Selasa, 26 November 2019

NIKMATNYA SAJIAN SATE KHAS SENAYAN (REVIEW RESTORAN)


Tantangan pekan kedua kelas non-fiksi ODOP 7 telah diposting, dan tantangannya adalah membuat review produk atau jasa sesuai dengan niche blog yang telah ditentukan. Hmm, aku langsung teringat dengan acara makan siang bersama keluarga besar omku beberapa waktu lalu ketika aku berkunjung ke Jakarta. Mengapa? Karena rasa masakannya sangat maknyus kalau kata almarhum Pak Bondan Winarono.

Saking maknyusnya, kelezatan rasanya masih terngiang di memoriku. Yakinlah kawan, kalau aku bilang makanannya enak, pasti enak kok, lidahku cukup terpercaya jika berurusan dengan kuliner. Hihihi. Jadilah aku ingin mengulas tentang menu makanan yang disajikan sekaligus cerita dibalik berdirinya restoran tersebut. Dan restoran yang akan aku ulas adalah restoran SATE KHAS SENAYAN.

Cerita Di Balik Restoran Sate Khas Senayan


Resto yang sudah berdiri sejak tahun 1974 ini awalnya bernama Satay House Senayan. Baru kemudian di tahun 1982, resto berubah nama menjadi Sate Khas Senayan. Sang pemilik resto adalah Bapak Budi Purnomo Hadisurjo yang tak lain adalah bos Melawai Group yang terkenal dengan usaha jual beli kacamata.

Rupanya keluarga besar Pak Hadisurjo adalah pecinta kuliner. Perpaduan antara  bisnis dan  kuliner di tangan yang tepat, membuat keberadaan restoran ini semakin menggurita. Oleh sang pemilik, warung pertama didirikan di Jalan Pakubuwono, Jakarta Selatan. Dan seiring dengan berjalannya waktu, di usianya yang ke-45 tahun, tercatat sudah ada 54 gerai yang dimiliki restoran Sate Khas Senayan. Jumlah yang terbilang banyak ya kawan.

Suasana Restoran

Seperti yang telah aku tulis di atas, gerai Sate Khas Senayan tersebar di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kebetulan aku mendapatkan kesempatan untuk berkunjung di restonya yang berada di kawasan Cinere, Depok, karena dekat dengan lokasi rumah om.

Sewaktu dikabari untuk janji temu di resto ini, aku berpikir bahwa om mengajak aku dan suami makan di warung sate pada umumnya (tau kan maksudku? Warungnya dipenuhi asap karena pak penjualnya lagi bakar-bakar sate, begitu). Namun, ketika sampai di tujuan, tempat makan di hadapanku itu jauh dari penggambaran warung sate pada umumnya (di otakku lebih tepatnya, wakwakwak, noraknya diriku).

Begitu berada di parkiran, kita bisa melihat papan nama Sate Khas Senayan dengan kata “Senayan” ditulis lebih besar dan berwarna lebih eye catching dibandingkan tulisan lainnya. Bangunannya bergaya modern minimlais dengan dinding bangunan resto didominasi oleh kaca-kaca berukuran besar, sehingga kita bisa melihat pelanggan yang sedang bersantap di dalamnya. Hal ini menurutku bisa juga dipakai sebagai daya tarik pengunjung, jika kebetulan ada orang yang lewat dan melihat restonya ramai, anggapannya resto tersebut laris karena makanannya enak (benar tidak sih asumsiku?).

Namun menurutku (lagi), kaca-kaca besar yang digunakan sebagai dinding restoran adalah untuk memberikan pandangan yang luas bagi pengunjung, agar tidak melulu memandang ke dalam interior restorannya saja (iyain aja ya). Begitu masuk ke dalam restoran, nuansa Jawa terasa sekali. Terbukti dengan adanya pramusaji, berseragam coklat tua dipadu lilitan kain batik motif parang sebagai bawahannya, yang menyambut hangat di depan pintu. Keluarga besar om juga ikut menyambut kedatangan kita sesampainya kita di dalam ruangan.

Ambience ruangannya terasa nyaman, dengan hiasan lampu-lampu gantung bercahaya kuning , serta ada juga hiasan tokoh-tokoh pewayangan yang menggantung di salah satu dinding resto. Interior ruangan dicat putih gading dengan furniture yang didominasi bahan kayu jati atau sejenisnya. Om memilih duduk di bangku kayu panjang sebagai tempat duduk perjamuan. Sekali lagi tidak ada asap sate yang menyelubungi ruangan ya kawan-kawan.

sumber gambar : ig @satekhassenayan

sumber gambar : ig @satekhassenayan

Menikmati Sajian Makanan Sate Khas Senayan

Saat yang dinantikanpun tiba yaitu mencicipi hidangan makanan Sate Khas Senayan. Di atas meja sudah terhidang beberapa jenis masakan. Rupanya aku dan suami sudah dipesankan makanan sebelum kita datang. Ada sate ayam, sate gule kambing, ayam goreng, cah kangkung, sayur asem, gurame pesmol, nasi putih, dan tahu tek (tahu telur). Ternyata masih banyak pilihan kuliner khas Indonesia yang terdapat di dalam buku menunya. Jika aku tidak salah, sepertinya restoran ini ingin mengenalkan dan mengangkat kuliner Nusantara ke level yang lebih tinggi.

Tidak ada yang gagal menyangkut soal rasa masakan di resto ini, semuanya enak, lezat, dan nikmat. Cara penyajiannyapun terlihat sangat cantik dan berkelas. Namun pasti ada yang menjadi bintang diantara sajian-sajian tersebut, dan sate ayamlah yang menjadi jawara di hatiku lidahku. Belum pernah aku merasakan sate ayam seenak ini.  Ketika digigit, ayamnya terasa lembut sekali, gurihnya pas, bumbu satenya juga lembut, kental, dan ahhh sedapnya. Tak salah jika restorannya diberi nama Sate Khas Senayan, karena rasa satenya sungguh menggoyang lidah.


sumber gambar : ig @satekhassenayan

Ada satu menu lagi yang membuatku tidak ingin berhenti mengunyah andai perut ini masih muat, yaitu hidangan tahu telur atau di tempatku terkenal dengan sebutan tahu tek. Eits, tapi ini rasanya jauh berbeda dengan tahu tek ala abang-abang yang biasanya ngider depan rumahku ya. Hihihi. Di atas tahu tek ala Sate Khas Senayan terdapat topping semacam gimbal udang, yaitu udang yang diberi tepung. Rasanya, maa syaa allah lezat.

Namun ada yang membuatku sedih tatkala kulihat buku menu, karena harga setiap porsi makanannya cukup menguras isi dompet. Memang benarlah kata pepatah, ada harga ada rupa. Restoran ini benar-benar mengedepankan kualitas serta rasa di setiap hidangan yang tersaji untuk pelanggannya. Tak heran jika beberapa waktu lalu Bapak Presiden Jokowi juga melakukan santap siang bersama Bapak Prabowo di sini.
sumber gambar : ig @satekhassenayan

Jadi kalau ditanya apakah masih ingin mencicipi hidangan lainnya di restoran Sate Khas Senayan, akan kujawab, tentu saja mau asalkan ada yang dengan sukarela mentraktirku (wakwakwak). Demikian ulasanku tentang restoran Sate Khas Senayan sebagai jawaban untuk tantangan pekan kedua kelas non-fiksi ODOP 7. Semoga bermanfaat.

Rating Restoran Sate Khas Senayan Di Cinere, Depok

Rasa             : 5/5
Harga           : 2/5 (duh, gabisa gitu diturunin harganya, wakwakwak, maklum aku aliran porsi banyak, rasa enak, harga bersahabat garis keras)
Suasana        : 4/5

Sumber penunjang tulisan:
Klik di sini
Intagram Sate Khas Senayan

#tantangan_pekan2_kelas_nonfiksi_odop7
#reviewrestoran
#odop_batch&
#onedayonepost

8 komentar:

  1. Menggoda ini satenya? Harganya bersahabat gak mbak? Hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nget mba Kiky, begitu digigit bisa lembuuuttt gitu ayamnya mba, wes to, seporsi ga cukup
      Harganya ini, duh bikin dompet langsung kayak disulap, kosong...kosong 😂😂

      Hapus
  2. Satenya gede gedeeeee. Kayak enak nih mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayok, kita makan sama sama yok, km traktir aku yaa..heee

      Hapus
  3. Balasan
    1. maem mba Re, hihihi, kang sate dah lewat belum?

      Hapus