Minggu, 22 September 2019

SARAPAN ANTI MAINSTREAM DENGAN SEBUNGKUS NASI JAGUNG

Nasi jagung murah meriah

Apa yang biasanya Odopers makan saat sarapan? Sebagian ada yang menjawab nasi pecel, nasi goreng, roti, atau sekadar nasi putih plus telor ceplok. Nah kalau mau yang anti mainstream, tidak ada salahnya mencoba nasi jagung sebagai menu sarapan.

Menurut hasil penelitian, jagung yang menjadi bahan utamanya  kaya akan serat, protein, dan antioksidan. Nasi jagung juga dipercaya bagus untuk penderita diabetes. Oke, tetapi aku di sini tidak akan membahas lebih jauh tentang kelebihan nasi jagung untuk kesehatan manusia.

Lalu, apa kelebihan lain nasi jagung? Jawabanku adalah  harganya yang murah meriah. Tidak perlu membuat dompet meringis kalau ingin membawa pulang sebungkus nasi jagung ini, hanya butuh selembar uang lima ribu rupiah saja. Perut kenyang, hati senang, dompet tenang. Hihihi.

Aku membelinya di lapangan kompleks perumahanku. Setiap pagi, sekitar pukul 05.30, ibu penjual nasi jagung sudah bersiap menggelar dagangannya. Tidak hanya nasi jagung saja yang disajikan, tetapi ada nasi kuning juga. Namun, nasi jagung yang menjadi superstarnya. Kesiangan datang, bisa tak kebagian.

Tidak butuh waktu lama untuk mengundang pembeli setianya datang. Terkadang pembeli harus rela menunggu sejenak selagi si ibu masih menata lauk pauknya. Sebagai pelengkap sebungkus nasi jagung ini terdapat sayur urap-urap, oseng buah pepaya muda, bihun goreng, bali tahu, orek tempe, sambal, tak lupa ikan asin dan rempeyek yang dimasukkan dalam kantong plastik kecil. Hmm, isinya meriah.

Benar-benar surga dunia bagiku yang pecinta kuliner nusantara ini. Sungguh, memakan seporsi nasi jagung membuat perutku kekenyangan. Biasanya aku berbagi dengan suamiku, karena tak sanggup jika harus menghabiskannya seorang diri.

Soal rasa, bisa dibilang standar, enak yang biasa saja. Namun cukup untuk membuatku kembali lagi untuk membelinya. Pertama karena harganya murah, kedua karena keberadaannya sangat menolongku tatkala aku tidak sempat memasak untuk suamiku. Hihihi. 

Satu hal yang membuatku kagum pada ibu dibalik layar nasi jagung ini. Sebegitu banyak lauk pauk pendamping dalam dagangannya, pukul berapa dia harus bangun untuk memasaknya? Ahh, biarlah itu menjadi urusan dapur sang ibu penjual. Yang pasti, menurutku nasi jagung merupakan salah satu warisan kuliner nusantara yang harus dilestarikan agar anak muda jaman now sampai jaman next bisa tetap mencicipi keunikan rasanya.

So, ingin mencoba mengganti menu sarapan dengan nasi jagung? Silahkan berburu di kota kalian masing-masing. Dan untuk Odopers, jangan lupa sarapan ya, agar kuat menghadapi tantangan-tantangan berikutnya. Selamat sarapan.

4 komentar:

  1. Baca jam segini perutku langsung bunyi mbaaa 😢
    Btw di Malang juga ada nih nasi jagung legend di kalangan mahasiswa harganya masih 4ribu 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hlughhh malah lebih murah lagi, istimewa memang 😄😄

      Hapus
  2. Kok warnanya kuning ya, kalau di sini putih bersih kaya nasi biasa gitu. 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin jenis jagugnya beda mba, kl setauku nasi jagung warnanya kuning, putihny krn dicampur nasi putih, kalau full nasi jagung namanya nasi empok mba

      Hapus