Di tulisan sebelumnya, aku telah menulis beberapa
hak-hak yang diperoleh seorang muslimah dalam Islam. Salah satunya adalah hak untuk
menuntut ilmu, karena Rasulullah pernah bersabda bahwa menuntut ilmu itu wajib
hukumnya bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan (HR. Ibnu Majjah).
Dan adapun ilmu yang diprioritaskan untuk dipelajari adalah ilmu syariat islam,
ilmu yang berasal dari kalamullah (Al Quran), hadist, serta, perkataan para
sahabat.
Sejak dua tahun yang lalu, tepatnya ketika
mengandung anak kedua, di penghujung tahun
2017 aku mengikuti kelas memperbaiki bacaan Al Quran. Lebih tepatnya aku mengikuti
kelas tahsin. Tahsin, menurut wikipedia,
adalah kata dari bahasa Arab yang berarti memperbaiki, meningkatkan, atau
memperkaya. Tahsin dalam Islam mengandung makna bahwa tuntutan agar dalam
membaca Al Quran harus benar dan tepat sesuai dengan contohnya demi
terjaganya orisinalitas praktik tilawah sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW,
masih menurut situs wikipedia. Jadi dalam
membaca Al Quran, kita tidak boleh asal bisa membaca saja, namun juga harus
memperhatikan tajwid dan makhraj tiap huruf-huruf hijaiyah.
Masih kuingat hari pertama mengikuti kelas tahsin
yang didampingi oleh guru mengaji yang cukup mumpuni, kami berenam kala itu, dan saat disuruh
membaca AlFatihah, hasilnya 80% bacaanku salah. Ya Allah, jadi selama
bertahun-tahun aku membaca sang ummul
quran masih banyak kesalahannya (kemudian istighfar banyak-banyak). Kukira,
aku yang telah mengikuti les mengaji semenjak kecil, bacaannya sudah betul
semua (duh, kepedean sekali ya). Kata Ustazah Iffah, guru tahsin kami, itulah
pentingnya belajar ilmu tajwid.
Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
cara membaca Al Quran dengan lafal dan ucapan yang benar. Belum lagi kami harus
memperbaiki makhraj setiap huruf hijaiyahnya. Makhraj adalah tempat keluarnya huruf
hijaiyah yang menjadi dasar kata-kata di dalam Al Quran. Ustazah Iffah
mengatakan, panjang pendeknya tajwid serta makhraj bacaan kita alangkah baiknya
jika benar, karena beda pelafalan atau pengucapannya maka akan berbeda pula
artinya. Al Quran banyak mengandung doa, kita tidak mau kan jikalau dalam
berdoa dengan maksud memperoleh kebaikan, tetapi karena kesalahan bacaan
artinya jadi buruk (hiks).
Namun aku tak sendiri, teman-teman yang mengikuti
kelas tahsin juga bernasib hampir sama denganku. Masih banyak
kesalahan-kesalahan baik besar maupun kecil. Ya, itulah gunanya belajar. Kita benar-benar
belajar dari yang paling dasar, kita belajar dengan menggunakan buku
Ummi jilid 1. Kita mengawalinya dengan memperbaiki makhrajnya, dengan disisipi
pelajaran tajwid satu per satu di setiap pertemuannya. Mengingat kembali hukum
tajwid yang pernah dipelajari ketika sekolah, yang rupanya ingatan akan pelajaran
tersebut sudah mulai terhapus karena faktor usia. Syukurlah kita mendapatkan
guru mengaji yang super telaten dan super sabar. Walaupun lidah kita sudah
belibet mengucapkan suatu huruf, jika masih salah akan tetap dibenarkan sampai
betul-betul benar.
Teman-temanku di kelas tahsin sebagian besar adalah
ibu-ibu. Dan aku kagum dengan semangat belajar ibu-ibu yang luar
biasa besar, maa syaa allah. Mereka menyempatkan waktu mereka di sela-sela kesibukan mereka dengan
dunia perumahtanggaan atau dunia perkantoran agar bisa belajar membaca Al Quran dengan baik dan benar.
Memang benarlah bahwa tidak ada kata terlambat bagi siapa saja yang mau
belajar dan Allah pasti akan memberikan kemudahan jalan kepada orang-orang yang mau belajar.
Daripada menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak berfaedah, lebih
baik jika dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna. Di setiap akhir kelas,
ustazah selalu memberikan PR tajwid untuk dikerjakan, serta mengingatkan untuk
tetap membaca Al Quran, dan lebih-lebih jika mau menghafalkannya. Salah benar
tidak mengapa, Allah Maha Mengetahui, asal tidak meninggalkannya. Karena di
setiap huruf Al Quran yang kita baca, kita akan memperoleh pahala. Wallahualam.
“Perumpamaan
orang yang membaca Qur’an sementara dia telah menghafalkannya, maka bersama
para Malaikat yang mulia. Dan perumpamaan yang membaca dalam kondisi berusaha
keras (belajar membacanya) maka dia mendapatkan dua pahala.”
(HR.
Bukhori, 4653 dan Muslim, 798)
Sampai kelas Tajwid, Mbak?
BalasHapusIya mba, benerin bacaan sekaligus belajar tajwid juga, soalnya tahsin dan tajwid ini berasa tak mau dipisahkan hihihi
HapusJadi semangat belajar juga. Terima kasih mbak
BalasHapusAyo semangat mba Yoha, biar kata dah emak-emak, kudu jd emak-emak yg pintar 😋
Hapuswah terima kasih infonya bermanfaat :)
BalasHapusSama sama mba atiqoh 😍
HapusKeren ya ternyata mb Prajna Hee ajarin dong mbaa
BalasHapusMultitalent pokok e mbak atu ini😁😁😁, ngaji bareng yuuu
BalasHapus