Bunda, seberapa sering bunda dibuat
takjub oleh perkembangan buah hatinya? Sepertinya hampir setiap hari kita
dibuat tercengang dengan tumbuh kembang mereka. Begitu juga dengan aku, perkembangan sekecil apapun dari dua jagoanku yang masih kanak-kanak juga sering membuatku takjub dan bangga.
Terkadang sampai terheran-heran,
bagaimana mereka bisa melakukannya ya? Darimana mereka belajar ya? Tingkah
siapa yang mereka tiru ya? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering muncul di
benakku, walau kadang sudah tau jawabannya, bahwa anak kecil adalah peniru ulung.
Dia akan meniru segala macam gerak gerik orang terdekatnya, yaitu orang tuanya.
Jadi para ayah bunda, kita juga harus berhati-hati dengan perkataan dan
perbuatan yang kita lakukan dan ucapkan di depan anak-anak kita. Berikanlah teladan
yang baik pada mereka melalui ucapan dan
tindakan kita tentunya.
Aku ingin berbagi sedikit cerita tentang bakat
anak sulungku yang cukup membuatku takjub. Di suatu hari sepulang dari kantor,
aku melihat sebuah gambar berwarna yang (menurutku) bagus sekali. “Kok, seperti
gambar yang aku gambar kapan hari ya.” pikirku. Lalu aku panggil si kakak dan
bertanya perihal gambar itu. “Siapa yang membuat gambar ini kak?”. “Kakak yang
gambar, bunda.” jawabnya tanpa ragu. Huwow, keren banget kataku kepadanya. “Iya
bunda, aku contoh gambarnya bunda yang di buku gambar bunda.” Hwah, aku
langsung terharu biru. Anakku ternyata mempunyai bakat menggambar yang cukup baik.
Gambar bunda. |
![]() |
Gambar anak sulung. |
Kembali ke saat anak sulungku berusia 2 tahun, dia terdeteksi speech delay atau keterlambatan dalam berbicara. Ketika ingin sesuatu hanya kata "Eh, eh, eh" sambil menunuk barang yang dimaksud. Awalnya aku tidak merasa khawatir karena aku sadar sesadar-sadarnya bahwa tumbuh kembang anak yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Pun dengan kemampuan berbicara anakku yang masih tertahan di kata "eh, eh, eh" saja. Yang panik adalah ibu mertuaku, karena beliau takut jikalau si kakak tidak bisa berbicara, meskipun sudah aku besarkan hatinya bahwa kakak mungkin belum waktunya bisa berbicara. Akhirnya, kamipun mendatangi beberapa dokter. Ya dua dokter tepatnya, ke dokter spesialis anak dan dokter spesialis rehabilitasi medik dan kedokteran fisik.
Saat diobservasi oleh dokter spesialis anak di salah satu klinik tumbuh kembang di Jombang, keluarlah hasilnya bahwa si sulungku memang speech delay. Aku pun langsung mengikutkan terapi wicara di klinik tersebut. Si sulung kecil seringnya berontak dan menangis di sesi terapi wicara, tetapi demi tumbuh kembang dia, aku harus tega meskipun hati rasanya tidak tega. Setelah satu bulan terapi wicara, aku membawa si kakak ke dokter spesialis rehabilitasi medik dan kedokteran fisik di Surabaya, karena aku membutuhkan second opinion dari dokter yang berbeda. Dan hasilnya sama, anakku didiagnosa mengalami keterlambatan bicara. Dari dokter yang kedua ini aku diberi ilmu baru, yaitu cara menstimulasi agar membantu anak bisa berbicara yaitu dengan melakukan pijatan lembut di area langit-langit bagian dalam mulut, area mulut dan pipi si kecil.
Selanjutnya, terapi wicara yang dilakukan oleh terapis dan terapi pijatan ilmu dari bu dokter aku praktekkan. Meskipun lagi-lagi harus menguras tangis anakku. Alhamdulillah, di usia anakku yang kala itu menginjak 2,5 tahun dia mulai bisa mengucapkan beberapa patah kata walaupun belum betul benar. Hasil yang tidak mengkhianati usaha. Dan lihatlah dirimu sekarang nak, tumbuh menjadi anak yang hebat di mata bunda.
Gambar si kakak bertema "pergi ke mall" |
Gambar si kakak bertema "hewan laut" |
![]() |
Gambar si kakak bertema "naik kapal" |
Maa Sya Allah anaknya hebat mba
BalasHapusMaa syaa allah, terimakasih mba 🙏🌹
HapusPintere
BalasHapusHihihi..maturnuwun
Hapus