Jumat, 01 November 2019

DAWU (EPISODE 3 : AKU BUKAN PENCURI)


Pagi itu kudengar ibu-ibu perumahan saling berdialog ketika sedang berbelanja di tukang sayur langganan mereka. Tak sengaja kucuri dengar obrolan seru yang sedang berlangsung.

“Iya Bu, belanjaan saya kemarin juga hilang satu. Pas saya buka di rumah, udah ga ada ikannya.” Kata ibu berdaster biru bunga-bunga.

“Sama, Jeng. Punya saya satu kresek hilang semua. Padahal saya taruh sebentar di badugan depan rumah. Pas balik mau ambil, eh, sudah ga ada, kreseknya sudah terkoyak,isinya ilang. Ngeselin kan.” Kali ini kata ibu berjilbab ungu panjang.

“Duh, kok jadi ga aman gini ya perumahan kita. Jangan suka kelupaan bawa belanjaannya kalau begitu Bu. Begitu selesai, langsung bawa masuk aja. Kalau ilang berkali-kali ya bisa rugi bandar kita.” Sahut ibu berjilbab merah muda.

Hmm, rupanya ada yang suka mencuri belanjaan ibu-ibu muda ini. Tapi siapa gerangan yang tega mengambil belanjaan mereka? Yang pasti bukan aku. Aku serba kekurangan, tapi aku tak mau melakukan tindakan terlarang itu.Mencuri adalah tindakan yang melanggar agama, Allah tidak suka itu. Aku mengetahuinya karena pak ustaz, yang biasa mengisi pengajian di masjid perumahan, melarangnya. Berdosa, begitu kata pak ustaz

Kulihat mereka masih melanjutkan obrolannya. Kali ini sambil melirik ke arahku. 
“Iya, jangan-jangan dia ya. Dia kadang ada di depan rumahku juga sih.” Ujar si ibu berdaster biru bunga-bunga.

Arrgghh. Hanya karena aku dekil, bukan berarti aku pencuri. Tak kugubris prasangka mereka. Lebih baik aku meninggalkan obrolan tanpa fakta itu. 

Aku berjalan cukup jauh meninggalkan ibu-ibu muda itu. Kutemukan tempat yang sepertinya nyaman untuk melamun, yaitu di bawah pohon yang cukup rindang. Kududuk di sana. 

Matahari sudah sepenggalah tatkala kulihat lelaki itu melintas di depanku. Salah satu diantara tiga lelaki yang selalu ada di sekeliling ibuku. Dia berjalan tanpa menghiraukan keberadaanku yang jelas-jelas dia lewati. Gayanya cuek dan terkesan angkuh, seolah-olah dia yang terkuat.

Kuhiraukan saja dia. Namun ada yang aneh dari gerak geriknya. Dari kejauhan kulihat diam-diam dia memasuki rumah ibu yang berdaster biru bunga-bunga. Sejurus kemudian, kulihat dia keluar sambil berlari dan membawa sesuatu. 

Ternyata dia pelaku yang dicari selama ini. Dia yang berbuat, aku yang kena pulutnya. Sial sekali.

6 komentar: