Minggu, 08 Desember 2019

TAHSIN AL QURAN


Di tulisan sebelumnya, aku telah menulis beberapa hak-hak yang diperoleh seorang muslimah dalam Islam. Salah satunya adalah hak untuk menuntut ilmu, karena Rasulullah pernah bersabda bahwa menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan (HR. Ibnu Majjah). Dan adapun ilmu yang diprioritaskan untuk dipelajari adalah ilmu syariat islam, ilmu yang berasal dari kalamullah (Al Quran), hadist, serta, perkataan para sahabat.

Sejak dua tahun yang lalu, tepatnya ketika mengandung anak kedua, di penghujung  tahun 2017 aku mengikuti kelas memperbaiki bacaan Al Quran. Lebih tepatnya aku mengikuti kelas tahsin. Tahsin, menurut wikipedia, adalah kata dari bahasa Arab yang berarti memperbaiki, meningkatkan, atau memperkaya. Tahsin dalam Islam mengandung makna bahwa tuntutan agar dalam membaca Al Quran harus benar dan tepat sesuai dengan contohnya demi terjaganya orisinalitas praktik tilawah sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, masih menurut situs wikipedia. Jadi dalam membaca Al Quran, kita tidak boleh asal bisa membaca saja, namun juga harus memperhatikan tajwid dan makhraj tiap huruf-huruf hijaiyah.

Masih kuingat hari pertama mengikuti kelas tahsin yang didampingi oleh guru mengaji yang cukup mumpuni,  kami berenam kala itu, dan saat disuruh membaca AlFatihah, hasilnya 80% bacaanku salah. Ya Allah, jadi selama bertahun-tahun aku membaca sang ummul quran masih banyak kesalahannya (kemudian istighfar banyak-banyak). Kukira, aku yang telah mengikuti les mengaji semenjak kecil, bacaannya sudah betul semua (duh, kepedean sekali ya). Kata Ustazah Iffah, guru tahsin kami, itulah pentingnya belajar ilmu tajwid.

Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari bagaimana cara membaca Al Quran dengan lafal dan ucapan yang benar. Belum lagi kami harus memperbaiki makhraj setiap huruf hijaiyahnya. Makhraj adalah tempat keluarnya huruf hijaiyah yang menjadi dasar kata-kata di dalam Al Quran. Ustazah Iffah mengatakan, panjang pendeknya tajwid serta makhraj bacaan kita alangkah baiknya jika benar, karena beda pelafalan atau pengucapannya maka akan berbeda pula artinya. Al Quran banyak mengandung doa, kita tidak mau kan jikalau dalam berdoa dengan maksud memperoleh kebaikan, tetapi karena kesalahan bacaan artinya jadi buruk (hiks).

Namun aku tak sendiri, teman-teman yang mengikuti kelas tahsin juga bernasib hampir sama denganku. Masih banyak kesalahan-kesalahan baik besar maupun kecil. Ya, itulah gunanya belajar. Kita benar-benar belajar dari yang paling dasar, kita belajar dengan menggunakan  buku Ummi jilid 1. Kita mengawalinya dengan memperbaiki makhrajnya, dengan disisipi pelajaran tajwid satu per satu di setiap pertemuannya. Mengingat kembali hukum tajwid yang pernah dipelajari ketika sekolah, yang rupanya ingatan akan pelajaran tersebut sudah mulai terhapus karena faktor usia. Syukurlah kita mendapatkan guru mengaji yang super telaten dan super sabar. Walaupun lidah kita sudah belibet mengucapkan suatu huruf, jika masih salah akan tetap dibenarkan sampai betul-betul benar.

Teman-temanku di kelas tahsin sebagian besar adalah ibu-ibu. Dan aku kagum dengan semangat belajar ibu-ibu yang luar biasa besar, maa syaa allah. Mereka menyempatkan waktu mereka di sela-sela kesibukan mereka dengan dunia perumahtanggaan atau dunia perkantoran agar bisa belajar membaca Al Quran dengan baik dan benar. Memang benarlah bahwa tidak ada kata terlambat bagi siapa saja yang mau belajar dan Allah pasti akan memberikan kemudahan jalan kepada orang-orang yang mau belajar.

Daripada menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak berfaedah, lebih baik jika dimanfaatkan untuk hal-hal yang berguna. Di setiap akhir kelas, ustazah selalu memberikan PR tajwid untuk dikerjakan, serta mengingatkan untuk tetap membaca Al Quran, dan lebih-lebih jika mau menghafalkannya. Salah benar tidak mengapa, Allah Maha Mengetahui, asal tidak meninggalkannya. Karena di setiap huruf Al Quran yang kita baca, kita akan memperoleh pahala. Wallahualam.

“Perumpamaan orang yang membaca Qur’an sementara dia telah menghafalkannya, maka bersama para Malaikat yang mulia. Dan perumpamaan yang membaca dalam kondisi berusaha keras (belajar membacanya) maka dia mendapatkan dua pahala.”  
(HR. Bukhori, 4653 dan Muslim, 798)


8 komentar:

  1. Balasan
    1. Iya mba, benerin bacaan sekaligus belajar tajwid juga, soalnya tahsin dan tajwid ini berasa tak mau dipisahkan hihihi

      Hapus
  2. Jadi semangat belajar juga. Terima kasih mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo semangat mba Yoha, biar kata dah emak-emak, kudu jd emak-emak yg pintar πŸ˜‹

      Hapus
  3. wah terima kasih infonya bermanfaat :)

    BalasHapus
  4. Keren ya ternyata mb Prajna Hee ajarin dong mbaa

    BalasHapus
  5. Multitalent pokok e mbak atu ini😁😁😁, ngaji bareng yuuu

    BalasHapus