Hal yang dapat membuat orang tua menjadi bangga dan
bahagia salah satunya adalah menlihat buah hati mereka tumbuh menjadi anak-anak
yang cerdas dan kreatif. Itulah sebabnya di masa-masa golden age, orang tua dianjurkan untuk menstimulasi daya
kreativitas anak-anaknya dengan mengajak mereka bermain sepuasnya. Dengan membebaskan
mereka bermain sesuka hati diharapkan anak-anak dapat mengasah syaraf-syaraf
sensorik, motorik, serta kreativitas mereka.
Kembali ke saat si sulungku berada di kelas TK A,
kami para orang tua iseng-iseng merencanakan kegiatan untuk anak-anak kami. Salah
satu ibu dari teman si sulung mengutarakan idenya untuk mengajak anak-anak
bermain sambil belajar membuat pizza. Loh,
memang ada kegiatan semacam itu ya?, pikirku yang belum paham. Ternyata ada,
yaitu di restoran pizza paling laris di Indonesia yang gerainya sudah menjamur
dimana-mana. Apalagi jika bukan restoran Pizza Hut.
Ya, Pizza Hut ternyata memiliki agenda kegiatan
bernama Pizza Maker Junior yang
diperuntukkan bagi anak-anak berusia 5-12 tahun yang ingin tau bagaimana cara
membuat pizza sendiri sebelum pizza disajikan di atas meja. Tentu saja mereka
takkan melakukannya sendiri, karena akan ada kakak-kakak yang mendampingi anak-anak
selama berada di dapur restoran. Harga yang ditawarkan untuk mengikuti kegiatan
Pizza Maker Junior ini cukup murah. Per anak akan ditarik biaya Rp 42.000,00.
Hari yag ditetapkan pun tiba. Kami, para ibu
melakukan janji temu di lokasi yaitu di restoran Pizza Hut sore hari sekitar
pukul 14.00. Suara riuh rendah anak-anak langsung disambut ramah oleh
kakak-kakak pramusaji. Seperti pada umumnya anak-anak ketika bertemu dengan
teman-temannya, mereka langsung berbaur, bermain, dan bersenda gurau. Tak butuh
waktu lama bagi anak-anak untuk menunggu, karena selang beberapa saat mereka
dipanggil dan disuruh berbaris rapi sebelum memasuki area dapur restoran.
Namun sayang, kami para ibu tidak dapat mengikuti
kegiatan tersebut. Hanya 1 orang ibu saja yang dapat mendampingi untuk
mengabadikan momen anak-anak berkreasi. Sembari menunggu anak-anak berkegiatan,
para ibu dapat bersantai sejenak di dalam restoran sambil ngobrol ngalor-ngidul, dan tentu saja berselfie
ria. Cukup lama juga menunggu mereka
selesai membuat pizzanya.
Dari foto-foto yang dibagikan oleh salah satu ibu
wali murid, kegiatan membuat pizza diawali dengan mecuci tangan, dilanjutkan
dengan memasang sarung tangan plastik secara mandiri. Setalah tangan mereka
higienis, mereka diberi dough pizza yang siap untuk diberi topping, tetapi mula-mula mereka diajari terlebih dahulu oleh
kakak juru masak. Mereka diperkenalkan aneka macam topping yang dapat diisikan
ke atas pizza. Setelah itu barulah mereka mulai menata topping dan dilanjutkan dengan
memberi aneka saos. Satu per satu anak-anak menyelesaikannya. Dan pizza pun
siap dipanggang.
Kurang lebih 45 menit kemudian, anak-anak telah
selesai melakukan kegiatan membuat pizza. Senyum bahagia dari keduabelas anak peserta
kegiatan ini otomatis muncul di wajah mereka. Kembali mereka bersenda gurau
sambil menunggu pizza hasil kreativitas mereka matang. Dan, akhirnya pizza
hasil karya anak-anakpun telah matang. Dengan penuh kegembiraan, mereka menerima
pizza hasil kreasinya. Sayang, pizza kreasi sulungku tak sempat kuabadikan,
karena sudah dia nikmati di perjalanan pulang.
Soal rasa, tetap sama seperti rasa Pizza Hut, yang
membedakan hanyalah kerapian dalam menyusun topping pizza. Namanya juga
anak-anak, menatanya masih asal. Namun bukan itu yang dinilai, tetapi lebih
kepada keberanian mereka untuk mencoba dan belajar hal-hal baru. Belajar untuk
berkreasi dalam memberikan topping, belajar untuk mandiri, dan belajar untuk
mencintai kebersihan.
Wah, mupeng nih kalau ada kegiatan macam gini di sini 🙈
BalasHapusHihihi..iya mba Kiky, anak2 seneng bgt bs bikin pizza
Hapus