Selasa, 29 Oktober 2019

DAWU (EPISODE 1 : INTRO)


Kuhanya bisa menatap sirik saat melihat pemandangan di depan mataku. Adegan demi adegan dalam cerita panggung kehidupan nyata itu terlalu indah untuk bisa kumiliki. Kumelihat banyak kebahagiaan di dalam rumah bercat hijau prusi itu. Anak-anak seusiaku sedang bermain penuh canda tawa, ceria, riang gembira. Ah, andai saja aku menjadi salah satu pelakon dalam keluarga itu. 

Tak kulihat setitikpun kepiluan di sana. Awak anak-anak itu bersih terawat, hidup mereka pun seolah  teratur rapi. Terlebih waktu makannya, tak pernah luput walau semenit dari jadwal. Kehidupan mereka seakan berbanding terbalik dengan kehidupanku.

Apalah aku yang hanya semacam makhluk proletar. Dilahirkan ke dunia dan dibesarkan oleh ibunda di jalanan. Ya, hidupku banyak kuhabiskan di jalanan, berteman siang dan malam. Aku, ibu, dan ketiga saudaraku bisa makan enak tatkala ada uluran tangan dari orang yang mau berbaik hati memberi kami makanan. Jika tak ada, kumakan saja makanan seadanya, asal perutku kenyang.

Masih terkenang dalam memori ketika aku masih kecil. Di saat seharusnya kami mendapatkan asupan gizi asi dari ibuku, dia akan beringsut pergi bahkan sebelum aku atau saudaraku merebahkan badan di dekatnya. Bukan karena tak mau, tapi rupanya ibuku juga merasakan perih di lambung karena lapar yang teramat sangat. Kadangkala ketika ibuku mau menyusui, hanya setetes dua tetes asi yang keluar. Dan itu tak cukup untuk menutupi rasa lapar dan dahagaku.

Terkadang, ibuku mau berbagi makanan dengan kami. Itupun jika makanan yang dia bawa pulang cukup banyak, kalau tidak, ya akan dia makan sendiri. Cukup menyedihkan memang, tetapi itulah realita hidupku. Lalu di mana ayah yang seharusnya mencarikan rezeki buat kami? Entahlah.


#tantangan_odop_pekan8
#tantangan_odop_pekan8_episode1
#menulis_cerbung
#kelasmenulis
#komunitasODOP

2 komentar:

  1. Kok bikin terpotek-potek ceritanya. 😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi...dilanjut ya bu kiya bacanya..endingnya tak turduga loohhh

      Hapus