Kamis, 10 Oktober 2019

MENIKMATI PERKERJAAN

“Tidak ada yang tidak bisa, kamu pasti bisa”, merupakan kalimat  yang pernah diucapkan oleh Site Managerku di hari pertamaku masuk bekerja. Tahun 2008, tahun dimana aku mulai bekerja di kantor yang bergerak di bidang konstruksi. Bidang pekerjaan yang agak sedikit melenceng dari latar belakang pendidikan yang aku ambil ketika kuliah dahulu. Aku lulus sebagai sarjana teknik jurusan arsitektur, tetapi pekerjaan yang aku geluti berhubungan dengan ilmu sipil.

Awal aku bekerja di dunia konstruksi dibilang tidak terlalu mulus. Aku merasa sangat awam dengan tugas-tugas yang diberikan oleh bapak Site Manager (SM) kala itu. Celingak-celinguk, bingung bagaimana cara mengerjakannya, tetapi malu jikalau akan bertanya. Hal yang wajar sebenarnya, tetapi aku terlalu takut dianggap tidak bisa bekerja kalau aku terlalu banyak bertanya. Memang benarlah pepatah lama yang mengatakan “malu bertanya sesat di jalan”. Akhirnya kuputuskan untuk bertanya tentang tugas-tugas yang semuanya terasa baru bagiku kepada SMku. Dengan sabar bapak SM mengajariku perihal tugas-tugas yang harus aku kerjakan dan laporkan. Kemudian bapak SM tersebut menekankan kepadaku bahwa tidak ada pekerjaan yang tidak bisa dilakukan, aku pasti bisa, semua pasti ada solusinya. Kata-kata penyemangat  yang luar biasa bagiku dan selalu terngiang di sudut memoriku.

Sebagai satu-satunya karyawan wanita yang ditempatkan di suatu proyek yang didominasi oleh kaum Adam tidak membuatku rendah diri. Pengalaman pertamaku adalah diterjunkan  untuk proyek pembuatan shortcut jalan rel antara Stasiun Pasar Turi dan Stasiun Semut Surabaya. Sebagai seorang newbie tak jarang aku diremehkan oleh beberapa orang, tapi aku tidak gentar. Kutunjukkan kepada mereka yang meremehkanku bahwa aku bisa dan mampu bekerja di bidang ini. Alhamdulillah, sedikit demi sedikit mereka mulai menghargai hasil kerjaku. Dan proyek selanjutnya aku harus berpindah lokasi dari Surabaya ke Tulungagung. Selama satu tahun aku bertugas di sana untuk, lagi lagi membangun sebuah jembatan kereta api di wilayah Ngujang.

Setelah dua tahun menempati posisi administrasi proyek, aku kemudian dipercaya menjabat sebagai Site Manager. Naik jabatan artinya bertambah pula beban pekerjaanku. Secara garis besar aku diberikan amanah oleh kantor untuk bertanggung jawab penuh pada proyek yang aku kerjakan. Baik tidaknya hasil pekerjaan suatu proyek kini berada di pundakku. Awalnya aku terbebani, tetapi dengan kerja sama tim proyek yang solid, Alhamdulillah proyek yang aku pimpin dapat terselesaikan dengan baik.



Proyek pembangunan jembatan kereta api di Purwoasri Kediri tahun 2010 

Sebagai SM, aku turut  meberikan sumbangsihku di beberapa proyek infrastruktur pemerintah diantaranya proyek pembangunan jembatan kereta api di Purwoasri-Kediri pada tahun 2010 dan pembangunan jembatan kereta api jalur ganda di Surabaya dan Lamongan pada tahun 2012-2013. Ada kalanya kerikil-kerikil tajam menghadang pekerjaanku yang selalu bersinggungan dengan pengecoran, pemancangan, dan perakitan jembatan. Namun semuanya bisa kulalui dengan lancar. Aku menganggap semua masalah dan rintangan tersebut sebagai tempaan yang dapat membuatku menjadi pribadi yang lebih tangguh. 

Proyek pembangunan jembatan kereta api di Tulungagung 

Kuputuskan untuk berhenti sejenak dari pekerjaan yang selama ini aku geluti di tahun 2014. Kehadiran buah hati pertamaku membuatku memilih untuk mundur. Aku ingin menjabat sebagai ibu rumah tangga yang paripurna di mata suami dan anakku. Karena jika aku memilih tetap bekerja, waktu dan tenagaku akan habis kucurahkan pada proyek yang aku kerjakan.

Setelah vakum selama lima tahun, kuputuskan untuk kembali bekerja di bidang usaha yang sama. Namun kali ini aku memilih untuk menjadi pekerja kantoran biasa. Selain jam kedatangan dan kepulangannya lebih teratur, jarak yang harus aku tempuh untuk menuju kantorku saat ini terbilang cukup dekat.

Apalah artinya keberhasilan suatu proyek jika harus dibandingkan dengan  keberhasilanku mendidik buah hatiku. Menjadi seorang ibu sekaligus wanita yang bekerja bukan suatu permasalahan. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa membagi waktu dan pikiran antara menjadi pekerja dan menjalankan kodrat kita sebagai ibu rumah tangga. Benar begitu bukan?



2 komentar:

  1. waah..hebat..kalo saya nggk akan sanggup kerja kayak gitu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. semua bisa karena terbiasa mba, atau karena kepepet,,*ups

      Hapus