Sabtu, 28 September 2019

BUNDA TAKJUB PADAMU, NAK


Bunda, seberapa sering bunda dibuat takjub oleh perkembangan buah hatinya? Sepertinya hampir setiap hari kita dibuat tercengang dengan tumbuh kembang mereka. Begitu juga dengan aku, perkembangan sekecil apapun dari dua jagoanku yang masih kanak-kanak juga sering membuatku takjub dan bangga.



Terkadang sampai terheran-heran, bagaimana mereka bisa melakukannya ya? Darimana mereka belajar ya? Tingkah siapa yang mereka tiru ya? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering muncul di benakku, walau kadang sudah tau jawabannya, bahwa anak kecil adalah peniru ulung. Dia akan meniru segala macam gerak gerik orang terdekatnya, yaitu orang tuanya. Jadi para ayah bunda, kita juga harus berhati-hati dengan perkataan dan perbuatan yang kita lakukan dan ucapkan di depan anak-anak kita. Berikanlah teladan  yang baik pada mereka melalui ucapan dan tindakan kita tentunya.

Aku ingin berbagi sedikit cerita tentang bakat anak sulungku yang cukup membuatku takjub. Di suatu hari sepulang dari kantor, aku melihat sebuah gambar berwarna yang (menurutku) bagus sekali. “Kok, seperti gambar yang aku gambar kapan hari ya.” pikirku. Lalu aku panggil si kakak dan bertanya perihal gambar itu. “Siapa yang membuat gambar ini kak?”. “Kakak yang gambar, bunda.” jawabnya tanpa ragu. Huwow, keren banget kataku kepadanya. “Iya bunda, aku contoh gambarnya bunda yang di buku gambar bunda.” Hwah, aku langsung terharu biru. Anakku ternyata mempunyai bakat menggambar yang cukup baik.

Gambar bunda.
Gambar anak sulung.

Kembali ke saat anak sulungku berusia 2 tahun, dia terdeteksi speech delay atau keterlambatan dalam berbicara. Ketika ingin sesuatu hanya kata "Eh, eh, eh" sambil menunuk barang yang dimaksud. Awalnya aku tidak merasa khawatir karena aku sadar sesadar-sadarnya bahwa tumbuh kembang anak yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Pun dengan kemampuan berbicara anakku yang masih tertahan di kata "eh, eh, eh" saja.  Yang panik adalah ibu mertuaku, karena beliau takut jikalau si kakak tidak bisa berbicara, meskipun sudah aku besarkan hatinya bahwa kakak mungkin belum waktunya bisa berbicara. Akhirnya, kamipun mendatangi beberapa dokter. Ya dua dokter tepatnya, ke dokter spesialis anak dan dokter spesialis rehabilitasi medik dan kedokteran fisik. 

Saat diobservasi oleh dokter spesialis anak di salah satu klinik tumbuh kembang di Jombang, keluarlah hasilnya bahwa si sulungku memang speech delay. Aku pun langsung mengikutkan terapi wicara di klinik tersebut. Si sulung kecil seringnya berontak dan menangis di sesi terapi wicara, tetapi demi tumbuh kembang dia, aku harus tega meskipun hati rasanya tidak tega. Setelah satu bulan terapi wicara, aku membawa si kakak ke dokter spesialis rehabilitasi medik dan kedokteran fisik di Surabaya, karena aku membutuhkan second opinion dari dokter yang berbeda. Dan hasilnya sama, anakku didiagnosa mengalami keterlambatan bicara. Dari dokter yang kedua ini aku diberi ilmu baru, yaitu cara menstimulasi agar membantu anak bisa berbicara yaitu dengan melakukan pijatan lembut di area langit-langit bagian dalam mulut, area mulut dan pipi si kecil. 

Selanjutnya, terapi wicara yang dilakukan oleh terapis dan terapi pijatan ilmu dari bu dokter aku praktekkan. Meskipun lagi-lagi harus menguras tangis anakku. Alhamdulillah, di usia anakku yang kala itu menginjak 2,5 tahun dia mulai bisa mengucapkan beberapa patah kata walaupun belum betul benar. Hasil yang tidak mengkhianati usaha. Dan lihatlah dirimu sekarang nak, tumbuh menjadi anak yang hebat di mata bunda.

Kembali ke bakat si kakak yang suka sekali menggambar, dia sering sekali menggambar semua hal yang baru saja dia pelajari, dia lihat, dan dia temui. Menurutku sangat luar biasa daya serap otak anak-anak ini. (Dibandingkan otak bundanya yang isinya hanya seputar resep, tagihan, dan kerjaan.LOL). Benar-benar membuatku takjub kamu nak. Seringnya gambar yang dia buat adalah gambar yang bercerita. Misal dia baru saja diajak ke mall, maka dia akan menggambar bertema "pergi ke mall". Lain waktu, setelah melihat buku tentang dunia laut, dia akan menggambar bertemakan "hewan laut". Ada juga gambar si kakak yang bercerita tentang "pergi naik kapal". Padahal kita belum pernah mengajak anak-anak naik kapal. "Kakak lihat di TV bunda" begitu jawaban yang terlontar tatkala kutanyakan darimana ide itu datang. Yayaya, decak kagum lagi-lagi kuberikan kepadanya.


Gambar si kakak bertema "pergi ke mall"
Gambar si kakak bertema "hewan laut"



Gambar si kakak bertema "naik kapal"

Jadi para bunda, jangan terlalu khawatir dengan tumbuh kembang anak. Jangan dipaksakan jika memang belum saatnya. Yakinlah setiap anak adalah istimewa, mereka akan bisa bila waktunya tiba. Jangan terlalu terpengaruh jika ada seseorang yang berkata "Wah, anakku sudah bisa membaca, menulis, berhitung, blablabla". Cukuplah menjalankan kewajiban kita sebagai orang tua untuk memberikan rezeki yang baik dan menjadi teladan yang baik bagi mereka. Jangan lupa juga bunda, untuk mendukung bakat- bakat istimewa yang dimiliki putra-putri kita tercinta. Karena keberhasilan si kecil adalah buah dari kasih sayang orang tua. 

4 komentar: