Wah, tak terasa kelas menulis non-fiksi komunitas ODOP batch 7 sudah memasuki pekan terakhir. Di pekan ini pula para peserta kelas menulis non-fiksi diberikan tantangan terakhirnya, dengan tema “Resolusi Menulis Di Tahun 2020”.
Flashback
di hari di mana tak terlintas di
pikiranku untuk mengikuti open
recruitment batch 7 komunitas one day
one post. Di tulisan-tulisanku sebelumnya, aku selalu berterimakasih kepada
Silvana, teman kala sekolah tempo dulu yang masih aktif berkirim pesan, karena
dari dialah aku bisa mengetahui komunitas ODOP ini. Jujur pada awalnya aku
pesimis, karena aku bukan penulis, aku lebih sebagai pembaca. Namun aku
teryakinkan, bukan bagus jelaknya tulisan kita yang akan dinilai, namun lebih
kepada seberapa besar niat kita untuk tetap menulis secara kontinu selama 60
hari.
Memang berat pada
awalnya. Tak sedikit juga peserta yang berguguran di tiap minggunya. Membagi waktu
menulis di sela-sela kegiatan di dunia nyata yang cukup padat membuatku
keteteran. Tak jarang aku menulis sebelum jam pulang kantor, atau bahkan baru
bisa menulis di malam hari setelah dua jagoan hebatku tidur. Alhamdulillah segala
tantangan selama 60 hari itu dapat kulalui dengan, yah cukup baik.
Berlanjut memasuki
kelas penjurusan. Sedikit galau untuk memilih kelas fiksi atau non-fiksi.
Setelah aku pertimbangkan cukup setengah matang, dan tak lupa membaca
basmalah, kupilih kelas non-fiksi. Alasannya karena materi yang ditawarkan
kelas non-fiksi menarik perhatianku, salah satunya untuk mengoptimalkan blog. Aku
penasaran karena kabarnya dari blog yang kita miliki bisa menghasilkan uang. Keren nih, pikirku, dari hobi menulis bisa
menghasilkan uang.
Namun kembali lagi, aku
kan hobi baca, bukan menulis. Eits, jangan salah, aku jadi suka menulis juga
kok, meski terkadang masih diliputi rasa malas. Hihihi. Di kelas non-fiksi ini
lagi-lagi keniatan kita untuk istikamah menulis secara kontinu diuji lagi
selama kurang lebih 30 hari (atau lebih ya, aku lupa). Dan lagi-lagi cukup keteteran.
Di kelas lanjutan ini aku merasa malah lebih parah, lebih sering berhutang
tulisan. Padahal dibandingkan ketika masih menjadi peserta ODOP, di kelas
lanjutan ini lebih ringan bebannya karena per pekan diwajibkan menulis 6
tulisan saja. Jadi ada 1 hari bebas untuk tidak menulis, lebih tepatnya 1 hari
itu untuk fokus mencicil tulisan antologi.
Namanya juga manusia,
diberikan keringanan, terkadang malah menggampangkan. ‘Ah, nanti saja belum nemu ide nih’, setelah nanti saja ‘Eh, besok saja deh, kok sekarang capek ya’,
keesokannya ‘huwaduh, deadline tugas
kantor kok sudah di depan mata, tulisannya dirapel besok aja deh’, begitu
saja terus sampai hutang menulis semakin menumpuk. Kalau kata flyer berisi nasihat yang dibagikan mommy Jayko a.k.a mba Jihan, orang
terajin yang pernah kukenal di Konstantinopel squad, ‘jangan suka menunda-nunda tugas, konon kabarnya ketika kita
meningglakan tugas yang belum terselesaikan, dia akan bertemu dengan tugas lain
yang juga ditinggalkan, kemudian mereka jatuh cinta, kemudian akan beranak
pinak, banyak sekali’. (Baru tau kan, kalau tugas yang menumpuk bisa
menimbulkan indikasi untuk mereka saling jatuh cinta? Aku pun). Dan memang
seperti itu pada kenyataannya. Hutang menulis menumpuk, terseok-seok untuk
membayarnya. (Ini berlaku bagiku yah).
Maka dari itu, jika
ditanya apakah resolusi menulisku di tahun 2020? Aku tak ingin muluk-muluk
dalam membuat resolusi menulis di penghujung tahun yang telah siap menyambut
kedatangan tahun yang baru ini. Apa sajakah resolusi itu?
· Bisa
menulis secara berkelanjutan, setidaknya dalam seminggu ada tulisan berfaedah
yang bisa aku posting di blogku. Entah seminggu sekali, dua kali, syukur-syukur
bisa posting setiap hari. Amin.
· Menulis
untuk menyebarkan kebaikan, sehingga bisa bermanfaat bagi para pembacanya.
· Ingin
menjajal menjadi seorang content writer,
siapa tau bakat menulis yang mulai terasah ini dapat menghasilkan sedikit
pundi-pundi kekayaan bagi dompetku. Lumayan untuk membeli popok sekali pakai si
adik. Hihihi.
· Mendalami
ilmu perbloggingan yang meskipun hingga detik ini aku masih belum paham. DA/PA,
SEO, blog domain TLD, adsense, dll adalah istilah-istilah baru dalam hidupku
kamus perblogginganku. Namun pelan-pelan aku akan mempelajarinya.
· Mencoba mengikuti lebih banyak lomba-lomba menulis blog. Sepertinya menyenangkan setelah tugas pekan tiga
kelas non-fiksi menantang pesertanya untuk mengikuti lomba menulis blog. Iseng-iseng
berhadiah. Pasti ada kepuasan tersendiri jika aku berhasil memenangkan lomba
blog yang kuikuti, iya kan?
Kurasa lima resolusi
menulisku di tahun 2020, yang jika kubaca ulang ternyata muluk-muluk (wakwakwak),
sementara cukup. Namun tak ada salahnya bukan. Setidaknya aku memiliki
kisi-kisi tentang kegiatan menulis yang dapat aku lakukan di tahun yang baru. Akhir kata
aku ingin menyampaikan, menulislah sesuatu yang bisa membuatmu bahagia, siapa
tau dari tulisan kita dapat turut membawa kebahagiaan bagi para pembacanya. Tetaplah
semangat menulis di tahun yang baru!
#tantangan_pekan4_kelas_nonfiksi
#odop_batch7
#komunitas_odop
#OneDayOnePost
#kelasnonfiksiODOP
#tantangan_pekan4_kelas_nonfiksi
#odop_batch7
#komunitas_odop
#OneDayOnePost
#kelasnonfiksiODOP
Luar biasa kakakku, sangat lugas, resolusinya
BalasHapus#semangat
Semakin semangat pak Eko..lanjutkan
HapusSemangattt mbak, lanjutkan 💪🏻💪🏻💪🏻
BalasHapusashiyaaappp mba Ceskha, tetap berjuang juga yaaa
Hapuswaaah semangat semangat semoga kita selalu bisa konsisten menulis ya dan bermanfaat tentunya :)
BalasHapusTetap bersemangat!!!
HapusYuk ditungguin nanti 2020 di enggok2an ya Nak
BalasHapusDi warung kopinya yak
Hapus