Selasa, 24 September 2019

TEMU KENAL DAN MENJALIN UKHUWAH AKHWAT AS-SUNNAH DI MASJID IMAM SYAFII


“Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya. Tidak boleh mendhaliminya dan tidak boleh pula menyerahkan kepada orang yang hendak menyakitinya. Barangsiapa yang memperhatikan kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan kesulitan seorang muslim, niscaya Allah akan melapangkan kesulitan-kesulitannya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi kesalahan seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi kesalahannya kelak di hari kiamat”
(HR. Bukhari no. 2442, Muslim no. 2580, Ahmad no. 5646, Abu Dawud no. 4893, at-Tirmidzi no. 1426 ; dari Abdullah bin ‘Umar radliyallahu ‘anhuma)


Ya, sesuai dengan hadist di atas, sesama muslim adalah saudara. Tidak memandang suku, ras, status sosial, ataupun asal usul selama kita sesama muslim maka kita bersaudara.


Di minggu terakhir bulan Maret silam, tepatnya Ahad tanggal 24 Maret 2019, kajian akhwat masjid Imam Syafii Mojokerto mengadakan acara “Temu Kenal dan Menjalin Ukhuwah Akhwat As-Sunnah”. Sesuai dengan judul acaranya, acara ini diperuntukkan khusus bagi jamaah wanita masjid tersebut agar saling mengenal satu sama lainnya. Acara diisi dengan kajian tentang menjalin ukhuwah Islamiyah dan dilanjutkan dengan makan bersama jamaah akhwat.

Aku berkesempatan untuk menghadiri acara ini karena mendapat ajakan dari temanku yang sudah sering menghadiri kajian di masjid Imam Syafii. Aku iyakan ajakan temanku, karena aku ingin mendapatkan teman-teman baru yang akan membawaku kepada kebaikan dan tentunya untuk menimba ilmu baru.

Acara dibuka oleh moderator yaitu ustadzah Rosyidah tepat pukul 09.00 pagi. Kemudian dilanjutkan dengan kajian bertema menjalin ukhuwah Islamiyah yang diisi oleh narasumber yaitu ustadzah Ummu Harits.

Dalam kajiannya, ustadzah Ummu Harits menerangkan tentang pengertian ukhuwah islamiyah, perbedaannya dengan silaturahim, dan keutamaan menjalin ukhuwah Islamiyah. Dimulai dengan pengertian ukhuwah Islamiyah, beliau menjelaskan ukhuwah Islamiyah artinya adalah ikatan persaudaraan sesama muslim yang dijalin atas dasar keimanan dan seakidah. Memperkuat ikatan persaudaraan islam dapat dicapai dengan cara mengikuti kajian-kajian agama yang bermanfaat juga untuk memperbaiki kualitas akhlak dan meningkatkan kadar keimanan  kita, serta menjaga lisan kita agar tidak menyakiti sesama saudara muslim kita.

Perbedaannya dengan silaturahim, lanjut beliau, jika ukhuwah Islamiyah adalah ikatan persaudaraan islam maka silaturrahim adalah menyambung hubungan dengan kerabat atau keluarga (berhubungan darah). Cara untuk membangun tali silaturrahim yaitu dengan saling mengunjungi kerabat, menasehati kerabat dalam hal kebaikan, serta berbuat baik kepada kerabat. Adapun ancaman yang Allah berikan kepada seseorang yang memutus tali silaturahim adalah tertolaknya doa-doa yang mereka panjatkan dan diharamkan surga baginya. Astaghfirullah, dari sini aku sudah bisa membayangkan betapa pentingnya menjaga tali persaudaran dengan sesama umat muslim.

Selanjutnya ustadzah Ummu Harits menyebutkan lima keutamaan bagi muslim dan muslimah yang menjaga ukhuwah islamiyah. Adapun lima keutamaan tersebut adalah :
·      Pertama, orang tersebut akan merasakan lezatnya iman.
·      Kedua, akan mendapatkan naungan dari Allah pada hari kiamat kelak. Sesuai dengan sabda Rasulullah, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini aku akan menaungi mereka dengan naungan yang tidak ada naungan kecuali naunganku.” (HR. Muslim).
·      Ketiga, orang tersebut akan menjadi ahli surga kelak di akhirat
·      Keempat, termasuk dalam amalan yang mulia dan mendekatkan diri kepada Allah azza wa jalla.
·      Kelima, Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya.

Setelah ustadzah Ummu Harits selesai memberikan penjelasan tentang materi kajian, moderator membuka sesi tanya jawab kepada peserta. Tak terasa adzan dhuhur akan segera dikumandangkan, ustadzah Rosyidah selaku moderator menutup kajian yang menarik ini dengan doa kafaratul majelis.

Sungguh materi kajian yang sangat berharga dan menambah wawasan baru bagiku. Begitu adzan zuhur berkumandang, para jamaah bergegas berwudhu dan mengikuti shalat dhuhur berjamaah.

Dan sebagai puncak acara temu kenal akhwat yaitu makan bersama jamaah akhwat. Rupanya panitia telah menggelar menu makanan di atas lembaran daun pisang. Seluruh peserta acara duduk lesehan dengan tertib dan rapi untuk menikmati hidangan yang luar biasa nikmat di depan kami. Hujan yang mengguyur saat acara makan bersama tidak menyurutkan kebersamaan sehari kami  ini. Sungguh indah jalinan ukhuwah Islamiyah ini. Semoga kami bisa menjadi saudara sampai di akhirat kelak.


14 komentar:

  1. Waah keren, aku keder kalau bikin artikel itu😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Latihan ini mak, lagi mempraktekkan ilmu ceritanya nih hihihi

      Hapus
  2. Asyeek mb Prajna. Tulisannya berdaginggg semua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh berdaging apa berlemak nih mba jihan...macam badan awak nih 😂😰

      Hapus
  3. Ok ni jenis tulisan reportase ya Mak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. reportasi atau artikel narasi ya, saya bingung hahaha

      Hapus
  4. Tulisannya keren. Informatif sekali, Kak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih banyak kakak pije...mohon bimbingannya

      Hapus
  5. Berbagi informasinya luar biasa mbak e, kangen kajian rutin hiks

    BalasHapus
  6. Baru sempet baca mbak, mantulll...
    ngeri banget ya kalau sampai putus silaturrahim, ancamannya gak main-main. Naudzubillah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih mba pije tercinta syalala...iya mba, mari terus menyambung tali silaturahim yaa

      Hapus