atau bahkan baru bisa menulis di malam hari setelah dua jagoan hebatku tidur. Alhamdulillah segala tantangan selama 60 hari itu dapat kulalui dengan, yah cukup baik.

Berlanjut memasuki kelas penjurusan. Sedikit galau untuk memilih kelas fiksi atau non-fiksi. Setelah aku pertimbangkan cukup setengah matang, dan tak lupa membaca basmalah, kupilih kelas non-fiksi. Alasannya karena materi yang ditawarkan kelas non-fiksi menarik perhatianku, salah satunya untuk mengoptimalkan blog. Aku penasaran karena kabarnya dari blog yang kita miliki bisa menghasilkan uang. Keren nih, pikirku, dari hobi menulis bisa menghasilkan uang.

Namun kembali lagi, aku kan hobi baca, bukan menulis. Eits, jangan salah, aku jadi suka menulis juga kok, meski terkadang masih diliputi rasa malas. Hihihi. Di kelas non-fiksi ini lagi-lagi keniatan kita untuk istikamah menulis secara kontinu diuji lagi selama kurang lebih 30 hari (atau lebih ya, aku lupa). Dan lagi-lagi cukup keteteran. Di kelas lanjutan ini aku merasa malah lebih parah, lebih sering berhutang tulisan. Padahal dibandingkan ketika masih menjadi peserta ODOP, di kelas lanjutan ini lebih ringan bebannya karena per pekan diwajibkan menulis 6 tulisan saja. Jadi ada 1 hari bebas untuk tidak menulis, lebih tepatnya 1 hari itu untuk fokus mencicil tulisan antologi.

Namanya juga manusia, diberikan keringanan, terkadang malah menggampangkan. ‘Ah, nanti saja belum nemu ide nih’, setelah nanti saja ‘Eh, besok saja deh, kok sekarang capek ya’, keesokannya ‘huwaduh, deadline tugas kantor kok sudah di depan mata, tulisannya dirapel besok aja deh’, begitu saja terus sampai hutang menulis semakin menumpuk. Kalau kata flyer berisi nasihat yang dibagikan mommy Jayko a.k.a mba Jihan, orang terajin yang pernah kukenal di Konstantinopel squad, ‘jangan suka menunda-nunda tugas, konon kabarnya ketika kita meningglakan tugas yang belum terselesaikan, dia akan bertemu dengan tugas lain yang juga ditinggalkan, kemudian mereka jatuh cinta, kemudian akan beranak pinak, banyak sekali’. (Baru tau kan, kalau tugas yang menumpuk bisa menimbulkan indikasi untuk mereka saling jatuh cinta? Aku pun). Dan memang seperti itu pada kenyataannya. Hutang menulis menumpuk, terseok-seok untuk membayarnya. (Ini berlaku bagiku yah).

Maka dari itu, jika ditanya apakah resolusi menulisku di tahun 2020? Aku tak ingin muluk-muluk dalam membuat resolusi menulis di penghujung tahun yang telah siap menyambut kedatangan tahun yang baru ini. Apa sajakah resolusi itu?
·      Bisa menulis secara berkelanjutan, setidaknya dalam seminggu ada tulisan berfaedah yang bisa aku posting di blogku. Entah seminggu sekali, dua kali, syukur-syukur bisa posting setiap hari. Amin.
·      Menulis untuk menyebarkan kebaikan, sehingga bisa bermanfaat bagi para pembacanya.
·      Ingin menjajal menjadi seorang content writer, siapa tau bakat menulis yang mulai terasah ini dapat menghasilkan sedikit pundi-pundi kekayaan bagi dompetku. Lumayan untuk membeli popok sekali pakai si adik. Hihihi.
·      Mendalami ilmu perbloggingan yang meskipun hingga detik ini aku masih belum paham. DA/PA, SEO, blog domain TLD, adsense, dll adalah istilah-istilah baru dalam hidupku kamus perblogginganku. Namun pelan-pelan aku akan mempelajarinya.
·      Mencoba  mengikuti lebih banyak lomba-lomba menulis blog. Sepertinya menyenangkan setelah tugas pekan tiga kelas non-fiksi menantang pesertanya untuk mengikuti lomba menulis blog. Iseng-iseng berhadiah. Pasti ada kepuasan tersendiri jika aku berhasil memenangkan lomba blog yang kuikuti, iya kan?

Kurasa lima resolusi menulisku di tahun 2020, yang jika kubaca ulang ternyata muluk-muluk (wakwakwak), sementara cukup. Namun tak ada salahnya bukan. Setidaknya aku memiliki kisi-kisi tentang kegiatan menulis yang dapat aku lakukan di tahun yang baru. Akhir kata aku ingin menyampaikan, menulislah sesuatu yang bisa membuatmu bahagia, siapa tau dari tulisan kita dapat turut  membawa kebahagiaan bagi para pembacanya. Tetaplah semangat menulis di tahun yang baru!

#tantangan_pekan4_kelas_nonfiksi
#odop_batch7
#komunitas_odop
#OneDayOnePost
#kelasnonfiksiODOP

Selasa, 10 Desember 2019

WISATA KULINER ANTAR KOTA DALAM PROPINSI

Apakah sih hal yang paling menyenangkan ketika kita berjalan-jalan keluar kota? Menjelajahi tempat-tempat wisata yang ada di kota yang kita singgahi? Berselfie ria di spot-spot foto yang disediakan oleh tempat wisatanya? Atau mencoba kuliner lokal kota tersebut?

Memang sih, ketika kita berkunjung ke suatu kota untuk berdarmawisata, kita pasti akan bersenang-senang di tempat wisatanya. Tak lupa juga berfoto ria untuk mengabadikan momen-momen indah bersama keluarga. Namun bagiku, yang paling menyenangkan, tak lain dan tak bukan adalah mencicipi makanan khas atau makanan yang paling populer di kota tersebut. Takkan lengkap rasanya kalau sudah ke suatu kota, namun tidak menyempatkan untuk menjajal masakannya.


Berikut akan aku tuliskan menu-menu makanan yang wajib dicoba jikalau berkunjung di kota-kota ini. Aku tak menanggung kalau tiba-tiba perut jadi terasa keroncongan karena membayangkan menu-menu makanan ini ya, hihihi. Mari aku bahas satu per satu, makanan apa sajakah itu.

Kota Tulungagung

Di tahun 2009, kantor menempatkanku di kota Tulungagung untuk mengerjakan proyek jembatan kereta api di daerah Ngujang. Jadi selama kurang lebih setahun, waktuku  lebih banyak kuhabiskan di Tulungagung. Lalu, apa kuliner khas di Tulungagung? Jawabannya adalah kacang shanghai dan ayam lodho. Ya, ayam lodho adalah primadona di kota ini. Dari penampilannya, ayam lodho mirip sekali dengan kare ayam. Namun dari segi rasa, ayam lodho dan kare ayam ada sedikit perbedaan. Jika kare ayam lebih terasa rempahnya, maka ayam lodho dominan dengan rasa pedasnya, dan ayam di masakan ini akan dibakar dahulu sebelum dimasukkan ke dalam kuah santannya. Jadi ada aroma-aroma gosong namun gurih jika dinikmati.

Bagi penikmat kuliner pedas, ayam lodho khas Tulungagung dijamin bikin huh hah huh hah. Bagaimana tidak kuahnya yang sudah terasa pedas, akan disajikan dengan side dish yaitu urap-urap yang rasanya, pedas pula. Masih kurang pedas? Jangan sedih, karena kita masih akan disuguhi dengan sambal bawang yang tidak kalah hot juga. Namun entah mengapa aku serasa tak ingin menyisakan sajian ini, meskipun harus rela sakit perut setelahnya, hahaha. Yang aku suka juga adalah, di salah satu warung langgananku kala itu, menu ayam lodho ini disajikan dengan nasi gurih yang semakin menambah nikmat. Bagaimana? Mau mencoba ayam lodho juga?

Kota Malang

Kota Malang merupakan salah satu kota yang sering aku datangi, karena aku blasteran Sidoarjo – Malang, ibuku yang asli Kota Apel. Hampir setiap tahun kami menyempatkan diri ke sana untuk bersilaturahim ke sanak saudara. Apakah makanan khas kota Malang? Bakso.

Tak salah kiranya kalau aku menjuluki Malang sebagai Kota Bakso. Karena hampir semua rasa bakso di kota ini nikmat rasanya. Jangankan bakso yang bermerk, bakso tiktoktiktok yang dijual gerobagan saja rasanya maknyus. Tak percaya? Silahkan berkunjung ke Malang, lalu random memilih dan menikmati bakso abang-abang. Dijamin enak.

Namun bakso favoritku masih saja bakso Presiden.  Ada juga bakso kota Pak Man  atau bakso di food court Mitra, semuanya enak dilidahku. Adakah bakso-bakso lainnya yang enak? Rekomendasikan ke aku, nanti jika aku ke Malang, tak segan aku untuk mencobanya.

Kota Surabaya

Bagiku, Surabaya adalah kota kedua setelah kota tempat tinggalku. Selama 12 tahun aku numpang tinggal di ibukota Jawa Timur ini untuk menyelesaikan studi S1-ku di salah satu PTN dan dilanjutkan untuk mengais rezeki. Jadi sedikit banyak aku hafal segala macam kuliner yang lezat di Surabaya.

Banyak makanan khas Surabaya yang menjadi favoritku. Ada tahu tek Pak Jayen Dharmahusada, pangsit mie KS (Kotamadya Surabaya), pecel samsat Kertajaya, tahu campur Kalasan, rujak cingur Genteng Durasim, bebek goreng Palupi, soto ayam cak Har, nasi campur Bu Rudi. Sepertinya bakal penuh daftar makanan yang menjadi favoritku di kota ini ya. Hehehe. 

Dari kesemuanya, jawaranya adalah rujak cingur Genteng Durasim. Enak sekali loh. Ahhh, aku jadi membayangkan rasa rujaknya. Bolehlah dicoba ketika teman-teman berkunjung ke kotanya Bu Risma. Adakah kuliner Surabaya yang wajib coba lainnya? Silahkan direkomendasikan padaku.

Pulau Madura

Nah, jika menyeberang ke Pulau Madura, yang kutuju sudah barang tentu, bebek goreng Sinjay. Kuliner ini memang sudah tersohor sejak lama. Kita akan melihat antrian yang mengular begitu sampai di tempat ini. Rasanya memang enak, bebeknya enak, sambal pencitnya (mangga muda) juga nendang.

Antriannya memang membuat malas sih. Saranku, pesanlah sekaligus agak banyak agar tidak mengantri kembali jika ternyata ingin menambah. Terakhir mengunjungi bebek sinjay di madura sudah beberapa tahun yang lalu. Namun tak usah berkecil hati, karena rupanya gerai bebek sinjay sudah merambah di beberapa kota di Jawa Timur. Jadi bagi yang penasaran, cukup mendatangi gerai bebek sinjay terdekat. Soal rasa dijamin sama, sama-sama nikmat.

Untuk sementara, cukup sekian info makanan di kota-kota yang pernah aku kunjungi. Kabari aku jikalau ada tempat-tempat kuliner yang wajib dicoba di kota teman-teman ya. Bila ada kesempatan, aku akan mengunjungi dan mencicipi makanannya. 

Senin, 09 Desember 2019

PENIPUAN MASA KINI

 Di antara teman-teman, apakah ada yang pernah mengalami pengalaman ditipu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab? Di zaman yang serba online seperti saat ini, kasus-kasus penipuan secara online rupanya semakin marak saja. Tak sekali dua kali aku menerima pesan pendek atau sms yang isinya berupa penipuan. Entah itu dalam bentuk informasi lowongan pekerjaan, informasi jual beli rumah, informasi persewaan rumah, dan lain sebagainya.

Masih terngiang diingatan beberapa tahun kebelakang, yang kala itu viral sms penipuan yang berisi mama minta pulsa. Rupanya si mama sudah banyak pulsa jadi tidak lagi meminta-minta pulsa kepada sembarang anak, hihihi. Isi pesan penipuan yang sering aku terima biasanya singkat, padat, namun tidak jelas. Semisal “Kalau sudah transfer tolong hubungi nomor 081********* saja”, atau “Transfer ke rek bank XXX dengan norek XXXXXXXXXX a.n fulan”, atau “Selamat nomer anda terpilih sebagai pemenang pertama dari Tel****** dan mendapatkan hadiah sebesar 100 juta rupiah”, atau pesan-pesan lain yang kurang lebih isinya demikian.

Kembali ke tujuh tahun yang lalu di tahun 2012, ketika mama minta pulsa lagi marak-maraknya. Aku sudah mewanti-wanti orang-orang di sekitarku agar tidak mudah tertipu dengan sms atau telepon-telepon tak jelas yang mengabarkan sesuatu yang belum tentu kebenarannya, lalu dengan gampangnya mereka meminta sejumlah uang kepada korbannya. Tak dinyana, malah aku sendiri yang tertipu. Hiks. Modusnya adalah berpura-pura mengenalku dan berbicara (sok) akrab kepadaku di telepon. Dan nahasnya aku terperdaya oleh suara si penelepon. Huft. Aku benar-benar mengira sang penipu adalah temanku. Uang sebesar 500 ribu dalam bentuk pulsa telepon melayang dari buku tabunganku, dan masuk ke dia.

Kejadian selanjutnya, sekitar setahun yang lalu, giliran suamiku yang tertipu. Huhuhu. Ceritanya, suamiku memperoleh panggilan pekerjaan melalui sebuah e-mail. Dan kebetulan juga suamiku memang mengirimkan lamaran pekerjaan ke PT yang bersangkutan. Lalu suamiku mengirimkan whatsapp ke nomer yang tertera untuk mengonfirmasi info yang dia dapat melalui e-mail. Merasa umpannya termakan, sang penipu membalas dan menginformasikan hal-hal yang harus suamiku lakukan. Singkat  cerita, suamiku diperintahkan untuk mengirimkan sejumlah uang untuk sewa hotel di Denpasar, karena interview akan dilakukan di kota itu.

Bagaikan kerbau yang dicucuk hidungnya, suamiku menurut saja. Dan baru tersadar tatkala uang sudah berpindah tangan. Sebenarnya sudah ada ebberapa kejanggalan, seperti kop surat panggilan interview yang tidak memakai kop surat PT yang bersangkutan. Kejanggalan lainnya, mengapa suamiku harus mentransfer sejumlah uang kalau mau interview? Bukankah seharusnya ditanggung oleh si perusahaan? Yah, namanya juga tertipu, korban tidak akan sadar kalau sudah kena tipu. Kamipun hanya bisa mengikhlaskan uang itu (meskipun aslinya belum ikhlas 100% sih, wakwakwak).

Dan semalam, temanku juga menshare oknum yang dia curigai sebagai penipu. Ada sebuah booth yang berkedok menawarkan undian berhadiah dengan alasan dia akan membuka toko olektronik di suatu mall di Surabaya. Temanku iseng masuk ke booth tersebut, lalu ditawari segala macam barang-barang elektronik.  Sampailah pada tahap menggesek nomer undian, hal ini dilakukan temanku karena saking penasarannya dengan system penipuannya. Dan temanku mundur teratur, asal tau saja piker temanku. Di sinilah korban akan tertipu, ketika ditawari hadiah utama, korban akan menebus barang tersebut dengan nominal tertentu, yang tentu saja harga barangnya di bawah harga standar, sebagai umpan agar orang tertarik untuk menebusnya. Dan jika penipu berhasil, si korban akan membawa hadiah tersebut. Namun malangnya adalah, hadiah yang didapat tidak sesuai ekspektasi, bahkan terkadang tidak dapat dipakai di saat awal mencobanya (di rumah tentu saja) atau barang yang di dapat sudah dalam kondisi rusak. Hmm, menyebalkan memang.

Geram, kesal, gemas rasanya jika mengetahui ada saja orang yang pekerjaannya hanya kirim-kirim sms penipuan, dan berharap ada seseorang yang percaya dengan isi pesan tersebut. Hallo? Tidak maukah anda-anda ini mencari pekerjaan yang halal lagi tayib? Sudah sebegitu mentokkah hidup anda? Apakah tubuh dan otak mereka sudah tidak cukup sehat untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih bermanfaat? Ah, entah apa yang (merasuki) ada di otak mereka. Di kala biaya hidup semakin tinggi, segala cara dilakukan agar dapat menutupi segala kebutuhan hidup. Namun ingatlah, hasil penipuan bukanlah hasil yang baik. Ingatlah akan dosa yang akan kalian tanggung jika terus hidup dari hasil menipu. Semoga Tuhan segera mengembalikan para penipu ini ke jalan yang lurus kembali. Amin.

Minggu, 08 Desember 2019

TAHSIN AL QURAN


Di tulisan sebelumnya, aku telah menulis beberapa hak-hak yang diperoleh seorang muslimah dalam Islam. Salah satunya adalah hak untuk menuntut ilmu, karena Rasulullah pernah bersabda bahwa menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan (HR. Ibnu Majjah). Dan adapun ilmu yang diprioritaskan untuk dipelajari adalah ilmu syariat islam, ilmu yang berasal dari kalamullah (Al Quran), hadist, serta, perkataan para sahabat.

Sejak dua tahun yang lalu, tepatnya ketika mengandung anak kedua, di penghujung  tahun 2017 aku mengikuti kelas memperbaiki bacaan Al Quran. Lebih tepatnya aku mengikuti kelas tahsin. Tahsin, menurut wikipedia, adalah kata dari bahasa Arab yang berarti memperbaiki, meningkatkan, atau memperkaya. Tahsin dalam Islam mengandung makna bahwa tuntutan agar dalam membaca Al Quran harus benar dan tepat sesuai dengan contohnya demi terjaganya orisinalitas praktik tilawah sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, masih menurut situs wikipedia. Jadi dalam membaca Al Quran, kita tidak boleh asal bisa membaca saja, namun juga harus memperhatikan tajwid dan makhraj tiap huruf-huruf hijaiyah.

Masih kuingat hari pertama mengikuti kelas tahsin yang didampingi oleh guru mengaji yang cukup mumpuni,  kami berenam kala itu, dan saat disuruh membaca AlFatihah, hasilnya 80% bacaanku salah. Ya Allah, jadi selama bertahun-tahun aku membaca sang ummul quran masih banyak kesalahannya (kemudian istighfar banyak-banyak). Kukira, aku yang telah mengikuti les mengaji semenjak kecil, bacaannya sudah betul semua (duh, kepedean sekali ya). Kata Ustazah Iffah, guru tahsin kami, itulah pentingnya belajar ilmu tajwid.

Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara membaca Al Quran dengan lafal dan ucapan yang benar. Belum lagi kami harus memperbaiki makhraj setiap huruf hijaiyahnya. Makhraj adalah tempat keluarnya huruf hijaiyah yang menjadi dasar kata-kata di dalam Al Quran. Ustazah Iffah mengatakan, panjang pendeknya tajwid serta makhraj bacaan kita alangkah baiknya jika benar, karena beda pelafalan atau pengucapannya maka akan berbeda pula artinya. Al Quran banyak mengandung doa, kita tidak mau kan jikalau dalam berdoa dengan maksud memperoleh kebaikan, tetapi karena kesalahan bacaan artinya jadi buruk (hiks).

Namun aku tak sendiri, teman-teman yang mengikuti kelas tahsin juga bernasib hampir sama denganku. Masih banyak kesalahan-kesalahan baik besar maupun kecil. Ya, itulah gunanya belajar. Kita benar-benar belajar dari yang paling dasar, kita belajar dengan menggunakan  buku Ummi jilid 1. Kita mengawalinya dengan memperbaiki makhrajnya, dengan disisipi pelajaran tajwid satu per satu di setiap pertemuannya. Mengingat kembali hukum tajwid yang pernah dipelajari ketika sekolah, yang rupanya ingatan akan pelajaran tersebut sudah mulai terhapus karena faktor usia. Syukurlah kita mendapatkan guru mengaji yang super telaten dan super sabar. Walaupun lidah kita sudah belibet mengucapkan suatu huruf, jika masih salah akan tetap dibenarkan sampai betul-betul benar.

Teman-temanku di kelas tahsin sebagian besar adalah ibu-ibu. Dan aku kagum dengan semangat belajar ibu-ibu yang luar biasa besar, maa syaa allah. Mereka menyempatkan waktu mereka di sela-sela kesibukan mereka dengan dunia perumahtanggaan atau dunia perkantoran agar bisa belajar membaca Al Quran dengan baik dan benar. Memang benarlah bahwa tidak ada kata terlambat bagi siapa saja yang mau belajar dan Allah pasti akan memberikan kemudahan jalan kepada orang-orang yang mau belajar.

Daripada menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak berfaedah, lebih baik jika dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna. Di setiap akhir kelas, ustazah selalu memberikan PR tajwid untuk dikerjakan, serta mengingatkan untuk tetap membaca Al Quran, dan lebih-lebih jika mau menghafalkannya. Salah benar tidak mengapa, Allah Maha Mengetahui, asal tidak meninggalkannya. Karena di setiap huruf Al Quran yang kita baca, kita akan memperoleh pahala. Wallahualam.

“Perumpamaan orang yang membaca Qur’an sementara dia telah menghafalkannya, maka bersama para Malaikat yang mulia. Dan perumpamaan yang membaca dalam kondisi berusaha keras (belajar membacanya) maka dia mendapatkan dua pahala.”  
(HR. Bukhori, 4653 dan Muslim, 798)


Sabtu, 07 Desember 2019

HAK-HAK WANITA DALAM ISLAM


Alhamdulillah, segala puji aku panjatkan kepada Allah azza wa jalla karena masih melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya kepadaku dan keluargaku. Tak terasa sudah memasuki hari jumat kembali. Salah satu hari yang aku tunggu-tunggu kedatangannya, pasalnya setiap hari jumat aku akan menimba ilmu di kajian khusus muslimah yang diadakan oleh salah satu swalayan yang ada di kotaku.

Selayaknya minggu-minggu sebelumnya, materi kajiannya seputar wanita. Dan hari jumat ini akan membahas tentang hak-hak wanita dalam Islam yang  akan disampaikan oleh Ustaz Muhammad Luthfi. Setelah beres dengan masalah domestik rumah tangga dan mengantarkan duo salihku ke madrasah masing-masing, aku segera meluncur ke tempat kajian bersama teman-temanku.

Pukul 8 lebih sedikit acara rutin satu mingguan inipun dimulai, rupanya pak ustaz sudah datang lebih awal dari para pesertanya. Luar biasa. Dan antusias pesertapun semakin tinggi, terbukti makin bertambahnya peserta kajian dari minggu ke minggunya. Masyaa allah, tabarakallah ya emak-emak salihah.

Sebagai intronya, Ustaz Luthfi hak-hak yang diberikan Islam kepada para wanita adalah sekaligus sebagai bantahan atas tudingan yang menganggap Islam mengungkung para kaum Hawa. Disebutkan  pula oleh Ustaz Luthfi bahwa sebelum kehadiran Islam, wanita dianggap tidak ada harganya, kedudukannya sangat rendah, dicampakkan, bahkan wanita dianggap tidak ada keutamaannya sama sekali. Intinya, beberapa bangsa di  belahan dunia, masih menganggap wanita makhluk yang hina. Astaghfirullah, aku miris mendengarnya.

Kemudian hadirlah Islam yang mengubah stigma yang salah tersebut. Kenyataannya, Islam sangat menghormati dan menghargai kedudukan seorang wanita. Baik tak perlu berlama-lama lagi, akan aku ringkas materi kajian tentang hak-hak wanita dalam Islam.

1. Hak memperoleh pahala yang setara dengan pria
Allah telah berfirman di dalam al quran yang menyuruh hamba-hamba-Nya agar berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan. Allah menyuruh seluruh manusia, tanpa memandang gender, untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya dalam hal beribadah. Salah satu pahala yang besar adalah berjihad, dan taukah wahai para wanita, jihad kita tidak perlu dengan menenteng senjata dan maju ke medan perang. Jihad wanita ada dimana-mana, contohnya adalah melalui kehamilannya dan melakukan ibadah haji.

2. Hak mendapatkan kemuliaan di sisi Allah
Yang membedakan manusia yang satu dengan yang lainnya adalah dalam hal ketakwaan. Allah tidak pernah memandang bulu, baik pria atau wanita, sama saja di hadapan Sang Rahman Rahim. Seperti yang tertuang dalam Al Quran surat Al Isra 70 yang artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”

3. Hak memperoleh warisan
Dalam Islam, wanita juga berhak untuk mendapatkan warisan. Wanita akan mendapatkan harta warisan separuh, dan pria akan mendapatkan warisan secara utuh. Namun, dibalik utuhnya pembagian warisan yang diterima oleh kaum pria adalah karena kaum pria harus menafkahi istrinya. Maka dari itu pria mendapatkan lebih banyak untuk kemudian diberikan kepada wanitanya, jadi wanita dalam hal ini akan mendapatkan lebih banyak dibandingkan pria. Bahkan wanita tidak perlu membagi harta warisan yang  diperolehnya. Hebatnya lagi, wanita berhak untuk mendapatkan rumah dari suaminya. (Pada senang pasti nih.)

4. Hak untuk menuntut ilmu
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim”, begitulah sabda Rasulullah kepada umatnya. Wajib bagi setiap muslim, baik pria maupun wanita. Tentu saja ada adab-adab bagi para wanita yang menuntut ilmu. Diutamakan adalah menuntut ilmu agama yang bersumber dari kalamullah, sabda Rasulullah, dan perkataan para sahabat.

“Barang siapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan jalannya untuk menuju surga”. Nah, menarik bukan, selain mendapatkan ilmu, kita akan dimudahkan untuk menggapai surga Allah. Namun, ada adab menuntut ilmu yang harus diperhatikan juga, sesuai dengan adab-adab islami, misalnya tidak ada ikhtilat ataupun khalwat.

Dikarenakan keterbatasan waktu,  Ustaz Luthfi hanya menyampaikan 4 poin saja. Untuk hak-hak wanita  selanjutnya, aku lanjutkan dengan mengambil kajian yang disampaikan oleh Ustaz Sholahuddin, dalam materi yang sama, tetapi di WAG SM G-P83.

5. Hak untuk menentukan mahar
Wanita berhak untuk menentukan mahar dari pria yang  akan dinikahinya. Namun ciri-ciri wanita yang berkah adalah wanita yang mudah maharnya. Meskipun bukan suatu aib juga jikalau sang mempelai wanita menentukan suatu mahar yang dikehendakinya. Hal ini sejalan dengan firman Allah di surat An Nisa ayat 4 yang berbunyi, “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya”.

6. Hak mendapatkan nafkah dari suaminya
Sudah kewajiban bagi suami untuk memberikan nafkah lahir dan batin kepada istri. Hendaklah para suami mempergauli para istri dengan baik, memberikan kebutuhan sandang dan pangannya, dan memberikan wasiat atau wejangan atau nasihat dengan cara yang makruf. Janganlah bertindak kasar kepada kaum wanita ya wahai kaum Adam.

7. Hak untuk mendapatkan pengasuhan anak
Hak ini diberikan bagi wanita yang sedang mengalami kasus perceraian. Jika pasangan suami –istri akan bercerai, maka sang istri berhak mendapatkan hak pengasuhan anak ketika usia sang anak masih kecil, masih belum tamyiz (belum dapat membedakan baik buruknya suatu hal). Hak pengasuhan anak sebaiknya diberikan kepada orang yang bertakwa kepada Allah, karena pengasuhan anak tidak hanya secara fisik saja, namun juga pengasuhan secara mental dan pengasuhan terhadap akhlak, akidah, serta ibadah sang anak. Jika ibunya wanita yang salihah, pengasuhan dapat diberikan kepada ibuny, dan sebaliknya. Dan jika keadaannya sama-sama orang tua yang salih, hak pengasuhan tetap diberikan kepada ibunya.

Demikianlah beberapa hak-hak yang dapat diperoleh wanita dalam Islam. Sekali lagi Islam adalah agama yang memuliakan wanita. Sungguh beruntunglah kita yang terlahir sebagai wanita, karena ternyata banyak sekali keutamaan menjadi seorang wanita. Wallahu'alam. 

Akhir kata, semoga ilmu yang aku bagikan bermanfaat dan bisa membagikan kajian ilmu selanjutnya. Wassalam.