Awal aku bekerja di dunia konstruksi dibilang tidak terlalu
mulus. Aku merasa sangat awam dengan tugas-tugas yang diberikan oleh bapak Site
Manager (SM) kala itu. Celingak-celinguk, bingung bagaimana cara
mengerjakannya, tetapi malu jikalau akan bertanya. Hal yang wajar sebenarnya,
tetapi aku terlalu takut dianggap tidak bisa bekerja kalau aku terlalu banyak
bertanya. Memang benarlah pepatah lama yang mengatakan “malu bertanya sesat di
jalan”. Akhirnya kuputuskan untuk bertanya tentang tugas-tugas yang semuanya
terasa baru bagiku kepada SMku. Dengan sabar bapak SM mengajariku perihal
tugas-tugas yang harus aku kerjakan dan laporkan. Kemudian bapak SM tersebut menekankan
kepadaku bahwa tidak ada pekerjaan yang tidak bisa dilakukan, aku pasti bisa,
semua pasti ada solusinya. Kata-kata penyemangat yang
luar biasa bagiku dan selalu terngiang di sudut memoriku.
Sebagai satu-satunya karyawan wanita yang ditempatkan di suatu proyek
yang didominasi oleh kaum Adam tidak membuatku rendah diri. Pengalaman pertamaku
adalah diterjunkan untuk proyek
pembuatan shortcut jalan rel antara
Stasiun Pasar Turi dan Stasiun Semut Surabaya. Sebagai seorang newbie tak jarang aku diremehkan oleh beberapa
orang, tapi aku tidak gentar. Kutunjukkan kepada mereka yang meremehkanku bahwa
aku bisa dan mampu bekerja di bidang ini. Alhamdulillah, sedikit demi sedikit
mereka mulai menghargai hasil kerjaku. Dan proyek selanjutnya aku harus berpindah lokasi dari Surabaya ke Tulungagung. Selama satu tahun aku bertugas di sana untuk, lagi lagi membangun sebuah jembatan kereta api di wilayah Ngujang.
Proyek pembangunan jembatan kereta api di Purwoasri Kediri tahun 2010 |
Sebagai SM, aku turut meberikan sumbangsihku di beberapa proyek infrastruktur pemerintah diantaranya proyek
pembangunan jembatan kereta api di Purwoasri-Kediri pada tahun 2010 dan pembangunan
jembatan kereta api jalur ganda di Surabaya dan Lamongan pada tahun 2012-2013. Ada kalanya kerikil-kerikil tajam menghadang pekerjaanku yang
selalu bersinggungan dengan pengecoran, pemancangan, dan perakitan jembatan. Namun
semuanya bisa kulalui dengan lancar. Aku menganggap semua masalah dan rintangan
tersebut sebagai tempaan yang dapat membuatku menjadi pribadi yang lebih
tangguh.
Proyek pembangunan jembatan kereta api di Tulungagung |
Setelah vakum selama lima tahun, kuputuskan untuk kembali bekerja di bidang usaha yang sama. Namun kali ini aku memilih untuk menjadi pekerja kantoran biasa. Selain jam kedatangan dan kepulangannya lebih teratur, jarak yang harus aku tempuh untuk menuju kantorku saat ini terbilang cukup dekat.
Apalah artinya keberhasilan suatu proyek jika harus dibandingkan dengan keberhasilanku mendidik buah hatiku. Menjadi seorang ibu sekaligus wanita yang bekerja bukan suatu permasalahan. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa membagi waktu dan pikiran antara menjadi pekerja dan menjalankan kodrat kita sebagai ibu rumah tangga. Benar begitu bukan?
waah..hebat..kalo saya nggk akan sanggup kerja kayak gitu..
BalasHapussemua bisa karena terbiasa mba, atau karena kepepet,,*ups
Hapus