Tiap-tiap pasangan yang telah halal dalam ikatan tali pernikahan pasti mendambakan keluarga yang sakinah, mawadah, dan rahmah. Keluarga yang dipenuhi dengan kedamaian, rasa kasih sayang, serta karunia akan menciptakan suasana rumah tangga yang bahagia, hingga serasa berada di dalam surga. ‘Baiti jannati’, rumahku adalah surgaku. Siapa yang tak menginginkan kondisi rumah yang seperti demikian.
Untuk menciptakan suasana rumah di dunia laksana di
surga bukan perkara yang gampang. Akan ada saja masalah dan musibah yang
datang silih berganti untuk menguji
kita. Entah itu dari si suami, istri, anak, mertua, atau bahkan dari tetangga
sebelah rumah. Maka dari itu tak sedikit yang tidak dapat mewujudkan impian
rumahku adalah surgaku.
Namun, ada juga pasangan suami istri yang dapat
mewujudkannya. Suatu keluarga dikatakan dapat mewujudkan kondisi baiti jannati
salah satu contohnya adalah ketika sang suami akan selalu merasa rindu akan
rumahnya, rindu akan sambutan hangat dari anak-anaknya, rindu akan senyuman
yang merekah dari bibir istrinya.
Ya, kajian khusus muslimah yang rutin diadakan
setiap hari jumat, pagi ini membahas kiat-kiat untuk membangun rumahku adalah surgaku. Materi kajian bertema
baiti jannati kali ini disampaikan
oleh Ustaz Armedi Raharja, Lc.
Salah satu syarat untuk membentuk rumah yang bak
surga adalah pasangan suami dan istri yang bertakwa kepada Allah. Rumah yang
penuh cinta kasih tentunya akan terwujud jika sang nahkoda yang tak lain adalah
suaminya merupakan sosok yang salih. Dan perlu adanya sosok salihah sebagai
pendukung dan pendamping yang tak lain adalah sang istri.
Bayangkan apa jadinya jika sosok suami sebagai
pemimpin keluarga memiliki perangai yang tidak
baik, jauh dari Allah, dan bukan sosok yang salih, dapat dipastikan rumah
tangganya akan seperti neraka. Akan banyak percekcokan, kemarahan yang berujung
KDRT, bahkan mungkin berakhir perceraian di pengadilan agama.
Meskipun tak mudah, Islam telah memberikan kiat-kiat
untuk membangun rumah yang bak di surga. Apa sajakah kiat-kiat tersebut?
Pertama,
luruskan niat. Bagi
para singlelilah yang in syaa allah dalam waktu dekat akan bertemu jodohnya
masing-masing, mari niatkan menikah karena Allah, niatkan menikah karena ingin
mendapatkan generasi-generasi penerus yang salih, menikah karena untuk
mengantarkan diri kepada surga Allah.
Memanglah benar jika segala sesuatu itu bergantung
pada niatnya. Jika niat awalnya saja sudah salah, maka akan jauh dari berkah
Allah. Adapaun contoh niat yang salah misalnya adalah menikah karena harta atau
menikah karena kepepet usia. Dan bagaimana bagi yang sudah terlanjur menikah?
Jika niatnya belum untuk beribadah kepada Allah, segeralah ubah niat tersebut.
Kedua,
pilihlah pasangan yang salih dan salihah. Seperti
sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “Nikahilah wanita karena
empat perkara, karena hartanya, nasabnya (keturunan), kecantikannya, dan
agamanya, dan pilihlah wanita yang taat agamanya maka kamu akan beruntung.”
Tidak ada salahnya memang menikahi wanita yang
cantik atau kaya. Namun alangkah baiknya jika seorang lelaki menikahi wanita
yang salihah. Karena kecantikan akhlak, adab, dan ilmu agama seorang wanita akan
mengalahkan kecantikan dzahirnya.
Ketiga,
pilihlah pasangan yang berilmu. Tentu saja ilmu yang
dimaksud adalah ilmu syariat. Lelaki dan wanita yang akan menikah sebaiknya
telah mengetahui tentang hak-hak dan kewajiban-kewajibannya ketika kelak
menjadi seorang suami dan istri. Begitu pula seorang wanita, hendaknya memilih
lelaki yang baik agamanya. Ketakwaan seseorang berbanding lurus dengan
keharmonisan terhadap keluarganya.
Sebagai salah satu contohnya adalah kewajiban suami
untuk menafkahi istrinya, serta kewajiban istri untuk mengurus suami,
anak-anak, dan rumah tangganya. Ada pula hak-hak seorang suami yang wajib
dilaksanakan oleh istrinya, salah satunya adalah seorang istri harus taat
kepada suaminya. Dan istri juga berhak untuk memperoleh hak-haknya, dapat
dibaca di sini 'Hak-Hak Wanita Dalam Islam'.
Keempat,
berlapang dada dan mudah mengalah. Salah
satu resep keharmonisan rumah tangga yang lain adalah istri yang selalu
mengalah, meskipun sang suami yang bersalah. Baca pula 'Amalan-Amalan Wanita Ahli Surga' sebagai pengingat kepada para
istri salihah, bahwa wanita yang sabar dan selalu mengalah merupakan sifat
wanita yang kelak akan menghuni surga. Ingat ya ibu-ibu untuk selalu mengalah
kepada para suami! Ada pesan dari Ustaz Armedi yang ditujukan kepada ibu-ibu
peserta kajian pagi ini.
“Terkadang
mengalah bukan berarti salah. Terkadang mengalah bukan berarti kalah. Namun terkadang
mengalah adalah memberikan kesempatan kepada orang yang kita sayang untuk
berubah.”
Kelima,
memprioritaskan negeri akhirat. Rumah tangga yang
bahagia, harmonis, dan penuh cinta takkan terwujud jika tanpa diiringi dengan
beribadah kepada Allah. Menyamakan visi dan misi kedua belah pihak sebelum
mengikat janji dalam ikatan pernikahan bahwa tujuan akhirnya adalah kehidupan
di akhirat. Yaitu dengan memperbanyak membaca Al Quran, melaksanakan salat, melaksanakan
puasa, menyedakahkan hartanya. Niscaya Allah akan mengucurkan berkah-Nya yang
sedemikian rupa kepada bahtera rumah tangga yang demikian ini.
Demikianlah kiat-kiat yang disampaikan oleh pemateri
untuk menciptakan sebuah baiti jannati. Mungkin mudah bagi seorang suami untuk
membelikan sang istri sebuah rumah. Namun apakah rumah yang dia belikan telah
berhasil menciptakan sebuah surga kecil bagi rumah tangga yang sedang
diarunginya? Mari jadikan ini semua sebagai kontemplasi. Riak-riak kecil akan selalu
datang menghampiri, dan tetap yakinkan diri bahwa Allah akan selalu memberikan
petunjuk bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh berada di jalan-Nya. Wallahualam.
Masya Allah menarik sekali :)
BalasHapusTerimakasih mba atiqoh 🙏🌹
Hapus