Tantangan pekan kedua kelas non-fiksi
ODOP 7 telah diposting, dan tantangannya adalah membuat review produk atau jasa
sesuai dengan niche blog yang telah ditentukan. Hmm, aku langsung teringat
dengan acara makan siang bersama keluarga besar omku beberapa waktu lalu ketika
aku berkunjung ke Jakarta. Mengapa? Karena rasa masakannya sangat maknyus kalau
kata almarhum Pak Bondan Winarono.
Saking maknyusnya, kelezatan rasanya masih terngiang di memoriku. Yakinlah
kawan, kalau aku bilang makanannya enak, pasti enak kok, lidahku cukup
terpercaya jika berurusan dengan kuliner. Hihihi. Jadilah aku ingin mengulas tentang
menu makanan yang disajikan sekaligus cerita dibalik berdirinya restoran
tersebut. Dan restoran yang akan aku ulas adalah restoran SATE KHAS SENAYAN.
Cerita Di Balik Restoran Sate Khas Senayan
Rupanya keluarga besar Pak Hadisurjo adalah pecinta kuliner. Perpaduan antara bisnis dan kuliner di tangan yang tepat, membuat keberadaan restoran ini semakin menggurita. Oleh sang pemilik, warung pertama didirikan di Jalan Pakubuwono, Jakarta Selatan. Dan seiring dengan berjalannya waktu, di usianya yang ke-45 tahun, tercatat sudah ada 54 gerai yang dimiliki restoran Sate Khas Senayan. Jumlah yang terbilang banyak ya kawan.
Suasana Restoran
Seperti yang telah aku tulis di
atas, gerai Sate Khas Senayan tersebar di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang,
dan Bekasi. Kebetulan aku mendapatkan kesempatan untuk berkunjung di restonya
yang berada di kawasan Cinere, Depok, karena dekat dengan lokasi rumah om.
Sewaktu dikabari untuk janji temu
di resto ini, aku berpikir bahwa om mengajak aku dan suami makan di warung sate
pada umumnya (tau kan maksudku? Warungnya dipenuhi asap karena pak penjualnya
lagi bakar-bakar sate, begitu). Namun, ketika sampai di tujuan, tempat makan di
hadapanku itu jauh dari penggambaran warung sate pada umumnya (di otakku lebih
tepatnya, wakwakwak, noraknya diriku).
Begitu berada di parkiran, kita
bisa melihat papan nama Sate Khas Senayan dengan kata “Senayan” ditulis lebih
besar dan berwarna lebih eye catching
dibandingkan tulisan lainnya. Bangunannya bergaya modern minimlais dengan dinding bangunan
resto didominasi oleh kaca-kaca berukuran besar, sehingga kita bisa melihat
pelanggan yang sedang bersantap di dalamnya. Hal ini menurutku bisa juga dipakai
sebagai daya tarik pengunjung, jika kebetulan ada orang yang lewat dan melihat
restonya ramai, anggapannya resto tersebut laris karena makanannya enak (benar
tidak sih asumsiku?).
Namun menurutku (lagi), kaca-kaca
besar yang digunakan sebagai dinding restoran adalah untuk memberikan pandangan
yang luas bagi pengunjung, agar tidak melulu memandang ke dalam interior
restorannya saja (iyain aja ya). Begitu masuk ke dalam restoran, nuansa Jawa
terasa sekali. Terbukti dengan adanya pramusaji, berseragam coklat tua dipadu lilitan kain batik motif parang sebagai bawahannya, yang menyambut hangat di depan pintu. Keluarga besar om juga ikut menyambut kedatangan kita sesampainya kita di dalam ruangan.
Ambience
ruangannya terasa nyaman, dengan hiasan lampu-lampu gantung bercahaya kuning , serta ada juga hiasan tokoh-tokoh pewayangan yang menggantung di salah
satu dinding resto. Interior ruangan dicat putih gading dengan furniture yang
didominasi bahan kayu jati atau sejenisnya. Om memilih duduk di bangku kayu
panjang sebagai tempat duduk perjamuan. Sekali lagi
tidak ada asap sate yang menyelubungi ruangan ya kawan-kawan.
sumber gambar : ig @satekhassenayan |
sumber gambar : ig @satekhassenayan |
Menikmati Sajian Makanan Sate Khas Senayan
Saat yang dinantikanpun tiba yaitu
mencicipi hidangan makanan Sate Khas Senayan. Di atas meja sudah terhidang
beberapa jenis masakan. Rupanya aku dan suami sudah dipesankan makanan sebelum kita
datang. Ada sate ayam, sate gule kambing, ayam goreng, cah kangkung, sayur
asem, gurame pesmol, nasi putih, dan tahu tek (tahu telur). Ternyata masih banyak pilihan kuliner
khas Indonesia yang terdapat di dalam buku menunya. Jika aku tidak salah, sepertinya
restoran ini ingin mengenalkan dan mengangkat kuliner Nusantara ke level yang
lebih tinggi.
Tidak ada yang
gagal menyangkut soal rasa masakan di resto ini, semuanya enak, lezat, dan nikmat. Cara penyajiannyapun terlihat sangat cantik dan berkelas. Namun pasti ada yang menjadi bintang diantara sajian-sajian tersebut, dan sate ayamlah
yang menjadi jawara di hatiku lidahku. Belum pernah aku merasakan sate
ayam seenak ini. Ketika digigit, ayamnya terasa lembut sekali, gurihnya pas, bumbu satenya juga lembut, kental, dan ahhh sedapnya. Tak salah jika restorannya diberi nama Sate Khas Senayan,
karena rasa satenya sungguh menggoyang lidah.
sumber gambar : ig @satekhassenayan |
Ada satu menu
lagi yang membuatku tidak ingin berhenti mengunyah andai perut ini masih muat, yaitu hidangan tahu telur atau di tempatku terkenal dengan sebutan
tahu tek. Eits, tapi ini rasanya jauh berbeda dengan tahu tek ala abang-abang
yang biasanya ngider depan rumahku ya. Hihihi. Di atas tahu tek ala Sate Khas
Senayan terdapat topping semacam gimbal udang, yaitu udang yang diberi tepung. Rasanya,
maa syaa allah lezat.
Namun ada yang
membuatku sedih tatkala kulihat buku menu, karena harga setiap porsi makanannya cukup
menguras isi dompet. Memang benarlah kata
pepatah, ada harga ada rupa. Restoran ini benar-benar mengedepankan kualitas serta rasa di
setiap hidangan yang tersaji untuk pelanggannya. Tak heran jika beberapa waktu
lalu Bapak Presiden Jokowi juga melakukan santap siang bersama Bapak Prabowo di
sini.
sumber gambar : ig @satekhassenayan |
Jadi kalau ditanya apakah masih ingin mencicipi hidangan lainnya di restoran Sate Khas Senayan, akan kujawab, tentu saja mau asalkan ada yang dengan sukarela mentraktirku (wakwakwak). Demikian ulasanku tentang restoran Sate Khas Senayan sebagai jawaban untuk tantangan pekan kedua kelas non-fiksi ODOP 7. Semoga bermanfaat.
Rating Restoran Sate Khas Senayan Di Cinere,
Depok
Rasa : 5/5
Harga : 2/5 (duh, gabisa gitu diturunin harganya, wakwakwak, maklum aku aliran porsi banyak, rasa enak, harga bersahabat garis keras)
Suasana : 4/5
Sumber penunjang tulisan:
Klik di sini
Intagram Sate Khas Senayan
#tantangan_pekan2_kelas_nonfiksi_odop7
#reviewrestoran
#odop_batch&
#onedayonepost
Menggoda ini satenya? Harganya bersahabat gak mbak? Hihihi
BalasHapusNget mba Kiky, begitu digigit bisa lembuuuttt gitu ayamnya mba, wes to, seporsi ga cukup
HapusHarganya ini, duh bikin dompet langsung kayak disulap, kosong...kosong 😂😂
Satenya gede gedeeeee. Kayak enak nih mba
BalasHapusayok, kita makan sama sama yok, km traktir aku yaa..heee
HapusWah... bikin laper... 🤤
BalasHapusAku juga laper deh mba
HapusHaduhhhh laperrrr
BalasHapusmaem mba Re, hihihi, kang sate dah lewat belum?
Hapus