Kamis, 12 Desember 2019

RESOLUSI MENULIS DI TAHUN 2020


Wah, tak terasa kelas menulis non-fiksi komunitas ODOP batch 7 sudah memasuki pekan terakhir. Di pekan ini pula para peserta kelas menulis non-fiksi diberikan tantangan terakhirnya, dengan tema “Resolusi Menulis Di Tahun 2020”.

Flashback di  hari di mana tak terlintas di pikiranku untuk mengikuti open recruitment batch 7 komunitas one day one post. Di tulisan-tulisanku sebelumnya, aku selalu berterimakasih kepada Silvana, teman kala sekolah tempo dulu yang masih aktif berkirim pesan, karena dari dialah aku bisa mengetahui komunitas ODOP ini. Jujur pada awalnya aku pesimis, karena aku bukan penulis, aku lebih sebagai pembaca. Namun aku teryakinkan, bukan bagus jelaknya tulisan kita yang akan dinilai, namun lebih kepada seberapa besar niat kita untuk tetap menulis secara kontinu selama 60 hari.

Memang berat pada awalnya. Tak sedikit juga peserta yang berguguran di tiap minggunya. Membagi waktu menulis di sela-sela kegiatan di dunia nyata yang cukup padat membuatku keteteran. Tak jarang aku menulis sebelum jam pulang kantor, atau bahkan baru bisa menulis di malam hari setelah dua jagoan hebatku tidur. Alhamdulillah segala tantangan selama 60 hari itu dapat kulalui dengan, yah cukup baik.

Berlanjut memasuki kelas penjurusan. Sedikit galau untuk memilih kelas fiksi atau non-fiksi. Setelah aku pertimbangkan cukup setengah matang, dan tak lupa membaca basmalah, kupilih kelas non-fiksi. Alasannya karena materi yang ditawarkan kelas non-fiksi menarik perhatianku, salah satunya untuk mengoptimalkan blog. Aku penasaran karena kabarnya dari blog yang kita miliki bisa menghasilkan uang. Keren nih, pikirku, dari hobi menulis bisa menghasilkan uang.

Namun kembali lagi, aku kan hobi baca, bukan menulis. Eits, jangan salah, aku jadi suka menulis juga kok, meski terkadang masih diliputi rasa malas. Hihihi. Di kelas non-fiksi ini lagi-lagi keniatan kita untuk istikamah menulis secara kontinu diuji lagi selama kurang lebih 30 hari (atau lebih ya, aku lupa). Dan lagi-lagi cukup keteteran. Di kelas lanjutan ini aku merasa malah lebih parah, lebih sering berhutang tulisan. Padahal dibandingkan ketika masih menjadi peserta ODOP, di kelas lanjutan ini lebih ringan bebannya karena per pekan diwajibkan menulis 6 tulisan saja. Jadi ada 1 hari bebas untuk tidak menulis, lebih tepatnya 1 hari itu untuk fokus mencicil tulisan antologi.

Namanya juga manusia, diberikan keringanan, terkadang malah menggampangkan. ‘Ah, nanti saja belum nemu ide nih’, setelah nanti saja ‘Eh, besok saja deh, kok sekarang capek ya’, keesokannya ‘huwaduh, deadline tugas kantor kok sudah di depan mata, tulisannya dirapel besok aja deh’, begitu saja terus sampai hutang menulis semakin menumpuk. Kalau kata flyer berisi nasihat yang dibagikan mommy Jayko a.k.a mba Jihan, orang terajin yang pernah kukenal di Konstantinopel squad, ‘jangan suka menunda-nunda tugas, konon kabarnya ketika kita meningglakan tugas yang belum terselesaikan, dia akan bertemu dengan tugas lain yang juga ditinggalkan, kemudian mereka jatuh cinta, kemudian akan beranak pinak, banyak sekali’. (Baru tau kan, kalau tugas yang menumpuk bisa menimbulkan indikasi untuk mereka saling jatuh cinta? Aku pun). Dan memang seperti itu pada kenyataannya. Hutang menulis menumpuk, terseok-seok untuk membayarnya. (Ini berlaku bagiku yah).

Maka dari itu, jika ditanya apakah resolusi menulisku di tahun 2020? Aku tak ingin muluk-muluk dalam membuat resolusi menulis di penghujung tahun yang telah siap menyambut kedatangan tahun yang baru ini. Apa sajakah resolusi itu?
·      Bisa menulis secara berkelanjutan, setidaknya dalam seminggu ada tulisan berfaedah yang bisa aku posting di blogku. Entah seminggu sekali, dua kali, syukur-syukur bisa posting setiap hari. Amin.
·      Menulis untuk menyebarkan kebaikan, sehingga bisa bermanfaat bagi para pembacanya.
·      Ingin menjajal menjadi seorang content writer, siapa tau bakat menulis yang mulai terasah ini dapat menghasilkan sedikit pundi-pundi kekayaan bagi dompetku. Lumayan untuk membeli popok sekali pakai si adik. Hihihi.
·      Mendalami ilmu perbloggingan yang meskipun hingga detik ini aku masih belum paham. DA/PA, SEO, blog domain TLD, adsense, dll adalah istilah-istilah baru dalam hidupku kamus perblogginganku. Namun pelan-pelan aku akan mempelajarinya.
·      Mencoba  mengikuti lebih banyak lomba-lomba menulis blog. Sepertinya menyenangkan setelah tugas pekan tiga kelas non-fiksi menantang pesertanya untuk mengikuti lomba menulis blog. Iseng-iseng berhadiah. Pasti ada kepuasan tersendiri jika aku berhasil memenangkan lomba blog yang kuikuti, iya kan?

Kurasa lima resolusi menulisku di tahun 2020, yang jika kubaca ulang ternyata muluk-muluk (wakwakwak), sementara cukup. Namun tak ada salahnya bukan. Setidaknya aku memiliki kisi-kisi tentang kegiatan menulis yang dapat aku lakukan di tahun yang baru. Akhir kata aku ingin menyampaikan, menulislah sesuatu yang bisa membuatmu bahagia, siapa tau dari tulisan kita dapat turut  membawa kebahagiaan bagi para pembacanya. Tetaplah semangat menulis di tahun yang baru!

#tantangan_pekan4_kelas_nonfiksi
#odop_batch7
#komunitas_odop
#OneDayOnePost
#kelasnonfiksiODOP

8 komentar:

  1. Luar biasa kakakku, sangat lugas, resolusinya
    #semangat

    BalasHapus
  2. Semangattt mbak, lanjutkan 💪🏻💪🏻💪🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. ashiyaaappp mba Ceskha, tetap berjuang juga yaaa

      Hapus
  3. waaah semangat semangat semoga kita selalu bisa konsisten menulis ya dan bermanfaat tentunya :)

    BalasHapus
  4. Yuk ditungguin nanti 2020 di enggok2an ya Nak

    BalasHapus