Senin, 30 September 2019

KELUARGA BARUKU DARI KONSTANTINOPEL




Tidak terasa hari Senin, 30 September 2019, menjadi awal pekan keempat untuk kelas menulis One Day One Post. Masih terkenang di memoriku ketika mengetahui aku lolos menjadi peserta ODOP batch 7 , benar-benar tidak menyangka, karena tulisanku sebagai syarat pendaftaran kelas menulis ODOP masih jauh dari kata bagus. Namun mau mundur rasanya kepalang tanggung, akhirnya kumantapkan niat saja agar bisa konsisten menulis setiap hari selama enam puluh hari. Wow!

Undangan memasuki grup besar kelas menulis ODOP batch 7 pun akhirnya tiba. Dag dig dug, perasaanku di awal mula memasuki  grup besar ODOP. Memasuki grup baru yang notabene orang-orangnya tidak aku kenal sama sekali membuatku keder. Anggotanya dari seluruh penjuru mata angin, sungguh beragam.

Ya, karena ini adalah grup menulis, yang mengikuti kelas ini sudah pasti hobinya menulis. Sedangkan aku, hobinya memasak dan wisata kuliner. Wakwakwak. Apakah saya salah mengikuti komunitas? Tentu tidak, karena sudah aku tulis di atas bahwa niatku sudah mantap untuk konsisten menulis. Dan untuk bisa menulis yang enak dibaca harus ada ilmunya, jadi sudah benar jika aku melanjutkan kelas ini.
Hari pembagian grup kecil ODOPpun tiba. Aku tergabung bersama peserta yang jumlah awalnya adalah 23 orang. Grup kami bernama Konstantinopel, yang mana Konstantinopel adalah nama lain untuk kota Istanbul di Turki. Ahh, kebetulan kota ini merupakan salah satu kota di dunia yang ingin sekali aku kunjungi. Mungkin ini pertanda jika suatu hari nanti aku bisa melawat ke kota itu. Amin.

Baik, kembali ke keduapuluh tiga peserta ODOP di grup Konstantinopel, yang kesan pertamanya, begitu menggoda. Menggodaku untuk berkenalan dengan mereka satu persatu. Karena sesuai peribahasa terkenal “Tak kenal maka tak sayang”.  Asyiknya anggota grup Konstantinopel berasal dari berbagai kalangan pekerjaan, ada yang guru, ibu rumah tangga, relawan kepalestinaan (sumpah aku takjub), pekerja kantoran, content writer, pahlawan devisa, bahkan mahasiswa.

Akan aku perkenalkan para anggota genk Konstantinopel yang keren-keren, mereka adalah aku, mba Dian, mba Riana, mba Jihan, mba Retno, mba Arina, mba Herlin, mba duo Lilis, mba Karis, mba Dessi, mba Sari, mba Rahayu, mba Lasmi, mba Vera, mba Ai, mba Dea, mba Nova, mba Siti, mba Dian, mba Khusnul, mas Komarudin, dan mas Syaif. Mereka akan menjadi teman seperjuanganku untuk menaklukkan segala macam tantangan ODOP. Oh iya, selain dua puluh tiga peserta, grup kami didampingi oleh lima penanggung jawab atau PJ (baca: pije) yang kece-kece. Kece tulisannya, kece karyanya, kece orangnya juga. Mereka adalah mba Naila, mba Nining, mba Sakifah, mba Dian Fajar, dan mas Ilham.

Takkan ada kesan tanpa tantangan. Ya, kami di sini tidak hanya ditantang untuk menulis, tetapi kami juga ditantang untuk membedah karya tulisan kami, memperkenalkan diri kami, dan mengunjungi blog teman-teman kami atau blog walking. Sayangnya dari keduapuluh tiga anggota skuat kami, kini tersisa enam belas orang di  awal pekan empat ini. Hiks sedih. Kesibukan di dunia nyata memang terkadang menyedot fokus kami, tetapi itu juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami.

Di awal mula perjumpaanku dengan mereka via grup whatsapp, aku merasa grogi. Apalagi setelah melakukan blog walking, semakin menciut nyaliku untuk menulis. Bagaimana tidak, tulisan mereka bagus-bagus, enak sekali untuk dibaca, serta pemilihan diksi yang di luar bank kata-kataku. Semakin butiran debu rasanya tulisanku. Wakwakwak. Suatu kali aku curhat kepada temanku yang menjadi PJ di ODOP perihal tulisanku yang masih standar. Katanya “Santai aja, di tantangan ini yang paling penting konsistensi menulis. Lagian kan bukan lomba dapat hadiah toh.” Jawabannya sangat menyejukkan hatiku. Benar juga memang, mengikuti kelas menulis ini adalah tentang bagaimana kami bisa rutin untuk memposting tulisan di blog kami dan bagaimana agar kami bisa bertahan dari tantangan-tantangan tiap minggunya. Untuk itulah selalu diberikan materi-materi menulis oleh para master ODOP, ilmu baru akan selalu kami timba secara cuma-cuma di setiap minggunya.

Kini yang aku rasakan setelah hampir satu bulan berinteraksi dengan teman-teman baruku adalah perasaan bahagia. Bahagia karena seperti menemukan keluarga baru. Sapaan tiap pagi dari pije dan teman-teman seakan menjadi penyemangat hari. Obrolan berat hingga candaan ringan menemaniku menjalani hari. Kata-kata penyemangat yang ditunjukkan para pije dan teman-teman tatkala sedang drop laksana vitamin bagiku, pun bagi teman-teman yang lain. Dan yang tak kalah seru adalah perlombaan untuk adu cepat mengunggah tulisan di blog antara sesama anggota geng Konstantinopel . Tak ayal, tim Konstantinopel selalu menjadi yang terdepan di grup share link ODOP. Luar biasa.

Sungguh aku seperti menemukan keluarga baru di grup Konstantinopel. Suatu hari aku juga ingin bersua secara langsung dengan mereka. Bertukar kabar dengan saling memandang, bukan via grup chat. Akankah kami sanggup melewati segala tantangan ODOP ini? Akankah kami bisa lolos menjadi anggota komunitas ODOP nanti? Satu yang pasti, kami akan saling menguatkan. In syaa allah kami bisa menaklukkan sisa tantangan ini hingga kami bisa mencapai garis finish bersama-sama. Tetap semangat ya saudara-saudaraku. Kita pasti bisa!

#konstantinopelsquad
#grupkonstantinopel
#ODOPbatch7
#kelasmenulis
#gengkonstantinopel
#komunitas_ODOP

Minggu, 29 September 2019

BERAPA JUMLAH GRUP DI WHATSAPP KALIAN?


Whatsapp, menjadi aplikasi kirim pesan paling diunduh saat ini. Bagaimana tidak, teman-teman Odopers pengguna telepon pintar pasti mempunyai aplikasi ini alih-alih aplikasi kirim pesan lainnya. Lebih dari 1,5 milyar penduduk dunia adalah pengguna aktif aplikasi ini. Dan aku, salah satu dari 1,5 milyar orang itu.

Tulisanku kemudian tidak untuk membahas lebih detail tentang aplikasi Whatsapp. Karena sudah banyak tulisan yang mengangkat keunggulan dari aplikasi ini. Seperti aplikasi kirim pesan lainnya, di Whatsapp kita juga bisa membentuk sebuah grup obrolan.  Pertanyaannya adalah, berapa banyak grup yang teman-teman Odopers ikuti di aplikasi Whatsapp? Jawabannya pasti lebih dari satu.

Ternyata setelah mengecek, aku mengikuti 20 grup obrolan. Grup keluarga 2, grup teman kuliah 2, grup arisan 2, grup kantor 2, grup sekolah anak 2, grup mantan sekolah anak 1, grup kajian 4, grup teman SMA 1, grup teman SMP 1, dan yang teranyar adalah grup kelas menulis ODOP 3. Wakwakwak. Lumayan banyak ternyata. Teman-teman Odopers bahkan mungkin mempunyai grup obrolan lebih banyak.

Terlepas dari berapa jumlah grup chat yang kita ikuti, banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dengan menggunakan fitur ini. Salah satunya menyambung kembali komunikasi dengan teman-teman kita yang jaraknya sudah puluhan bahkan ribuan kilometer. Uniknya grup obrolan di whatsappku tidak pernah sepi, selalu saja ada topik bahasan yang seru dan mengasyikkan. Membahas mulai dari hal yang sepele (baca: tidak penting 😂), guyonan receh, pembahasan kajian, info makanan yang lagi hits, rencana arisan, parenting, gosip terpanas (grup ibu-ibu biasanya, 😂), promosi barang dagangan, bahkan gonjang-ganjing politik tak lepas dari pembahasan di grup. 

Kemudahan lain dengan mengikuti grup obrolan adalah kita bisa saling bertukar kabar dan tentunya cepat menerima info ter-up  to date. Dan tidak ada yang dapat mengalahkan ramainya grup ibu-ibu (dari ibu-ibu grup manapun) kalau sudah ngobrol di sini. Hingga lupa waktu biasanya, kegiatan memasak yang seharusnya bisa selesai setengah jam bisa molor sampai dua jam karena terlalu seru menikuti obrolan grup. Lol. Bayangkan saja, kita bahkan bisa membahas isu  politik dari perspektif emak-emak. Dijamin seru. Rengekan anak atau teguran suami biasanya yang dapat memutus tali silaturahim online tersebut. Hehehe.

Yang mengasyikkan adalah keluarga baruku di grup kelas menulis ODOP. Mereka juga tak kalah seru. Ada saja ilmu baru yang dibagikan untuk menambah pengetahuan tentang dunia literasiku yang masih seujung kuku ini. Bagaimana keseruannya. Harap bersabar karena akan aku bagikan di tulisanku selanjutnya.

Sabtu, 28 September 2019

BUNDA TAKJUB PADAMU, NAK


Bunda, seberapa sering bunda dibuat takjub oleh perkembangan buah hatinya? Sepertinya hampir setiap hari kita dibuat tercengang dengan tumbuh kembang mereka. Begitu juga dengan aku, perkembangan sekecil apapun dari dua jagoanku yang masih kanak-kanak juga sering membuatku takjub dan bangga.



Terkadang sampai terheran-heran, bagaimana mereka bisa melakukannya ya? Darimana mereka belajar ya? Tingkah siapa yang mereka tiru ya? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering muncul di benakku, walau kadang sudah tau jawabannya, bahwa anak kecil adalah peniru ulung. Dia akan meniru segala macam gerak gerik orang terdekatnya, yaitu orang tuanya. Jadi para ayah bunda, kita juga harus berhati-hati dengan perkataan dan perbuatan yang kita lakukan dan ucapkan di depan anak-anak kita. Berikanlah teladan  yang baik pada mereka melalui ucapan dan tindakan kita tentunya.

Aku ingin berbagi sedikit cerita tentang bakat anak sulungku yang cukup membuatku takjub. Di suatu hari sepulang dari kantor, aku melihat sebuah gambar berwarna yang (menurutku) bagus sekali. “Kok, seperti gambar yang aku gambar kapan hari ya.” pikirku. Lalu aku panggil si kakak dan bertanya perihal gambar itu. “Siapa yang membuat gambar ini kak?”. “Kakak yang gambar, bunda.” jawabnya tanpa ragu. Huwow, keren banget kataku kepadanya. “Iya bunda, aku contoh gambarnya bunda yang di buku gambar bunda.” Hwah, aku langsung terharu biru. Anakku ternyata mempunyai bakat menggambar yang cukup baik.

Gambar bunda.
Gambar anak sulung.

Kembali ke saat anak sulungku berusia 2 tahun, dia terdeteksi speech delay atau keterlambatan dalam berbicara. Ketika ingin sesuatu hanya kata "Eh, eh, eh" sambil menunuk barang yang dimaksud. Awalnya aku tidak merasa khawatir karena aku sadar sesadar-sadarnya bahwa tumbuh kembang anak yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Pun dengan kemampuan berbicara anakku yang masih tertahan di kata "eh, eh, eh" saja.  Yang panik adalah ibu mertuaku, karena beliau takut jikalau si kakak tidak bisa berbicara, meskipun sudah aku besarkan hatinya bahwa kakak mungkin belum waktunya bisa berbicara. Akhirnya, kamipun mendatangi beberapa dokter. Ya dua dokter tepatnya, ke dokter spesialis anak dan dokter spesialis rehabilitasi medik dan kedokteran fisik. 

Saat diobservasi oleh dokter spesialis anak di salah satu klinik tumbuh kembang di Jombang, keluarlah hasilnya bahwa si sulungku memang speech delay. Aku pun langsung mengikutkan terapi wicara di klinik tersebut. Si sulung kecil seringnya berontak dan menangis di sesi terapi wicara, tetapi demi tumbuh kembang dia, aku harus tega meskipun hati rasanya tidak tega. Setelah satu bulan terapi wicara, aku membawa si kakak ke dokter spesialis rehabilitasi medik dan kedokteran fisik di Surabaya, karena aku membutuhkan second opinion dari dokter yang berbeda. Dan hasilnya sama, anakku didiagnosa mengalami keterlambatan bicara. Dari dokter yang kedua ini aku diberi ilmu baru, yaitu cara menstimulasi agar membantu anak bisa berbicara yaitu dengan melakukan pijatan lembut di area langit-langit bagian dalam mulut, area mulut dan pipi si kecil. 

Selanjutnya, terapi wicara yang dilakukan oleh terapis dan terapi pijatan ilmu dari bu dokter aku praktekkan. Meskipun lagi-lagi harus menguras tangis anakku. Alhamdulillah, di usia anakku yang kala itu menginjak 2,5 tahun dia mulai bisa mengucapkan beberapa patah kata walaupun belum betul benar. Hasil yang tidak mengkhianati usaha. Dan lihatlah dirimu sekarang nak, tumbuh menjadi anak yang hebat di mata bunda.

Kembali ke bakat si kakak yang suka sekali menggambar, dia sering sekali menggambar semua hal yang baru saja dia pelajari, dia lihat, dan dia temui. Menurutku sangat luar biasa daya serap otak anak-anak ini. (Dibandingkan otak bundanya yang isinya hanya seputar resep, tagihan, dan kerjaan.LOL). Benar-benar membuatku takjub kamu nak. Seringnya gambar yang dia buat adalah gambar yang bercerita. Misal dia baru saja diajak ke mall, maka dia akan menggambar bertema "pergi ke mall". Lain waktu, setelah melihat buku tentang dunia laut, dia akan menggambar bertemakan "hewan laut". Ada juga gambar si kakak yang bercerita tentang "pergi naik kapal". Padahal kita belum pernah mengajak anak-anak naik kapal. "Kakak lihat di TV bunda" begitu jawaban yang terlontar tatkala kutanyakan darimana ide itu datang. Yayaya, decak kagum lagi-lagi kuberikan kepadanya.


Gambar si kakak bertema "pergi ke mall"
Gambar si kakak bertema "hewan laut"



Gambar si kakak bertema "naik kapal"

Jadi para bunda, jangan terlalu khawatir dengan tumbuh kembang anak. Jangan dipaksakan jika memang belum saatnya. Yakinlah setiap anak adalah istimewa, mereka akan bisa bila waktunya tiba. Jangan terlalu terpengaruh jika ada seseorang yang berkata "Wah, anakku sudah bisa membaca, menulis, berhitung, blablabla". Cukuplah menjalankan kewajiban kita sebagai orang tua untuk memberikan rezeki yang baik dan menjadi teladan yang baik bagi mereka. Jangan lupa juga bunda, untuk mendukung bakat- bakat istimewa yang dimiliki putra-putri kita tercinta. Karena keberhasilan si kecil adalah buah dari kasih sayang orang tua. 

Jumat, 27 September 2019

SEBUAH KISAH TENTANG GIZI SEIMBANG

Makanan Gizi Seimbang
(sumber gambar : 
klik di sini)


Di suatu pagi yang cerah, tampaknya telah terjadi suatu perdebatan. Perdebatan yang seru untuk menentukan siapa yang lebih unggul antara satu dengan lainnya. Perdebatan yang terjadi antar beberapa kubu.
Kubu karbo yang terdiri dari Oryza, Patata, dan Tela. Kubu prohena yang terdiri dari Fishy, Nutty, dan Eggy. Kubu fruti-vegie yang terdiri dari Berry, Mago, dan Kalea. Mereka tampak saling menyombongkan manfaat mereka bagi tubuh manusia.

“Karbo yang paling penting.” Kata Oryza. “Iya, tim karbo adalah bahan makanan utama bagi manusia. Tanpa karbo, manusia tidak akan kuat menghadapi kegiatan mereka sepanjang hari. Manusia butuh energi dan kami bisa memenuhinya” Lanjut Patata. “Hidup tim karbo.” Seru Tela.

“Ahhh, tanpa prohena, manusia tidak bisa tumbuh dan berkembang, karena fungsi kami sangat diperlukan untuk proses pembentukan tulang, otot, tulang rawan, kulit, dan darah.” Kata Nutty tidak mau kalah.“Kalau manusia ingin tetap sehat, harus banyak-banyak makan prohena. Karena kita akan membentuk antibodi sebagai sistem kekebalan tubuh manusia.” Terang Fishy bersemangat. “Kita sangat diperlukan bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan. Benar kan teman-teman?” Lanjut Eggy meyakinkan. “Iya benar” Jawab Nutty dan Fishy bersamaan.

“Hai karbo dan prohena, kami dari tim fruti-vegie juga bermanfaat bagi tubuh manusia tau!” seru Mago tidak mau kalah. “Kami ini kaya akan serat dan vitamin. Kami dapat menunjang metabolisme tubuh manusia agar selalu sehat setiap hari.” Lanjut Berry dengan riang gembira. “Vitamin yang kami bawa amat baik untuk mata, kulit, jantung, bahkan otak. Hebat kan kami.” Kata Kalea berbinar-binar. “Tidakkah kalian lihat, kami berwarna-warni seperti pelangi. Ada merah, hijau, jingga. Cantik sekali.” Kalea menambahkan dengan senyum indah merekah.

“Pokoknya, tim Karbo yang paling penting.” Seru Patata gembul dengan lantang.
“Hohoho. Tidak bisa, tim kami, Prohena yang paling dibutuhkan.” Jawab Eggy yang berbentuk oval lucu sambil tertawa.
“Fruti-vegie dong, sudah cantik-cantik, kaya manfaat pula. Kurang apa lagi kami.” Sahut  Berry yang imut dengan suaranya yang merdu.
“Karbo.”
“Prohena.”
“Fruti-vegie.”

Mereka saling bersahut-sahutan, karena masing-masing tim merasa yang terhebat dan memiliki manfaat yang lebih baik bagi tubuh manusia. Hingga tiba-tiba, muncullah gadis cilik manis berambut ikal  mencoba melerai kegaduhan dan menjadi penengah mereka. Reva, nama gadis cilik bermata bulat itu.

“Berhenti berdebat teman-temanku. Taukah kalian, aku sungguh menyukai kalian semuanya tanpa membeda-bedakan dari mana tim kalian datang.” Seru Reva dengan tatapan mata sendu.”Tanpa karbohidrat aku akan lemah tak bertenaga. Tanpa asupan protein nabati ataupun hewani, aku akan mudah dijangkiti penyakit. Dan tanpa  buah sayur aku tidak akan tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat.” Lanjut Reva menjelaskan.

“Kalian semua sangat berguna bagi kami manusia. Tubuh kami membutuhkan segala macam nutrisi yang bisa didapatkan dari kalian semua. Jadi, jangan bertengkar lagi ya.” Bujuk Reva. Dan siap yang bisa menolak ajakan dari gadis kecil semanis Reva.

“Benarkah demikian Reva?” tanya Oryza yang paling kecil diantara teman satu timnya. “Tentu saja, Oryza.” Jawab Reva meyakinkan. “Ayo teman-teman berkumpullah di dekatku.” Dan tanpa banyak tanya, mereka semua berkumpul di dekat Reva. “Jadi, mulai sekarang kalian jangan bertengkar lagi ya. Ingatlah, bahwa kalian semua bermanfaat. Oke.” Kata Reva sambil memeluk mereka semua.

Jadi anak-anakku di seluruh penjuru negeri. Makanlah makanan yang bergizi seimbang agar tubuh kita menjadi sehat dan kuat. Dengan memakan makanan bergizi seimbang, kalian akan tumbuh menjadi anak-anak Indonesia yang cerdas dan menjadi generasi penerus bangsa yang hebat.

Kamis, 26 September 2019

REVIEW BUKU: TERTAWA CERIA BERSAMA KOMIK “HAI, MIIKO!” VOLUME 31

Komik "Hai, Miiko" volume 31 edisi khusus.

Sesuai dengan tantangan minggu ke tiga  kelas menulis One Day One Post yaitu menulis review buku fiksi, kali ini aku akan mereview sebuah komik. Karena malas padatnya kegiatanku di dunia nyata, maka sengaja aku pilih mereview bacaan yang ringan-ringan saja. Namun jangan khawatir, komik yang satu ini dijamin akan membuat pembacanya tertawa bahagia. Dan komik tersebut berjudul ”Hai, Miiko!” volume 31.

Adakah Odopers yang juga penikmat komik “Hai, Miiko!”? Aku yakin pasti ada, karena aku tau aku tidak sendiri. Hehehe. Pertama kali mengenal komik ini adalah karena teman kosku adalah penggemar setianya. Setumpuk koleksi komik “Hai, Miiko!” bertenggar manis di mejanya bersama koleksi manga “Salad Days” dan “Death Note”. Awalnya aku hanya iseng saja membaca “Hai, Miiko!” volume 1, hanya untuk mengisi waktu luangku. Namun siapa sangka aku ketagihan juga. Hihihi.

Penantian panjang selama setahun berbanding terbalik dengan kecepatan membacanya. Ya, komik karangan wanita berkebangsaan Jepang, Eriko Ono, hanya terbit setahun sekali. Dan setiap awal tahun, komik ini menjadi buku yang paling aku cari kemunculannya.

Entah mengapa komik “Hai, Miiko!” hanya terbit setahun sekali. Apakah karena strategi market, atau karena sang pengarang ingin memberikan cerita yang terbaik dan berkesan kepada para penggemarnya. Apapun alasannya, komik ini adalah salah satu yang masuk ke dalam wishlistku tiap tahunnya.

Baik, tidak perlu berlama-lama, mari aku mulai mengulas komik “Hai, Miiko” volume 31 edisi khusus.


Identitas Buku

Judul Komik      : “Hai, Miiko!” volume 31 Edisi Khusus
Pengarang        : Eriko Ono
Penerbit           : PT. Gramedia Pustaka Utama – M&C!
Alih Bahas        : Dian Indrinuswati
Tahun Terbit     : 2019
Kategori           : Komik
Tebal Buk         : 192 lembar
Ukuran Buku      : 11 x 17 cm
ISBN                : 9786024802462
Berat buku        : 150 gram
Jenis cover        : Soft Cover
Harga Buku       : Rp 60.000,00   

Sinopsis Buku

Komik “Hai, Miiko” volume 31 masih menceritakan tentang kehidupan seorang anak  SD di Jepang bernama Miiko Yamada. Di edisi kali ini Miiko masih diceritakan duduk di bangku kelas 6 di SD Suginoki. Miiko menjalani hari-harinya yang penuh dengan keceriaan dan keseruan bersama teman-temannya yaitu Mari, Yukko, Tappei, Kenta, dan Yoshida.

Karakter Miiko digambarkan sebagai gadis yang manis, polos, penuh semangat, dan ceria. Miiko tinggal di apartemen bersama kedua orang tuanya dan dua adiknya, Mamoru dan Momo. Love-hate relationship yang tercipta antara Miiko dan adik lelaki satu-satunya, Mamoru, menambah warna pada komik ini. Meskipun bertengkar hampir setiap hari, mereka tetap saling menyayangi.

Di volume 31 kali ini, komik “Hai, Miiko!" menyuguhkan sepuluh cerita. Yang paling menarik tentu saja cerita tentang kisah kasih malu-malu kucing antara Miiko dan Tappei Eguchi. Dibalik kesan cuek yang ditunjukkan Tappei kepada Miiko, sebenarnya ada rasa suka yang terpendam. Begitupun sebaliknya, Miiko secara tidak sadar juga menyukai Tappei. Cerita mereka berdua selalu bikin gemas dan geregetan dengan cara yang lucu. Seperti yang ditampilkan penulis pada cerita  “Upacara Pernikahan Impian” dan “Siapa yang Kau Sukai”. Ahh, so sweet, senyum di bibir akan terbit ketika membaca cerita mereka berdua.


Daftar isi cerita di "Hai,Miiko!" vol. 31.

Secara keseluruhan komik ini bergenre komedi. Kelucuan dan keseruan khas anak SD diceritakan dalam cerita yang berbeda-beda. Ada cerita tentang bagaimana Mari, sahabat Miiko yang terobsesi menjadi penulis manga. Kisah cinta antara Kenta dan Yukko. Cerita keluarga Miiko yang selalu heboh dan selalu diakhiri dengan penuh kehangatan. Semuanya dikemas dalam cerita yang ringan tetapi berkesan.  

Bagi mereka yang membeli edisi khusus komik ini, akan mendapatkan bonus merchandise lucu dari Miiko berupa pouch  berbahan kain belacu yang belakangan baru aku ketahui kalau bonus tersebut adalah semacam tempat pensil.

Kelemahan

Di mataku, satu-satunya  kelemahan komik ini adalah, mengapa dia hanya terbit setahun sekali. Rasanya ingin mendatangi bu Eriko Ono dan meminta beliau agar komik ini terbit setiap bulan. Lalu bu Ono berkata "Wani piro?".

Ah, mungkin satu lagi, tidak diberi nomor halaman, padahal di daftar isinya terdapat nomor halaman. Mungkin saja terlewat ya, atau memang disengaja, aku juga tak tau.

Meskipun komik ini bercerita tentang keseharian anak kelas 6 SD, tetapi alangkah baiknya komik ini dibaca oleh anak-anak yang sudah berusia +15 tahun. Karena ada beberapa cerita di komik ini yang tidak sesuai dengan cerita untuk usia anak SD. Dan tolong, jangan ditiru adegan pacarannya ya anak-anak. Please!

Kelebihan

Dari mulai cover komiknya sampai dengan isinya, aku suka semuanya. Cover yang berwarna kuning cerah seperti ingin mewakili karakter Miiko yang selalu ceria dan enerjik. 

Kesepuluh cerita pada komik "Hai, Miiko!" vol. 31 tidak ada yang mengecewakan. Tak hanya tawa, rasa haru juga disuguhkan dalam komiknya. Selalu ada pesan moral yang terselip di setiap ceritanya. Tentang indahnya sebuah persahabatan, tentang arti penting keluarga, dan tentang bahagianya menjalani kehidupan sebagai anak SD.

Yang tak kalah menarik adalah cerita interaksi antara bu Eriko Ono dengan penggemarnya. Bu Ono menyelipkan semacam QnA hampir di setiap akhir cerita Miiko. Sepertinya bu Ono ingin membangun kedekatan dengan penggemar setia Miiko yang berasal dari beberapa negara (termasuk Indonesia loh). 

Dan demikianlah review komik "Hai, Miiko!" volume 31 yang dapat aku sampaikan sebagai jawaban dari tantangan ODOP di pekan ketiga. Di lain waktu jika tidak malas aku akan mengulas buku yang berbeda dan yang lebih menarik. Akhir kata, kututup dengan menghadirkan adegan manis antara Miiko dan Tappei. 


Manisnya cerita Miiko dan Tappei.


#ODOP7
#tantangan_odop_pekan3
#review_buku
#menulis
#onedayonepost
#menulisadalahduniaku
#salam_literasi







Rabu, 25 September 2019

TERNYATA ADA HARI BATMAN LOH


Generasi ‘90an pasti masih mengingat lagu Batman yang dinyanyikan oleh Noval Kurnia, yang dikenal juga sebagai salah satu anggota lenong bocah.

“Engkau jagoanku, Batman. Engkau Idolaku, Batman...” Lagu itu sering sekali diputar di acara-acara musik anak di televisi pada jamannya. Liriknya lumayan menempel diingatanku hingga saat ini.

Jadi, aku baru saja mengetahui kalau ternyata ada Hari Batman. Aku mengetahuinya juga secara tidak sengaja ketika melihat berita CNN di televisi. Hari Batman diperingati pada tanggal 15 September setiap tahunnya, dan tahun ini Batman Day sudah memasuki usia ke 80 tahun. Ya, karena salah satu karakter dari DC comics ini pertama kali muncul pada tahun 1939. Wow, ternyata usia Batman tak lagi muda.

Rupanya momen peringatan 80 tahun Batman ini digunakan untuk strategi promo oleh salah satu toserba sejuta cabang yaitu dengan mengeluarkan mini figure Batman. Sosok Batman yang gagah perkasa dimunculkan dalam wujud mini figure. Sungguh lucu dan imut. Aku dibuat gemas saat melihat foto promo di toserba tersebut. Tak ayal membuatku memborong tujuh dari sembilan mini figure Batman. Tenang saja, harganya tidak membuatku merogoh kocek dalam-dalam.

Mini figure Batman. Lucu dan imut

Sedari kecil aku menyukai tokoh Batman. Alasanku simpel, karena menurutku tokoh Batman merupakan tokoh yang paling nyata dan masuk akal diantara tokoh superhero lainnya. Tidak seperti tokoh DC Comics lainnya, Batman merupakan superhero yang tidak memiliki kekuatan “super”. Tidak bisa terbang seperti Superman atau berlari secepat kilat layaknya Flash Gordon.

Film-film Batman merupakan salah satu film yang aku nantikan kehadirannya. Suasana suram, gelap, gothic biasanya ditampilkan di sepanjang film. Yang menarik, kostum Batman selalu mengalami perubahan dari masa ke masa. Pun juga tokoh yang memerankan. Sebut saja Michael Keaton, Val Killmer, George Clooney, Christian Bale, dan Ben Affleck pernah mencicipi menjadi tokoh Batman. Favoritku adalah Christian Bale dalam “The Dark Knight”. Akting dan  visualnya sebagai Batman aku berikan empat jempol.Sungguh memukau.  

Dan kini aktor tampan pemeran Edward Cullen di film Twilight Saga, Robert Pattinson, yang dipercaya untuk memerankan tokoh Batman terbaru menggantikan Ben Affleck. Para penggemar film ini pasti sudah tidak sabar untuk menantikan kehadirannya di bioskop-bioskop kesayangan. Tapi tahan, harap bersabar, karena film “The Batman” baru akan tayang perdana di 2021. Jadi guys, sebelum nonton filmnya, silahkan intip dahulu teaser traillernya di channel youtube di sini . Selamat menanti.



Poster untuk film Batman terbaru

Selasa, 24 September 2019

TEMU KENAL DAN MENJALIN UKHUWAH AKHWAT AS-SUNNAH DI MASJID IMAM SYAFII


“Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya. Tidak boleh mendhaliminya dan tidak boleh pula menyerahkan kepada orang yang hendak menyakitinya. Barangsiapa yang memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan kesulitan seorang muslim, niscaya Allah akan melapangkan kesulitan-kesulitannya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi kesalahan seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi kesalahannya kelak di hari kiamat”
(HR. Bukhari no. 2442, Muslim no. 2580, Ahmad no. 5646, Abu Dawud no. 4893, at-Tirmidzi no. 1426 ; dari Abdullah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma)


Ya, sesuai dengan hadist di atas, sesama muslim adalah saudara. Tidak memandang suku, ras, status sosial, ataupun asal usul selama kita sesama muslim maka kita bersaudara.


Di minggu terakhir bulan Maret silam, tepatnya Ahad tanggal 24 Maret 2019, kajian akhwat masjid Imam Syafii Mojokerto mengadakan acara “Temu Kenal dan Menjalin Ukhuwah Akhwat As-Sunnah”. Sesuai dengan judul acaranya, acara ini diperuntukkan khusus bagi jamaah wanita masjid tersebut agar saling mengenal satu sama lainnya. Acara diisi dengan kajian tentang menjalin ukhuwah Islamiyah dan dilanjutkan dengan makan bersama jamaah akhwat.

Aku berkesempatan untuk menghadiri acara ini karena mendapat ajakan dari temanku yang sudah sering menghadiri kajian di masjid Imam Syafii. Aku iyakan ajakan temanku, karena aku ingin mendapatkan teman-teman baru yang akan membawaku kepada kebaikan dan tentunya untuk menimba ilmu baru.

Acara dibuka oleh moderator yaitu ustadzah Rosyidah tepat pukul 09.00 pagi. Kemudian dilanjutkan dengan kajian bertema menjalin ukhuwah Islamiyah yang diisi oleh narasumber yaitu ustadzah Ummu Harits.

Dalam kajiannya, ustadzah Ummu Harits menerangkan tentang pengertian ukhuwah islamiyah, perbedaannya dengan silaturahim, dan keutamaan menjalin ukhuwah Islamiyah. Dimulai dengan pengertian ukhuwah Islamiyah, beliau menjelaskan ukhuwah Islamiyah artinya adalah ikatan persaudaraan sesama muslim yang dijalin atas dasar keimanan dan seakidah. Memperkuat ikatan persaudaraan islam dapat dicapai dengan cara mengikuti kajian-kajian agama yang bermanfaat juga untuk memperbaiki kualitas akhlak dan meningkatkan kadar keimanan  kita, serta menjaga lisan kita agar tidak menyakiti sesama saudara muslim kita.

Perbedaannya dengan silaturahim, lanjut beliau, jika ukhuwah Islamiyah adalah ikatan persaudaraan islam maka silaturrahim adalah menyambung hubungan dengan kerabat atau keluarga (berhubungan darah). Cara untuk membangun tali silaturrahim yaitu dengan saling mengunjungi kerabat, menasehati kerabat dalam hal kebaikan, serta berbuat baik kepada kerabat. Adapun ancaman yang Allah berikan kepada seseorang yang memutus tali silaturahim adalah tertolaknya doa-doa yang mereka panjatkan dan diharamkan surga baginya. Astaghfirullah, dari sini aku sudah bisa membayangkan betapa pentingnya menjaga tali persaudaran dengan sesama umat muslim.

Selanjutnya ustadzah Ummu Harits menyebutkan lima keutamaan bagi muslim dan muslimah yang menjaga ukhuwah islamiyah. Adapun lima keutamaan tersebut adalah :
·      Pertama, orang tersebut akan merasakan lezatnya iman.
·      Kedua, akan mendapatkan naungan dari Allah pada hari kiamat kelak. Sesuai dengan sabda Rasulullah, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganku.” (HR. Muslim).
·      Ketiga, orang tersebut akan menjadi ahli surga kelak di akhirat
·      Keempat, termasuk dalam amalan yang mulia dan mendekatkan diri kepada Allah azza wa jalla.
·      Kelima, Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya.

Setelah ustadzah Ummu Harits selesai memberikan penjelasan tentang materi kajian, moderator membuka sesi tanya jawab kepada peserta. Tak terasa adzan dhuhur akan segera dikumandangkan, ustadzah Rosyidah selaku moderator menutup kajian yang menarik ini dengan doa kafaratul majelis.

Sungguh materi kajian yang sangat berharga dan menambah wawasan baru bagiku. Begitu adzan zuhur berkumandang, para jamaah bergegas berwudhu dan mengikuti shalat dhuhur berjamaah.

Dan sebagai puncak acara temu kenal akhwat yaitu makan bersama jamaah akhwat. Rupanya panitia telah menggelar menu makanan di atas lembaran daun pisang. Seluruh peserta acara duduk lesehan dengan tertib dan rapi untuk menikmati hidangan yang luar biasa nikmat di depan kami. Hujan yang mengguyur saat acara makan bersama tidak menyurutkan kebersamaan sehari kami  ini. Sungguh indah jalinan ukhuwah Islamiyah ini. Semoga kami bisa menjadi saudara sampai di akhirat kelak.


Senin, 23 September 2019

MEMANTASKAN DIRI (CERPEN)

Entah sudah berapa kali aku mengalami jatuh bangun dalam urusan percintaan. Banyak lelaki datang dan pergi, tetapi mereka hanya bisa menyisakan luka di hatiku. Sampai-sampai aku merasa takut jika akan memulai suatu hubungan baru dengan lawan jenisku. Takut dikecewakan lagi.

Ada belasan nama mulai dari Feri, Dodit, Tito, Iman, Wahyu, Seta, Bram, Andreas, Yoga, Riki, Awang, Zaki hingga nama-nama lain yang aku tidak mengingatnya. A-Z  ada lah pokoknya. Bukan, aku bukan pengoleksi pacar, apalagi player. Suatu ketika salah satu sahabatku, Astri, iseng bertanya padaku, “Aku heran deh, wajahmu tuh  standar Mic, tapi kenapa tuh cowo-cowo pada suka ma kamu?”. “Untung kamu sahabatu, kalau bukan, sudah tak slepet kamu” pikirku dongkol. Dikira aku ini helm apa, standar. “Pernah denger istilah inner beauty kan? Ya itulah daya pikatku. Dan kalau saja kamu telaten menatap wajahku, lama-lama aku terlihat manis kok.” balasku tak terima.

Ironisnya, di sini aku yang selalu dicampakkan. Dicampakkan dengan alasan sudah tidak ada kecocokan lah, diselingkuhi lah, cuma di-PHP-i lah, akunya yang egois lah, aku yang tidak pengertian lah, dan ratusan alasan lainnya. Yang paling parah adalah diputuskan karena alasan “Aku sudah bosan nih”. “What?” Dia pikir aku ini barang apa, sudah bosan, buang. “Plak” tamparan di pipi mantan pacarku kala itu,  Satria namanya, menandakan akhir hubungan kita. Nama yang berbanding terbalik dengan sikapnya. Huh.

Saat ini aku sudah di titik, dimana aku ingin segera mengakhiri nasib burukku berhubungan dengan pria yang hanya sampai level “pacaran” saja. Aku ingin segera dipertemukan dengan lelaki berkuda putih bak cerita-cerita dongeng. Ya tidak harus seseorang yang benar-benar datang dengan menaiki kuda putih, maksudku seorang lelaki yang bisa membimbingku, melindungiku, mengayomiku. “Cari polisi aja, Mic.”, usul sahabatku Astri. “Sesuai motto mereka kan, melindungi dan mengayomi masyarakat.” Lanjut dia asal. Dia memang sangat membantu, membantu memperkeruh suasana hatiku. Tepok jidat.

Hingga pada suatu pagi ketika aku berangkat ke kantor, aku bertemu dengan teman kuliahku dahulu di halte bus, Afika namanya. Dipertemukan kembali setelah lima tahun lamanya. Penampilannya berubah total, gamis dan khimar telah menutup sempurna auratnya. Meskipun demikian dia tetap terlihat anggun. Ternyata dia sudah hidup bahagia bersama pangeran berkuda putihnya lengkap bersama putri kecilnya. Aku iri.

Waktu dia bertanya tentang marital status padaku, dengan lirih kujawab, “Jomblo”. “Hah? Serius?” tanyanya tidak percaya. Mengingat historiku yang gonta-ganti pacar, memang cukup membuat dia ternganga. “Hehe” sengiran kuda aku layangkan sebagai balasan. “Nunggu apa, Mic? Cantik, mapan, matang. Kurang apalagi?” tanyanya masi berlanjut. Apakah jawaban “Jomblo”ku tadi terlalu lirih, sampai-sampai dia tidak mendengarnya? Pikirku. “Ya kurang lakinya lah Fik.” Jawabku gemas. “Masa iya nikah tinggal nyeret sembarang laki, Fik” lanjutku masi sewot. “Hihihi, iya iya. Taaruf gih” usulnya sambil tersenyum.

“Pantaskan dirimu sebelum kamu memantaskan diri untuk orang lain. Mulailah perbaiki diri karena Allah, maka Allah akan menghadirkan pria yang terbaik untuk kamu.” Tiba-tiba Afika berkata demikian. Wah pagi-pagi diceramahi, pikirku sinis. “Sering lihat Golden Way nih” sindirku. “Bukan pak MT, tapi kutipan Arif Rahman Lubis” koreksinya. “Berhijrahlah, Mica. Assalamu’alaikum.” Katanya mengakhiri pertemuan singkat kami, karena bus tujuan dia telah sampai.

Dan di sinilah diriku, berada dalam suatu kajian as-sunah. Berhijrah, kata yang tak pernah terlintas dibenakku sebelumnya. Hidayah Allah memang bisa turun kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja. Aku bersyukur pagi itu bertemu dengan teman lamaku, yang membawaku kepada kebaikan.

Aku memang belum bertemu jodohku sampai hari ini. Aku masih memperbaiki diriku, meminta ampunan kepada Allah atas semua kekhilafan masa laluku. Tiba-tiba, “Mic, ini ada tiga CV dari tiga orang akhi. Sepertinya banyak yang tertarik dengan CVmu.” Sambil tersenyum Afika menjulurkan tiga map coklat padaku. Aku masih melongo, tidak percaya. Apa iya, wanita dengan masa lalu sepertiku ada yang tertarik. “Serahkan semua pada Allah, tidak ada yang berhak menghakimi hamba Allah yang sudah bertaubat.” Kata-kata Afika menenangkan hatiku. Rupanya dia bisa membaca pikiranku.

“Bismillahirrohmanirrohim.” Bisikku. Dengan hati berdebar, perlahan kubaca satu demi satu CV taaruf yang ada di tanganku. Berharap ridha Illahi, semoga salah satu dari tiga akhi ini adalah pangeran berkuda putih impianku. Ups, salah. Semoga salah satu dari tiga akhi ini adalah calon imam dunia akhiratku. Allahumma amin.

Minggu, 22 September 2019

SARAPAN ANTI MAINSTREAM DENGAN SEBUNGKUS NASI JAGUNG

Nasi jagung murah meriah

Apa yang biasanya Odopers makan saat sarapan? Sebagian ada yang menjawab nasi pecel, nasi goreng, roti, atau sekadar nasi putih plus telor ceplok. Nah kalau mau yang anti mainstream, tidak ada salahnya mencoba nasi jagung sebagai menu sarapan.

Menurut hasil penelitian, jagung yang menjadi bahan utamanya  kaya akan serat, protein, dan antioksidan. Nasi jagung juga dipercaya bagus untuk penderita diabetes. Oke, tetapi aku di sini tidak akan membahas lebih jauh tentang kelebihan nasi jagung untuk kesehatan manusia.

Lalu, apa kelebihan lain nasi jagung? Jawabanku adalah  harganya yang murah meriah. Tidak perlu membuat dompet meringis kalau ingin membawa pulang sebungkus nasi jagung ini, hanya butuh selembar uang lima ribu rupiah saja. Perut kenyang, hati senang, dompet tenang. Hihihi.

Aku membelinya di lapangan kompleks perumahanku. Setiap pagi, sekitar pukul 05.30, ibu penjual nasi jagung sudah bersiap menggelar dagangannya. Tidak hanya nasi jagung saja yang disajikan, tetapi ada nasi kuning juga. Namun, nasi jagung yang menjadi superstarnya. Kesiangan datang, bisa tak kebagian.

Tidak butuh waktu lama untuk mengundang pembeli setianya datang. Terkadang pembeli harus rela menunggu sejenak selagi si ibu masih menata lauk pauknya. Sebagai pelengkap sebungkus nasi jagung ini terdapat sayur urap-urap, oseng buah pepaya muda, bihun goreng, bali tahu, orek tempe, sambal, tak lupa ikan asin dan rempeyek yang dimasukkan dalam kantong plastik kecil. Hmm, isinya meriah.

Benar-benar surga dunia bagiku yang pecinta kuliner nusantara ini. Sungguh, memakan seporsi nasi jagung membuat perutku kekenyangan. Biasanya aku berbagi dengan suamiku, karena tak sanggup jika harus menghabiskannya seorang diri.

Soal rasa, bisa dibilang standar, enak yang biasa saja. Namun cukup untuk membuatku kembali lagi untuk membelinya. Pertama karena harganya murah, kedua karena keberadaannya sangat menolongku tatkala aku tidak sempat memasak untuk suamiku. Hihihi. 

Satu hal yang membuatku kagum pada ibu dibalik layar nasi jagung ini. Sebegitu banyak lauk pauk pendamping dalam dagangannya, pukul berapa dia harus bangun untuk memasaknya? Ahh, biarlah itu menjadi urusan dapur sang ibu penjual. Yang pasti, menurutku nasi jagung merupakan salah satu warisan kuliner nusantara yang harus dilestarikan agar anak muda jaman now sampai jaman next bisa tetap mencicipi keunikan rasanya.

So, ingin mencoba mengganti menu sarapan dengan nasi jagung? Silahkan berburu di kota kalian masing-masing. Dan untuk Odopers, jangan lupa sarapan ya, agar kuat menghadapi tantangan-tantangan berikutnya. Selamat sarapan.

Sabtu, 21 September 2019

MENYAMBUT SENYUM MENTARI DI PENANJAKAN

Menyambut senyum mentari di bukit Penanjakan

Siapa yang takkan tergoda oleh pesona keelokan Gunung Bromo. Sembilan tahun silam, aku dan enam temanku berkesempatan mengunjungi gunung berapi yang masih aktif ini. Kami penasaran untuk menikmati salah satu Mahakarya Tuhan secara langsung.

Gunung Bromo berada di empat wilayah kabupaten sekaligus yaitu Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, dan Malang, jadi tidak akan kesulitan bagi mereka yang ingin menjangkaunya. Kami mengambil jalur dari arah kabupaten Pasuruan, karena posisi kami dari Surabaya. Alat transportasi untuk menuju ke Bromo tidaklah terlalu sulit, kita hanya perlu naik bus dari Surabaya ke Pasuruan, dilanjutkan dengan mobil angkutan umum untuk naik menuju desa persinggahan di sekitar Gunung Bromo.

Hawa dingin yang menusuk tulang menyambut kedatangan kami di kala hari menjelang petang. Tak berapa lama kami mencari penginapan di rumah warga yang bisa disewa walau hanya untuk satu malam. Ya, kami sengaja ke sana ala backpacker, ala bonek lebih tepatnya, jadi urusan akomodasi, konsumsi, dan transportasi kita pikirkan secara spontan (uhuy) juga. Untungnya kita diberi kemudahan untuk mendapatkannya.

Tujuan kami selain naik ke puncak Bromo apalagi jika bukan untuk melihat keindahan mentari pagi yang menyeruak dari balik Bromo. Di bukit Penanjakan tujuan tersebut bisa kita wujudkan. Setelah aman dengan masalah penginapan, selanjutnya kita mencari persewaan mobil, Jeep, untuk ke Penanjakan. Tak butuh waktu lama juga, karena kebetulan ada orang yang menawarkan mobil Jeepnya. Kami menyewa dua mobil Jeep , karena satu mobil Jeep hanya untuk empat orang saja.

Semakin malam, udara dingin semakin menjadi rupanya. Kami istirahat sejenak untuk sekedar meluruskan punggung yang serasa bengkok karena perjalanan yang kami tempuh tadi. Istirahat yang benar-benar sejenak, karena pukul dua dini hari kami harus segera bergegas menuju bukit Penanjakan kalau tidak ingin berjibaku dengan orang-orang yang bertujuan melihat sunrise  juga di sana.

“Kesiangan dikit berangkatnya, bakal ga dapat tempat, mas mbanya, buat lihat sunrise loh.” Kata sopir Jeepnya menjelaskan.

“Jauh apa mas tempatnya dari sini?” Tanyaku penasaran.

“Ya ga juga mba, setengah jam kira-kira. Tapi bakal uyel-uyelan di sana mas, mba."

Oke, baik, kami manut. Karena kapan lagi bisa melihat momen sunrise di Penanjakan. Kondisi cuaca juga sedang bagus kala itu. Momen yang tepat. Jangan sampai terlewat.

Namun, karena kami yang terlewat capek hingga kebablasan tidur. Pukul 02.30 kami baru terbangun. Terima nasib, pukul 03.00 akhirnya kita bergegas menuju Penanjakan. Pukul 03.30 kita sampai di lokasi sebelum pintu masuk Penanjakan. Ternyata Jeep tidak bisa mendekati lokasi tangga pintu masuk. Untuk ke sana hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau ojek biasa, bukan ojek online ya.

Dan di sini ada sedikit keanehan terjadi padaku dan temanku. Sebuah misteri yang belum terpecahkan hingga detik ini, tapi bukan kisah misteri seperti yang sedang viral saat ini. Kebetulan salah satu temanku, sebut saja Prita, agak tidak enak badan. Maka dari itu dia memutuskan untuk naik ojek saja, daripada kelelahan berjalan kaki. Aku dengan senang hati menerima ajakannya untuk menemani naik ojek. Kebetulan  mataku juga rasanya masih lengket. Teman-temanku yang lainnya berjalan kaki, biar sehat katanya.

Ketika naik ojek itu, sesekali kupejamkan mataku, sesekali juga kubuka mataku. “Ternyata lama juga untuk menuju pintu masuk Penanjakan.” Pikirku.

Kurang lebih sepuluh menit aku dan Prita berada di atas motor mas ojek. Setelah mengucapkan terimakasih, kamipun turun dan bergegas menaiki tangga masuk ke bukit  Penanjakan. Tangganya lumayan banyak, cukup untuk membakar lemak tubuh di tengah-tengah udara dingin yang ekstrem.

Sejenak aku dan temanku membeli secangkir teh di kios sepanjang tangga masuk, untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu teman-teman lainnya yang berada di belakang kita (secara logika). Seperempat jam berlalu, jam tanganku sudah menunjukkan pukul 04.00 tapi teman-temanku belum juga menampakkan diri. Aku berinisiatif untuk mencari mereka di tangga bawah, siapa tau nampak keberadaan mereka. Namun nihil, aku tak menemukan salah satu dari mereka.

Karena waktu yang semakin mepet kami memutuskan ke bukit Penanjakan terlebih dahulu. Dan betapa kagetnya kami ketika mengetahui teman-temanku yang berjalan kaki tadi sudah berada di atas.

”Nah loh. Bagaimana bisa mereka sampai duluan, kita kan naik motor.” Pikirku heran.

“Kemana aja kalian. Kita sudah nunggu dari tadi tau.” Sambut Diana, salah satu temanku, dengan wajah agak sewot.

“Lah kita mau nanya, kok kalian dah pada di sini aja. Kita lama nungguin kalian di bawah tau. Di kios teh tuh.” Jawab Prita bersungut-sungut manja.

“Lah memang deket, lima menit jalan kaki juga sampai kali.” Jawab Ratna, temanku yang lainnya.

“Bohong, ga mungkin lah. Kita aja naik motor sepuluh menit, jalan kaki ya lebih toh.” Debatku.

“Enggak Nit. Nanti pulangnya buktiin kalo ga percaya.” Tantang Ratna.

“Oke. We’ll see ya.” Jawabku ga mau kalah.

Daripada tenaga habis buat berdebat, kami pakai saja untuk melanjutkan perjalanan yang tinggal beberapa langkah menuju tempat melihat keindahan matahari terbit di ufuk Timur. Dan benarlah kata pak sopir Jeep. Sudah banyak manusia memadati bukit Penanjakan. 04.30. Mencari titik terbaik untuk melihat momen matahari terbit. 04.45. Mulai harap-harap cemas. Berbagai macam jenis kamera maupun telepon genggam siap di tangan masing-masing. Berharap dapat mengabadikan momen indah ini, sebagai bukti kebesaran Sang Penguasa Langit dan Bumi.

Pukul lima kurang, perlahan mentari pagi menyemburkan cahayanya di balik Gunung Bromo. Maa syaa Allah, Maha Besar Allah pencipta alam semesta. Pemandangan yang amat sangat mengagumkan. Indah, menenangkan, menghipnotis, seakan memberikan energi positif bagi siapa saja yang melihatnya. Buru-buru kami mengabadikan momen itu. Tak ada kata-kata selain kata-kata pujian bagi Sang Rahman Rahim.

Semua orang sibuk berfoto dengan background matahari terbit dan tentu saja wajah Gunung Bromo yang dapat kami lihat dari atas bukit ini. Setelah puas berfoto kamipun turun dari bukit Penanjakan. Baru kami sadari, ternyata kanan kiri kami adalah pohon cemara tinggi yang berdiri kokoh berdiri. Gelap malam menutupi pemandangan indah ini. Semerbak aroma buah cemara tercium di indra penciuman kami. Berbaur dengan udara pagi yang sejuk, rasanya enggan meninggalkan tempat ini. Terlalu indah untuk dijadikan memori, pikirku.

Dan saat pembuktian pun tiba. Kami berjalan kaki untuk menuju Jeep sewaan kami sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak Bromo. Lagi-lagi aku dan Prita tercengang, jarak antara pintu masuk tangga Penanjakan dan lokasi parkir Jeep sewaan tidak terlalu jauh.


Salah satu spot di tangga menuju bukit Penanjakan

Mata kami beradu pandang. Seakan pertanyaan kami sama, “Lalu kami tadi muter kemana saja?” Wallahualam. Pemandangan di sekitar kami terlalu indah untuk dilewatkan. Jadi biarkan saja kejadian itu tetap menjadi misteri. Aku hanya berpikir, untung kami masi diberi keselamatan.

Singkat cerita, kami menghabiskan sisa waktu mengagumi keindahan alam dengan menaiki tangga menuju puncak Gunung Bromo. Tak lupa sejenak kami mengunjungi wisata alam di sekitarnya. Sungguh Mahakarya yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Andai kami punya waktu lebih lama, takkan kami tolak untuk menghabiskan malam di sana sekali lagi. Namun apa daya rutinitas pekerjaan esok hari sudah menunggu kami.


Berjalan kaki ratusan meter demi puncak kawah Bromo

Liburan singkat yang sangat berkesan. Meninggalkan memori indah di ingatanku untuk selalu menghargai dan mencintai alam. Terutama untuk selalu mengingat dan mencintai Sang Penciptanya.

Keindahan alam di desa persinggahan sekitar Gunung Bromo

Bukit Teletubbies

Gunung Bromo dengan segala daya pikatnya

Catatan kaki:
uyel-uyelan = berdesakan
manut = nurut, patuh
we'll see = kita lihat saja nanti
sunrise = matahari terbit